Honeymoon

18.3K 338 6
                                    

Malam setelah pesta pernikahan, Steven mengantar Laura pulang ke rumahnya.

"Sudah malam, pulang sana. Aku akan langsung mengunci pintunya begitu kamu pulang, jadi jangan khawatirkan aku." ia berbalik untuk mengambil kunci tapi Steve menahan lengannya.

"Aku masih kangen kamu honey."

Laura tersenyum hingga akhirnya ia membuka pintu rumahnya.

"Ayo kita masuk."

Mereka berdiri di ruang tamu. Laura mengerjap beberapa kali. Tatapan Steve turun ke bibir Laura, tapi ia tak melakukan apapun, hanya menunggu.

"Aku... juga menginginkanmu, Steve." ucap Laura akhirnya.

Laura memejamkan mata ketika Steve menunduk ke arahnya. Laura agak terkejut ketika Steve menciumnya dengan sangat lembut. Namun, ciuman itu semakin lama semakin dalam, panas, dan menghanyutkan. Laura berpegangan di lengan Steve ketika kakinya terasa lemas.

Steve melepaskan bibir Laura hanya dua detik, sebelum kembali menciumnya. Laura bisa merasakan panas di tubuhnya. Ia tersentak pelan tatkala Steve tiba-tiba mengangkat Laura dalam gendongan. Namun, ia masih mencium Laura.

Ketika akhirnya Steve mengakhiri ciuman mereka, Laura mendapati dirinya sudah berbaring di atas sofa. Di atasnya, Steve membungkuk dengan tatapan tepat ke mata Laura.

"Aku mencintaimu, Laura."

Laura tersenyum. Di sentuhnya wajah Steve, membuatnya memejamkan mata, seolah menahan sesuatu.

"Honey, kurasa aku akan mati jika tak segera menciummu." Steve berbicara dengan suara serak.

"Kalau begitu, cium aku." Laura menangkup wajah Steve.

Detik berikutnya, Steve menuruti kata-kata Laura. Ciuman itu membuat Laura seolah melayang. Ia tak bisa memikirkan hal lain selain Steven. Kekasihnya. Cintanya.

🌹🌹🌹

Perlahan Raisa membuka kedua matanya yang terpejam, di sampingnya ada Nicho yang memeluknya. Raisa hendak bangun dari tempat tidur, tapi di tahan oleh lengan yang masih mendekapnya.

"Sayang, sekarang sudah pagi. Apa kamu tidak bekerja?"

"Hmm, apa aku tidak boleh cuti saja sehari? Aku ingin menemani istriku tercinta."

"Kamu tidak boleh begitu sayang, kamu adalah pimpinan perusahaan. Bagaimana bisa ambil cuti seenaknya."

Akhirnya Nicho bangun sambil mengucek matanya.

"Ahh.." Raisa merintih..

"Ada apa sayang?"

"Badanku rasanya sakit semua."

"Apa kamu bisa berdiri?"

Raisa : "Aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir. Kamu mandi saja duluan."

"Aku akan memandikanmu."

"Hah! Kenapa?"

"Karena kamu pasti tidak bisa berjalan sekarang."

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن