Epiphany - 1;3

2.5K 364 17
                                    

Epiphany - [13]•Sadar•

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Epiphany - [13]
•Sadar•

-

"Chaeng!"

Jisoo segera berlari menghampiri ranjang Chaeyoung. Kemudian langsung saja memeluk tubuh ringkih Chaeyoung yang baru sadar dari komanya selama sepuluh hari ini.

"Akhirnya kau sadar, sayang," Jisoo menangis tersedu-sedu. Tapi, kali ini air mata yang keluar dari matanya merupakan air mata bahagia. Bahagia karena penantian menunggu adiknya sadar sudah terkabul.

Jennie dan Lisa yang terusik karena teriakan Jisoo menjadi terbangun dari tidurnya. Lalu betapa terkejutnya mereka saat melihat Chaeyoung sudah membuka matanya di dalam pelukan Jisoo.

"Chaeng!" Lisa bangkit dari tempatnya, ia langsung memeluk tubuh Chaeyoung bersamaan dengan Jisoo.

Jennie yang masih belum percaya dengan tidak sengaja menampar pipinya sendiri. Memastikan bahwa ini nyata bukan mimpi.

Sakit, itu yang dirasakan Jennie saat menampar pipinya sendiri. Lantas langsung saja ia ikut menghamburkan pelukannya di tubuh Chaeyoung bersama Jisoo dan Lisa.

Air mata bahagia keluar dari mata indah Jisoo, Jennie dan Lisa. Akhirnya, setelah sepuluh hari hanya ada air mata kesedihan, hari ini air mata itu berubah menjadi air mata kebahagiaan.

Jisoo langsung saja menekan tombol yang berada di atas headboard ranjang Chaeyoung.

Hingga tak membutuhkan waktu lama, pria berjas putih datang bersama dengan perawatnya.

"Kalian bisa menunggu di luar sebentar, saya ingin mengecek keadaannya dahulu," dokter tersebut memberi arahan.

Jisoo, Jennie dan Lisa mengangguk. Mereka bertiga langsung keluar dari ruangan Chaeyoung, membiarkan dokter tersebut memeriksa keadaan saudarinya.

"Akhirnya, unnie. Chaeng sadar," Lisa memeluk Jisoo dan Jennie bersamaan.

"Iya, Lisa. Ini semua berkat do'a kita, dan tidak lupa dengan keajaiban Tuhan untuk Chaeng," Jennie membalas ucapan Lisa.

Jisoo sebagai kakak tertua sangat senang, bahkan ia merasa ini seperti mimpi. Mimpi indah bagi Jisoo.

"Seperti yang unnie bilang, Chaeng itu sangat menyayangi kita, maka dari itu dia tidak akan pernah meninggalkan kita," Jisoo menimpali dan langsung mendapatkan anggukan dari Jennie dan Lisa.

Tak lama, dokter yang mengecek keadaan Chaeyoung sudah keluar dari ruangannya.

"Bagaimana, Dok?" tanya Jisoo.

Dokter tersebut tersenyum, "Keadaannya mulai membaik, hanya saja ia butuh istirahat yang lebih."

"Syukurlah," Jisoo, Jennie dan Lisa berucap kompak.

"Baik, kalau begitu saya pamit dulu. Terima kasih," dokter tersebut pergi dari ruang rawat Chaeyoung bersama perawatnya.

Jisoo, Jennie dan Lisa kembali masuk ke dalam ruang rawat Chaeyoung.  Hingga mereka bisa melihat Chaeyoung yang sedang melamun di atas brankarnya.

Biru [SUDAH TERBIT]✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ