Epiphany - [08]
•Merawat Chaeyoung•-
Chaeyoung terbangun dari tidurnya setelah ia tertidur lumayan lama, dan kini sekarang ia merasakan bahwa Jennie sudah tidak berada di sampingnya.
Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyilaukan penglihatannya. Lalu Chaeyoung membangunkan tubuhnya untuk bisa bersandar pada headboard.
Ia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping kasurnya. Mengecek apakah ada telpon masuk atau pesan masuk dari teman-temannya.
Benar saja sesuai perkiraan Chaeyoung, kini di notifikasi ponsel Chaeyoung tertera 6 misscall dari Lisa dan 7 message dari Lisa juga yang berisi;
Chaeyoung tersenyum membaca pesan dari Lisa, hatinya menghangat. Sudah lama ia tidak mendapatkan perhatian seperti ini dari Lisa.
Kemudian jari Chaeyoung tergerak ingin mengetik sesuatu untuk membalas pesan Lisa, tetapi Jennie sudah lebih dulu datang ke kamarnya dengan membawa nampan yang berisi bubur, air putih beserta obat.
"Jennie unnie..," Chaeyoung sedikit terkejut, lalu ia menaruh kembali ponsel miliknya di atas nakas.
Jennie tersenyum ke arah Chaeyoung, "Akhirnya kau bangun juga. Makan ya, unnie suapi," Jennie berucap lembut.
Chaeyoung mengangguk, ada rasa senang sekali di hatinya saat Jennie kembali perhatian padanya. Perhatian yang sudah 8 tahun ke belakang ini hilang entah ke mana, hanya digantikan dengan tatapan dingin dan ucapan dingin yang diberikan Jennie. Lalu tepat pada hari ini, perhatian itu kembali datang, membawa kebahagiaan untuk Chaeyoung.
Jennie mendudukan dirinya di samping kasur Chaeyoung. Kemudian ia menaruh nampan tersebut di nakas dan mengambil bubur yang akan disuapkan untuk Chaeyoung.
"Aaaa," Jennie mengisyaratkan Chaeyoung untuk membuka mulutnya. Chaeyoung langsung menuruti itu.
Keadaan menjadi hening, Jennie yang sibuk menyuapi Chaeyoung dan Chaeyoung yang sibuk melihat ke arah Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru [SUDAH TERBIT]✔
Fiksi Penggemar•Book I• [Completed] •Genre : [Angst/Teenlit/Drama/Comfort AU] - [Sinopsis] Tentang Chaeyoung dan ketiga saudari angkatnya. Benar kata orang, penyesalan dan pencerahan itu selalu datang di akhir cerita. Memberi bekas luka yang mengharu biru diterpa...