Delapan Belas

12K 1K 92
                                    

Warning: alurnya mungkin akan cepat

.
.
.

"Naruto-nii, jangan konyol! Baju katak itu tidak cocok untuk bayi-bayi Hinata-nee!"

Kesabaran Hanabi yang memang pada dasarnya sudah sangat tipis kali ini harus diuji dengan tingkah Naruto yang menurutnya amat sangat konyol dan menggelikan. Sejak tadi pakaian bayi yang Naruto pilih selalu berebentuk aneh dan tidak jauh dari warna hijau ataupun bentuk katak.

"Kau tidak mengerti Hanabi. Baju ini benar-benar lucu. Aku ingin melihat keponakanku memakainya!" Naruto tak kalah berisik. Menurutnya Hanabi tidak mengerti bagaimana lucunya jika bayi-bayi Hinata mengenakan pakaian yang dipilihnya. Hanabi tidak pernah suka melihat Naruto senang.

Sementara Hinata hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Yang seharusnya sangat antusias kan dirinya, bukan Hanabi ataupun Naruto. Hinata hanya berdiri memperhatikan mereka yang asik berdebat.

Kehamilan Hinata saat ini sudah berusia tujuh bulan, hampir memasuki bulan ke delapan. Awalnya Hinata belum ada rencana untuk membeli perlengkapan bayi, ia ingin melakukannya bersama Sasuke. Namun, rencana Hinata terpaksa dimajukan karena sejak pagi hari Naruto dan Hanabi sudah berisik membujuknya untuk membeli perlengkapan bayi bersama mereka. Akhirnya Hinata hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan dua orang yang tidak pernah akur tersebut.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka bertiga. Bukan lagi dengan tatapan mencemooh ataupun menghina, orang-orang memandang mereka sambil tertawa geli melihat tingkah konyol Naruto dan Hanabi.

Mengabaikan mereka, Hinata mendekat kearah bagian perlengkapan mandi. Sesekali Hinata mengambil beberapa produk yang dirasanya cocok untuk bayi-bayinya dan memasukkannya ke dalam troli belanja.

Meskipun perutnya sudah sangat besar, Hinata masih mampu bergerak dengan cukup gesit. Meskipun terkadang ia akan merasakan kelelahan. Terkadang perutnya juga terasa nyeri, seperti saat ini.

"Uchiha-san"

Seseorang menepuk pundak Hinata. Merasa dipanggil, Hinata menengok kearah orang yang memanggilnya.

"I-itu ..."

Mata Hinata mengikuti arah telunjuk orang tersebut. Betapa terkejutnya Hinata, kakinya saat ini sudah basah oleh air ketuban bahkan sudah ada darah di sana.

"H-hanabi ... N-naruto ..."

Hanabi dan Naruto yang mendengar rintihan Hinata menengok kearahnya. Betapa paniknya mereka melihat keadaan Hinata saat ini. Melupakan belanjaan mereka, Hanabi dan Naruto bergegas menolong Hinata dan membawanya ke Rumah Sakit Konoha.

Apapun itu, prioritas mereka saat ini adalah keselamatan Hinata dan bayi-bayinya.

.
.
.

Di depan ruang operasi sudah ada Naruto, Hanabi, Hiashi dan juga Kakashi yang menunggu Hinata. Mereka semua terlihat panik, terlebih Hiashi. Sedari tadi ayah dari Hinata dan Hanabi itu terus menerus mondar-mandir di depan pintu ruang operasi. Kakashi bahkan sampai jengah melihatnya.

Tidak bisa disalahkan juga, mungkin Hiashi memiliki trauma tersendiri mengenai persalinan. Dulu saat istrinya melahirkan Hanabi, istrinya sampai kehilangan nyawanya sendiri. Hal ini membuat Hiashi takut jika kejadian serupa juga menimpa Hinata. Semoga saja tidak.

Lalu, mengapa Kakashi berada di sini? Seharusnya ia berada di kantor Hokage, 'kan? Jika kalian lupa, Kakashi merupakan wali dari Sasuke. Artinya posisi Kakashi di sini sama dengan Hiashi, menunggu kelahiran cucunya. Sebenarnya Kakashi mengasihani dirinya sendiri, menikah saja belum tapi sudah memiliki cucu. Poor Kakashi.

Secret Feeling (Lengkap)Where stories live. Discover now