Epiphany - 0;3

3.1K 443 5
                                    

Epiphany - [03]•Khawatir•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Epiphany - [03]
•Khawatir•

-

Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid berhamburan ke luar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah kosong.

"Yerim-ah, apa kau ingin ikut ke kantin?" Lisa bertanya pada Yeri yang masih sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Dara.

Yeri menggelengkan kepalanya, "Um, tidak dulu, deh. Lain kali saja," Yeri menolak ajakan Lisa, sedangkan Lisa pun hanya mengangguk lalu pergi ke luar menuju kantin bersama teman-temannya, meninggalkan Yeri sendiri di dalam kelas.

Saat sudah sampai di kantin, Lisa dan teman-temannya duduk di bangku yang biasa mereka duduki, kemudian langsung memesan makanan yang ingin mereka makan.

"Lisa-ya, kau ingin pesan apa?" tanya teman Lisa yang bernama Joy.

"Um, aku pesan nasi goreng kimchi dengan jus mangga saja, deh," jawab Lisa.

Joy pun mengangguk, lalu ia beralih ke teman yang satunya bernama Tzuyu.

"Kalau kau pesan apa, Tzuyu?"

"Samakan saja seperti Lisa, tetapi minumnya jus jeruk."

"Ok, siap!" Joy memberikan hormat kepada Lisa dan Tzuyu lalu berjalan untuk memesan makanan yang diinginkan ia, Lisa dan Tzuyu.

"Chaeyoung ke mana, Lisa? Tumben sekali dia tidak masuk?" tanya Tzuyu tiba-tiba.

Lisa mengangkat bahunya acuh, "Entah, tadi Yeri bilang kalau dia masuk. Tapi, setelah itu pergi entah ke mana."

Tzuyu mengangguk, tetapi masih ada rasa penasaran di hatinya. Akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya lagi.

"Mau sampai kapan kau dan unnie-unniemu akan membenci Chaeyoung? Apa dirimu tidak merasakan iba sedikit pun padanya?" Tzuyu kembali bertanya.

Lisa menghela napasnya keras, "Kalau itu aku lebih tidak tahu. Unnie-unnieku sudah terlanjur sangat membencinya, walaupun aku ada rasa kasihan padanya. Tapi, mau bagaimana lagi? Kalau sudah benci ya tetap benci, tidak bisa diubah."

Tzuyu menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak setuju dengan ucapan Lisa, "Kalau di hatimu sudah ada rasa kasihan padanya, berarti hatimu perlahan sudah luluh dan rasa bencimu juga sudah sedikit memudar."

Tangan Tzuyu beralih memegang tangan Lisa, "Lisa-ya, buang sedikit rasa egomu, kau tidak bisa terus-terusan membenci Chaeyoung. Apa kau tidak pernah sadar kalau setiap hari wajah Chaeyoung selalu murung? Matanya sembab seperti orang yang habis menangis?" tanya Tzuyu dengan iba.

"Aku saja merasa kasihan padanya. Apakah kau yang kodratnya sebagai saudara tidak ada rasa kasihan sama sekali?" lanjut Tzuyu.

Raut wajah Lisa terlihat sedang berpikir setelah mendengar ucapan Tzuyu, "Tzuyu, aku tetap tidak bisa. Aku takut unnie-unnieku ikut membenciku hanya karena aku dekat dengan Chaeyoung."

Biru [SUDAH TERBIT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang