Tujuh Belas

12.1K 1.1K 60
                                    

Angin membelai rambut dengan begitu lembut. Kehadiran pasangan Uchiha ini seolah disambut. Hinata mendekat ke arah sebuah makam. Makam ibunya.

Hinata meletakkan bunga lily putih yang sempat dibelinya di toko bunga Yamanaka sebelum mampir kemari. Dipandanginya cukup lama nisan yang bertuliskan Hyuuga Hikari.

Teringat akan cerita ayahnya, perlahan air mata menetes dari kedua manik rembulan Hinata. Ia tau bahwa ibunya adalah wanita yang begitu kuat. Namun, Hinata baru mengetahui jika perjalanan hidup ibunya tidaklah seindah yang ia kira selama ini.

Hinata duduk bersimpuh di atas tanah samping makam ibunya, membiarkan bajunya sedikit kotor terkena tanah. Sedangkan Sasuke masih berdiri di samping Hinata, memperhatikan apa yang sedang istrinya lakukan.

"Okaa-sama, ini Hinata." Suara Hinata terdengar serak, seperti menahan tangis. "Hari ini aku datang bersama suamiku, dulu aku pernah menceritakan tentangnya." Hinata terkekeh pelan.

Sasuke melirik Hinata dari sudut matanya. Hinata pernah bercerita tentangnya di sini? Sasuke merasa sedikit bangga, Hinata berani mengenalkan Sasuke pada ibunya.

"Setelah menikah dengannya, aku merasa bahagia. Bahkan saat ini aku sedang mengandung, anak kembar. Okaa-sama tidak perlu mengkhawatirkanku lagi, sekarang ada Sasuke-kun yang menjagaku. Aku harap Okaa-sama tenang di sana. Doakan aku pada Kami-sama agar selalu sehat dan kuat." Air mati Hinata jatuh seiring dengan kata yang ia ucapkan.

Hinata tidak ingin berlama-lama di sini. Bisa-bisa ia malah membanjiri pemakaman ini dengan air matanya. Hinata memilih bangkit dan mengusap pipinya yang basah.

"A-aku pamit, Okaa-sama." Hinata berojigi di depan makam ibunya. Setelahnya ia berbalik menuju arah keluar pemakaman. Sementara Sasuke masih diam di tempatnya.

"Okaa-sama ..." Sasuke membungkukkan tubuhnya di depan makam ibu Hinata. "Saya adalah suami putri anda, Hinata. Saya tidak bisa berjanji untuk selalu membuat putri anda tersenyum, karena dalam hidup pasti akan selalu ada air mata. Namun, saya berjanji akan menjaga Hinata dengan nyawa saya. Saya akan membahagiakan Hinata dengan segenap kemampuan saya. Saya harap, anda selalu mendoakan kami dari sana."

Semilir angin lembut menerpa Sasuke. Seolah pertanda jika ibu mertuanya merestui Sasuke. Perlahan senyum tipis hadir di wajahnya yang datar, sebagai ucapan terima kasih pada ibu mertuanya. Setelah itu Sasuke sedikit berlali menyusul Hinata yang lebih dulu keluar area pemakaman. Tidak sulit mengejar Hinata yang berjalan sedikit lambat karena sedang hamil.

Saat langkahnya berhasil menyamai Hinata, Sasuke memilih merangkul pinggang Hinata ketimbang menggenggam tangannya seperti saat menuju ke tempat ini.

Hinata sedikit kaget karena perlakuan Sasuke. Kenapa Sasuke menjadi possesive seperti ini?

"T-terjadi sesuatu?" Hinata bertanya pelan.

"Hn." Ya, jawaban yang jelas sekali Sasuke.

Mereka berjalan menuju ke arah kediaman Uchiha dengan tenang. Sesekali Hinata mengajak Sasuke berbicara, meskipun terkadang Sasuke hanya merespon dengan anggukan atau gelengan kepala saja.

"Apakah Sasuke-kun akan pergi lagi?"

Pertanyaan Hinata membuat Sasuke menghela napasnya pelan. Teringat akan misinya untuk menyelidiki tentang Kaguya yang masih belum selesai. Selain penyelidikan, Sasuke juga melakukan misi ini untuk penebusan dosanya. Di perjalanan Sasuke sering membantu orang-orang non-ninja yang kesulitan. Tidak banyak orang non-ninja yang mengetahui jika Sasuke adalah Uchiha yang kejam, jadi mereka merasa senang-senang saja.

"Hn. Mungkin akan berangkat besok." Sasuke menjawab dengan terus terang. Ia tidak bisa terlalu lama berada di Konoha. Masih banyak yang perlu Sasuke selidiki.

Secret Feeling (Lengkap)Onde histórias criam vida. Descubra agora