Dua

14.4K 1.2K 37
                                    

Sepulang dari acara jalan-jalannya dengan Hanabi, Hinata diminta ayahnya untuk menghadap. Entah apa yang ingin dibicarakan ayahnya kali ini, tapi Hinata merasa ini menyangkut soal perjodohannya.

Hinata mengetuk pintu dengan pelan. Setelah terdengar suara Hiashi yang mempersilakan Hinata masuk, barulah ia menggeser pintu dengan perlahan.

Mengambil tempat duduk berhadapan dengan ayahnya, Hinata merasa sangat gugup. Ayahnya sangat jarang memanggil Hinata untuk berbicara berdua secara pribadi seperti ini. Jika bukan masalah penting, pasti tentang 'Hinata yang lemah' atau tetua Hyuuga yang menginginkan Hinata menjadi lebih kuat sebagai pewaris.

"Kau pasti sudah mendengat tentang perjodohanmu, kan?" Hiashi bertanya dengan suaranya yang datar dan dalam. Sedikit mengerikan memang, tapi ayahnya memang begini.

"Ha'i, Otou-sama."

"Malam ini, mereka akan datang. Berdandanlah dengan sebaik mungkin." Hiashi menyesap teh hijaunya dengan perlahan.

Hinata menunduk. Bingung harus bereaksi seperti apa. Haruskah Hinata menolaknya? Bukankah Hiashi tau jika Hinata hanya mencintai Naruto?

"T-tapi kenapa harus aku Tou-sama?" Hinata bertanya dengan suaranya yang lirih.

Mendengar pertanyaan putrinya, Hiashi menghela nafas pelan. Haruskah ia mengatakan alasan sebenarnya?

Flashback

Kakashi masih menatap Hiashi yang terdiam. Menunggu keputusan apa yang akan diambil oleh ketua klan Hyuuga tersebut.

"Aa, kurasa anda harus menerimanya Hiashi-sama." Kakashi berucap dengan suara pelan, namun tegas.

"Seperti yang kita tau, pemilihan pewaris Hyuuga tinggal satu bulan lagi. Anda tentu tidak ingin Hanabi ataupun Hinata menjadi bunke, bukan? Lagipula, jika Hinata menikah dengan pria luar klan, tentu akan menguntungkan pihak kalian juga. Bukankah para tetua Hyuuga menginginkan Hanabi sebagai penerusmu? Jika Hinata tidak dinikahkan, maka Hinata akan disegel menjadi bunke, begitupula jika Hinata yang Anda tetapkan menjadi pewaris, maka Hanabi yang harus menjadi bunke."

Hiashi terdiam cukup lama. Ia akui, apa yang dikatakan Kakashi memang benar. Ayah mana yang tega melihat putrinya harus disegel? Tapi, menikahkan Hinata dengan pemuda Uchiha itu, Hiashi merasa sedikit tidak rela. Bagaimana jika Hinata tidak bahagia? Bagaimana jika Hinata disiksa? Atau yang lebih parah, nyawa Hinata dihabisi oleh pemuda itu? Membayangkannya saja Hiashi tidak sanggup.

"Anda tidak perlu khawatir. Sasuke adalah pemuda yang baik, terlepas dari masa lalunya yang seorang nuke. Saya yang menjaminnya, Hiashi-sama. Jika Sasuke berbuat macam-macam pada Hinata, saya sendiri yang akan menghukumnya." Kakashi mengatakannya tanpa ragu.

Apa rasa khawatir Hiashi terlihat begitu jelas? Kenapa Hokage begitu tepat membaca pikirannya.

Hiashi menghela nafasnya dengan berat. "Baiklah, aku menyetujui perjodohan ini. Tentu dengan syarat."

"Apa syarat yang ingin anda ajukan?"

Hiashi memejamkan matanya sesaat, kemudian membuka matanya kembali. Namun sorot matanya kali ini lebih mengerikan dari sebelumnya.

"Jika putriku terluka karena pemuda Uchiha itu, maka aku sendiri yang akan menghukumnya, sesuai dengan cara Hyuuga."

Jujur saja, Kakashi bahkan merinding mendengar penuturan Hiashi kali ini. Benar-benar ayah yang menakutkan. Namun, Kakashi bisa merasakan adanya kasih sayang tersirat dari ucapannya tersebut.

"Baiklah. Minggu depan, kami akan datang kembali untuk melamar Hinata secara resmi." Kakashi tersenyum dibalik maskernya.

End of Flashback

"Ku harap kau tidak mengecewakan, Hinata." Hiashi membalas pertanyaan Hinata dengan ambigu.

Jadi selama ini Hinata selalu mengecewakan ya? Hinata tidak pernah membuat ayahnya merasa bangga. Apa dengan menyetujui perjodohan ini, Hinata bisa membanggakan ayahnya? Hinata tersenyum miris.

"Ha'i, Otou-sama. Kalau begitu, saya permisi."

Hinata berdiri, kemudian membungkuk ke arah Hiashi. Setetes air matanya jatuh saat itu. Kemudian Hinata berbalik meninggalkan Hiashi sendirian.

Tanpa Hinata sadari, Hiashi memandang putrinya dengan sendu. Apakah selama ini ia terlalu keras pada Hinata? Rasanya jarak diantara mereka semakin jauh.

'Hikari, apa yang ku lakukan saat ini sudah benar?' batin Hiashi.

~~~

Sasuke malam ini terlihat sedikit berbeda. Lebih rapi tepatnya. Ia menggunakan Hakama dan Haori berwarna hitam, peninggalan Uchiha Fugaku. Sasuke ternyata benar-benar 'membongkar' isi lemari ayahnya. Rambutnya pun ditata rapi, sehingga malam ini pemuda Uchiha itu benar-benar terlihat seperti seorang ketua Klan.

"Kau mendengarkan perkataanku ternyata." Kakashi terkekeh pelan. Ditepuknya bahu Sasuke, bangga melihat mantan anak didiknya kini sudah dewasa, bahkan hendak menikah.

Kakashi malam ini juga mengenakan pakaian Kage nya. Tentu ditemani para tetua Konoha juga. Kini mereka telah sampai di depan gerbang kediaman Hyuuga. Sasuke sedikit gugup, seperti akan dieksekusi rasanya.

"Santai saja, kau hanya perlu duduk tenang dan bicara jika perlu." Kakashi berbisik pelan.

"Hn" Jawaban yang sangat jelas, Sasuke.

Mereka dipersilakan masuk oleh para bunke yang berjaga di depan gerbang.

"Hiashi-sama dan para tetua Hyuuga sudah menunggu kedatangan Anda semua. Mari ikuti saya." Salah satu bunke mengarahkan mereka ke ruang pertemuan.

Di dalam ruangan tersebut, sudah ada Hiashi dan para tetua Hyuuga yang menunggu kedatangan mereka.

Setelah dipersilakan duduk, mereka mulai berbincang-bincang. Sasuke tidak terlalu peduli dengan apa yang dibicarakan. Pikirannya sibuk sendiri.

Bahkan saat Hinata dan Hanabi masuk, Sasuke tidak menyadarinya.

Acara berlangsung dengan sangat membosankan bagi Sasuke. Ingin sekali rasanya Sasuke pulang, tapi hal tersebut bukanlah pilihan yang tepat saat ini.

Hingga akhir dari acara 'lamaran', Sasuke tidak memperhatikan sama sekali apa yang mereka bicarakan. Tidak peduli lebih tepatnya. Ujungnya pasti dia akan menikah, kan?

Tanpa Sasuke sadari, Hinata menatap Sasuke dengan sorot mata tidak mengerti. Apa hanya Hinata yang merasa keberatan (tapi tidak berani mengatakan). Dari kabar yang beredar, bukankah Sasuke dekat dengan Sakura? Rasanya Hinata seperti perebut kekasih temannya sendiri. Mungkin setelah acara ini Hinata harus berbicara dengan Sasuke.

TBC

Kok malah ngawur ya:(
Gpp lah yg penting lanjut wkwk
Jangan lupa vote dan komen yaa~

Secret Feeling (Lengkap)Where stories live. Discover now