Epiphany - 0;7

3K 428 17
                                    

Epiphany - [07]•Kembalinya Perhatian Jennie•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Epiphany - [07]
•Kembalinya Perhatian Jennie•

-

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 KST, waktu di mana matahari sedang pas berada di atas kepala manusia yang sedang berada di luar rumah.

Chaeyoung yang merasa tenggorokannya kering, menjadi terbangun dari tidurnya. Merasakan haus yang amat sangat. Kepalanya masih berdenyut nyeri, seperti sedang dipukuli benda keras bertubi-tubi.

"Ugh, kapan pusing di kepalaku akan pulih," Chaeyoung menghela napas panjang. Memegang kepalanya yang terasa berat sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.

Chaeyoung berjalan dengan langkah yang gontai. Sesekali ia memegang dinding-dinding rumahnya sebagai pertahanan agar ia tidak tumbang.

Saat sudah sampai di dapur, Chaeyoung langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Ia teguk segelas air putih itu sampai habis tak tersisa.

"Hah... akhirnya," Chaeyoung bernapas lega saat tenggorokannya tak lagi kering.

Ting Tong!

Bel di depan pintu berbunyi, sepertinya ada seseorang yang memencet bel tersebut.

Chaeyoung segera berjalan menuju pintu utama rumahnya, sama seperti tadi, ia berjalan dengan langkah yang gontai. Bahkan pusing di kepalanya semakin bertambah nyeri.

"Aish, apa tidak bisa ditahan sebentar pusing ini? Aku harus ke depan!"  Chaeyoung berdesis dengan kesal saat dirinya hampir saja terjatuh di ruang tamu.

Saat sudah sampai di depan pintu, Chaeyoung segera membuka pintunya, memperlihatkan kakak keduanya yang sedang berdiri di depan sambil memainkan ponsel genggamnya.

"Eoh, Jennie unnie sudah pulang ternyata..," sapa Chaeyoung dengan senyuman palsunya. Jujur, kepala Chaeyoung semakin sakit. Ia harus tetap bertahan sampai di kamarnya nanti.

Sang empu yang baru disapa oleh adiknya tidak menjawab sapaan tersebut, ia hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Sampai hampir tidak bisa terlihat oleh siapa pun jika Jennie sedang tersenyum. Kemudian Jennie melangkahkan kakinya untuk segera memasuki rumahnya.

Bruk!

Belum jauh Jennie berjalan dari pintu utama, ia mendengar seperti ada seseorang yang terjatuh. Hingga saat ia membalikkan badan, ia melihat Chaeyoung sudah tergeletak lemas tak berdaya di lantai.

"Chaeng!" Jennie segera berlari menghampiri Chaeyoung. Ia menaruh kepala Chaeyoung di pahanya sebagai tumpuan.

"Chaeng, bangun, Chaeng!" Jennie menepuk-nepuk pelan pipi Chaeyoung yang mulai mengurus tersebut.

"Ugh, panas sekali suhu tubuhnya," Jennie meringis saat tangannya menyentuh kulit Chaeyoung yang terasa panas.

Jennie tak mau ambil pusing, ia segera membawa Chaeyoung ke kamarnya dengan cara menggendong Chaeyoung di punggungnya.

Biru [SUDAH TERBIT]✔Where stories live. Discover now