Sembilan

13.6K 1.2K 167
                                    

Terhitung sudah satu minggu perjalanan misi Sasuke bersama tim tujuh kali ini. Selama dua hari mereka di perjalanan, dan tiga hari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan misi. Bukan misi bertarung ataupun hal semacam itu. Hanya misi yang berhubungan dengan diplomasi antara Konoha dengan beberapa desa non-ninja.

Sebenarnya mereka tidak terlalu terburu-buru. Namun, Sasuke sudah sangat resah di sana. Pikirannya hanya tertuju pada satu tempat.

Rumah.

Baru kali ini Sasuke merasa sangat ingin pulang ke rumah. Di tempat inilah akhirnya, mereka terpaksa menginap di tengah hutan. Selain perjalanan malam yang cukup beresiko, mereka juga harus memulihkan tenaga. Selama seharian penuh mereka berjalan dan melompat.

Ninja juga manusia.

Sasuke dan tim tujuh duduk melingkar menghadap api unggun, cuaca cukup dingin malam ini. Mungkin karena sudah hampir memasuki musim gugur.

Suasana yang berisik karena ocehan Naruto dan Sakura tidak mampu mengalihkan perhatian Sasuke yang terus berpikir tentang 'rumah'.

Atau mungkin seseorang yang tanpa ia sadari menjadi rumah baginya.

Sai yang menyadari hanya tubuh Sasuke yang berada di tempat ini sedangkan pikirannya terbang jauh hanya bisa tersenyum palsu. Ternyata Sasuke bisa seperti ini ya. Setaunya Sasuke hampir tidak pernah membiarkan dirinya tidak dalam keadaan waspada, apalagi di tempat asing seperti ini.

Menikah mengubah kebiasaan seseorang ternyata.

"Sepertinya teman kita merindukan seseorang." Sai berkata tanpa memperhatikan situasi. Bahkan nada suaranya tampak menyindir.

Seketika perdebatan antara Naruto dan Sakura terhenti. Naruto melirik ke arah Sasuke yang tetap diam, kemudian melirik ke arah Sakura yang mendadak murung. Rasanya Naruto sangat ingin menghajar wajah Sai yang masih tersenyum memuakkan itu karena merusak suasana yang ada dalam tim.

"Sakura-chan, kau baik-baik saja?" Naruto bertanya khawatir. Bukan tanpa alasan. Meskipun Sakura mengatakan bahwa ia baik-baik saja, Naruto adalah orang yang paling tau bahwa Sakura benar-benar hancur karena pernikahan Sasuke.

"Kalian tidurlah, aku yang akan berjaga pertama." Suara Sasuke memecah keheningan yang ada. Sasuke memang menyukai suasana hening, tapi bukan hening yang tidak menyenangkan seperti saat ini.

Tanpa bantahan, mereka langsung masuk ke dalam sleeping bag mereka masing-masing.

Setelah dirasanya semua sudah tertidur, Sasuke mengeluarkan sebuah batu amethyst dari balik bajunya. Batu yang di dapatkannya saat pelaksanaan misi kemarin.

 Batu yang di dapatkannya saat pelaksanaan misi kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Warnanya mengingatkan Sasuke dengan rambut Hinata. Amethyst yang masih belum dibentuk. Benar-benar berupa bongkahan batu. Sasuke mengambil kunai miliknya dan mulai mengukir batu tersebut.

Beberapa jam berlalu dan Sasuke masih fokus mengukir batu dengan kunai tajamnya. Jika sudah selesai nanti, batu yang diukirnya ini akan diberikan kepada Hinata sebagai hadiah pernikahan mereka. Sasuke belum sempat memberikan apapun.

Secret Feeling (Lengkap)Where stories live. Discover now