30- Cemburu?

716 53 52
                                    

"Istigfar Lya lama lama!"

"Ibu!!"

"ALLAHU! GUE KIRA SUDAH DIBAWA KE BENGKEL. TAHUNYA BELUM! AH TEMPE!! " celoteh Silya di dalam bagasi motor. Sedari tadi dirinya sibuk menghidupkan mesin motor klasik miliknya, yang sudah beberapa hari ini mogok. Ia kira Vina sudah membawanya ke bengkel, sayangnya itu sama sekali tak benar. Motor klasik miliknya masih berdiam di bagasi motor, penuh dengan debu, padahal baru dua hari Silya tak memakainya.

Dengan membawa sapu, Vina bergegas menghampiri sumber teriakan itu. "Kenapa sih, Lya? Pagi-pagi buta kamu teriak-teriak," tanya Vina heran, dan melihat ke arah motor yang ada di samping Silya.

Vina tercengir kuda, dan menaruh sapu yang ia pegang ke tembok. "Kemarin niatnya Ibu mau bawa ke Bengkel, tapi karena ada temen mu yang tampan itu. Nggak jadi deh akhirnya,"cengeges Vina menjelaskan, sembari menggaruk-garuk telinga bagian belakangnya.

Silya memutat bola matanya malas, dan menghela napas. "Aduh, Bu. Terus aku berangkat sekolah naik apa? Terbang? Lompat gitu? Apa menghilang seperti jin? Gimanaa?" tanya Silya bingung, dan keluar dari bagasi dengan kaki yang dihentak-hentakan ke lantai beton.

"Yang kemarin jemput Lya kemana? Masa cuma sehari doang ya? " tanya Vina tampak berpikir.

"Ha? Astaga Ibu ku yang Lya cintai ... Dia itu bukan tukang ojek, Bu. "

"Lagipula, Ibu nggak bilang dia tukang ojek!" jawab Bu Vina asal.

"ALLAHU AKBAR! IBU.. IHH NYEBELIN BANGET SII, AAA SEB--"

"Assalamualaikum."

Salam itu memotong ucapan Silya yang baru saja ingin meledakan kesabarannya. Hampir saja ia hilang kendali. Dengan bersamaan, Silya dan Vina menoleh ke sumber suara itu. Tepat di samping mereka berdua yang sedang bertatap wajah.

"Ini lagi!" geram Silya ketika menyadari siapa pemilik suara itu. Siapalagi, kalau bukan Ezra yang selalu membuat Silya kesal ketika melihatnya.

"Kenapa?" heran Ezra. Ia tak tahu menaung soal perdebatan Silya dengan Ibunya.

Silya menahan napasnya sabar, "Lo ngapain disini? Masih pagi KAKEK EZRA ALDEBARAN!!" geram Silya tak tahan lagi.

"Sekolah! Udah sana!!" usir Silya, tak ingin berlama-lama berdebat dengan cowok gila danbaneh itu.

"Dih? Ya ini mau sekolah.. Gue mau jemput lo dulu," jujur Ezra. Dan menyodorkan helm. "Ini."

"NGGAK PERLU! GUE LAGI EMOSI! LO MAU KENA IMBASNYA? UDAH SANA!!! " kasar Silya, menahan dirinya untuk tidak memukul cowok dihadapannya itu.

"Gue lakoni,"!jawab Ezra tenang. Dan melirik Vina. "Iyakan,tante?" lanjutnya. Ezra tersenyum licik ke arah Silya. Vina hanya mengangguk saja, dan menggeleng melihat dua remaja yang ada dihadapannya saat ini.

"Udah sana Lya. Sama si kasep aja. Katanya bingung ke sekolah naik apa, yakan?" goda Vina, menyenggol-nyenggol bahu Silya. Dengan sinis Silya menoleh, dan menahan dadanya yang sesak.

"Ayo? Mau atau nggak? Nggak mau juga nggak masalah. Gue berangkat ya," ujar Ezra, menarik sedikit gas motornya.

"ARGH!! IYA GUE MAU!!"npotong Silya.

Ezra menoleh, dan menghentikan motornya. Silya mencium tangan Vina dan melangkah menghampiri Ezra.

"Pakai," ujar Ezra, menyodorkan helm kembali.

Dengan kasar Silya meraihnya,dan menatap tajam, ia sungguhlah terpaksa harus berangkat sekolah bersama Ezra. Apalagi uang jajannya tak mungkin ia pakai lagi untuk memesan ojek online. Bisa-bisa, sebelum sampai ke kantin sekolah, uangnya sudah habis.

Z A A  &  L Y A (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang