Enam

13.7K 1.2K 147
                                    

Undangan pernikahan Sasuke dan Hinata sudah disebar beberapa hari yang lalu. Besok adalah hari pernikahan mereka. Banyak orang yang tidak percaya dan meragukan kabar baik ini. Tidak sedikit yang menanggap hal ini hanyalah sebuah lelucon. Ada juga yang berpendapat bahwa ini adalah pernikahan yang dilaksanakan demi kepentingan golongan elit Konoha.

Biarkan mereka berspekulasi.

Hinata berniat menemui Sasuke malam ini. Ada beberapa hal yang ingin ia bicarakan. Mengenai pernikahan dan kehidupan mereka kedepannya.

Dengan alasan ingin mengantarkan makan malam dan mendekatkan diri dengan calon suaminya, Hinata berhasil mengantongi izin dari Hiashi untuk menemui Sasuke. Padahal alasannya sedikit tidak masuk akal, terlalu larut untuk mengantarkan makan malam.

Meski begitu, kini Hinata sudah berada di jalan menuju kearah mansion Uchiha sambil mendekap kotak makan. Mengantarkan makan malam bukan hanya sekedar alasan, Hinata memang membuatkan Sasuke makan malam. Mungkin saja pemuda itu memang belum makan malam, kan?

Tiba-tiba langkahnya terhenti. Seorang yang sangat tidak asing untuknya kini tengah memandangnya lurus dengan tatapan tak terbaca. Berdiri seorang diri seolah memang sedang menunggu Hinata lewat di jalan ini.

"Na-naruto-kun." Gumam Hinata dengan sedikit terbata. Naruto melangkah mendekat, menyisakan jarak yang sangat dekat. Bahkan Hinata bisa mencium aroma khas dari tubuh Naruto yang sangat dikenalnya.

"Hinata—" Suara Naruto serak, tidak seperti biasanya. "—besok, ya?" Hinata langsung menangkap maksud Naruto. Pernikahannya dengan Sasuke, besok.

Hinata hanya mengangguk, tidak sanggup mengeluarkan suaranya. Pikiran Hinata berkecamuk saat ini. Apa alasan Naruto mencegatnya seperti ini? Seorang diri, dimalam yang cukup larut. Apa Naruto bermaksud meminta Hinata membatalkan pernikahannya besok dan berniat mengajaknya kabur?

Hinata no baka!

"Bisakah kau membatalkannya?" Suara Naruto pelan, nyaris tidak terdengar. Hinata mundur satu langkah, sangat terkejut. Pemikirannya benar? Wah mengejutkan. Hinata menghembuskan napasnya pelan, menetralisir rasa kagetnya yang bisa dikatakan cukup untuk membuatnya goyah.

"Ke-kenapa?" Hinata menuntut alasan Naruto memintanya untuk membatalkan pernikahannya. Jika alasan Naruto sama dengan pemikirannya, mungkin saja Hinata akan sepenuhnya oleng.

Naruto terkekeh pelan, namun matanya benar-benar terlihat sendu. "Kau tentu tau jika Sakura-chan sangat mencintai Sasuke selama ini. Saat mendapat kabar pernikahan kalian, keadaannya benar-benar hancur dan mengkhawatirkan, Hinata. Kumohon, batalkan pernikahan kalian."

Hinata hampir saja luluh dengan Naruto. Biar bagaimanapun, Hinata pernah sangat mencintai pemuda di depannya ini, bahkan rela mempertaruhkan nyawanya sendiri. Lalu apa katanya tadi? Dia mengkhawatirkan keadaan Sakura yang merupakan cinta pertamanya, memohon pada Hinata agar mau membatalkan pernikahannya. Mungkin pemuda di depannya ini sudah tidak waras!

"A-aku tidak bisa, Naruto-kun." Hinata menjawab tanpa menatap mata Naruto. Terkejut dengan jawaban Hinata, Naruto benar-benar tidak menduga jika Hinata akan menolak permintaannya. Bukankah Hinata tidak pernah menolak permintaan orang lain, sekalipun itu adalah hal yamg sangat berat untuknya.

"Kenapa? Bukankah kau mencintaiku? Kau tidak mencintai Sasuke!" Naruto meninggikan suaranya, cukup frustasi. Hinata hanya tersenyum miris. Seandainya Naruto memintanya jauh-jauh hari, seandainya Naruto memintanya karena memang pemuda ini menginginkan Hinata, bukan untuk kebahagiaan gadis lain, mungkin Hinata akan menurut. Biarkan sekali ini saja Hinata menjadi egois, untuk dirinya sendiri, untuk hatinya.

"Setidaknya pikirkanlah bagaimana perasaan Sakura-chan, Hinata!" Hinata terkejut, sangat. Naruto berteriak dengan segala emosinya yang berkecamuk di depan wajah Hinata. Tanpa sadar, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

Secret Feeling (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang