Jangan menangis

40.7K 950 12
                                    

Raisa tiba di rumahnya, setelah itu supir Nicho langsung kembali. Di ruang tamu, ayah dan ibu tirinya sedang berbincang menunggu kepulangannya. Saat Raisa masuk, ayahnya langsung berdiri dari duduk dan menarik tangannya untuk duduk di kursi.

"Bagaimana? apa dia menyukaimu?"

Hanya itu yang ayah tanyakan,
sedikitpun ayah tidak memikirkan perasaanku.

"Kamu tidak membuat masalah kan?" tanya ibu tirinya.

"Semua berjalan sesuai keinginan kalian, aku sangat lelah."

"Iya-iya, sana istirahatlah." jawab ayah Raisa

Kedua orang tuanya tak peduli ada air mata yang jatuh di pelupuk mata putri mereka saat berjalan menaiki tangga.

Begitu masuk kamarnya, Raisa melempar tasnya ke tempat tidur.
Dia berjalan ke arah cermin, memandang dirinya yang sangat menyedihkan. Dia tak habis pikir ayahnya bisa setega ini terhadapnya.

Sementara, Steve sedang menghabiskan waktu bersama kekasihnya di tempat karaoke.

"Steve, mau sampai kapan kita begini? Kapan kamu melamarku?"

"Laura, aku belum siap."

"Dari dulu itu yang selalu kamu katakan."

Steve diam sesaat

"Apa jangan-jangan.."

Steve kembali menatap Laura

"Kamu punya wanita lain."

"Laura, kamu.."

"Mungkin saja kan. Aku rasa kamu selalu menghindar setiap kali aku membahas ini."

"Kamu tahu sendiri kan, perusahaan ayahku hampir saja bangkrut."

"Memang apa hubungannya denganmu? Toh, kamu punya perusahaan sendiri. Kamu pasti hanya mencari alasan."

"Aku harus pulang."

Steve berdiri dari duduknya, Laura juga ikut berdiri.

"Bagaimana kalau kamu menginap di rumahku malam ini?"

"Laura, kamu tahu kan? Aku tidak mau melakukannya, aku tidak akan menyentuhmu sebelum kita menikah."

Laura memutar bola matanya malas.

"Terserah! aku pulang sendiri naik taksi."

Laura berjalan cepat meninggalkan Steve disana, Steve pun bergegas pulang.

***

Sesampai dirumah, Steve segera menuju kamarnya. Saat menaiki tangga dia mendengar suara tangisan dari kamar adiknya. Lalu Steve membuka pintunya sedikit, dia mengintip Raisa yang saat ini duduk bersandar di almari sambil menekuk lututnya dan menangis. Steve pun masuk dan memeluknya.

"Kamu kenapa? kenapa kamu menangis? Apa ada yang menyakitimu?"

"Aku tidak apa-apa kak."

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now