Rasa bersalah

14K 439 3
                                    

Flashback

"Nich, aku akan melanjutkan kuliah di London mungkin selama satu tahun." ucap Alex

"Lalu bagaimana dengan tunanganmu?"

"Aku sudah mencoba bicara dengannya, syukurlah dia mau mengerti. Lagipula kami masih bisa chating. Aku juga bisa lihat aktivitasnya di media sosial. Kau tahu sendiri kan dia seorang model, pasti dia akan sering unggah foto."

"Iya, kau benar."

"Ku pikir malam itu hanya makan malam biasa, ternyata ibu menjodohkanku dengan putri atasan ayahku. Ternyata aku langsung jatuh hati padanya."

"Iya, kau sangat beruntung. Aku ikut bahagia bila sahabatku bahagia."

"Terima kasih Nicho, kau memang sahabatku yang terbaik. Lalu kapan kau juga punya pacar?"

"Entahlah. Aku belum memikirkan hal itu. Aku anak tunggal Alex, aku sibuk menghabiskan waktu untuk belajar, aku tidak mau kedua orang tuaku kecewa. Aku harus selalu menjadi yang terbaik." sahut Nicho lirih menjelaskan kehidupannya, seakan memberikan gambaran sebuah kehidupan yang membosankan.

"Apa kau tidak pernah merasa bosan selalu jadi yang terbaik? Dari jaman sekolah, kau selalu juara 1. Sepertinya hidupmu akan lebih seru kalau jaman sekolah dulu kau bisa merasakan jadi orang paling bodoh di kelas walau hanya untuk sekali. Mengikuti prinsip roda kehidupan, kadang di atas dan kadang di bawah haha...!" goda Alex melihat gaya Nicho yang menurutnya terlalu serius menjalani kehidupannya.

"Haha... ayahku bisa langsung pingsan kalau gelar juara 1 sampai lepas dari tanganku! Setiap orang punya peran masing-masing, dan sudah menjadi tugas kita untuk memainkan peran itu dengan berusaha melakukan yang terbaik." jelas Nicho dengan tatapan mata jauh menerawang, mencoba menebak misteri akhir kisah di ujung perjalanan kehidupannya.

"Orang-orang sepertimu, biasanya tidak bisa menikmati setiap alur cerita. Terlihat memiliki kehidupan yang sempurna tapi sebenarnya miskin kebahagiaan hahaha.." sindir Alex sambil membayangkan semua jadwal yang terpasang di dinding kehidupan Nicho, beragam tuntutan yang tanpa dia sadari telah memasung kebebasannya untuk menikmati masa muda.

"Sebagai anak tunggal, aku tidak punya pilihan." komentar singkat Nicho yang menyadari keindahan masa muda telah lama menghilang dari catatan kehidupannya. Berganti dengan beragam jadwal kesibukan sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis ayahnya.

"Suatu saat nanti kau akan menemukan cinta yang bisa memahami dan menerima dirimu seutuhnya. Cinta tanpa syarat." hibur Alex tersenyum melirik Nicho yang duduk di sampingnya.

"Semoga.. Aku juga ingin memiliki satu cinta yang bisa membawa kedamaian biar hidupku bisa tenang."

Satu tahun kemudian...

Selama lebih dari 45 menit Nicho berjalan mengelilingi mall dan memasuki beberapa butik yang menjual barang-barang bermerk, Elis bisa merasakan banyaknya tatapan mata wanita usia belia yang tertuju pada Nicho. Penampilan Nicho dengan postur tinggi atletis memang sangat layak untuk di jadikan idola. Sementara Elis di sampingnya, terlihat santai sambil sesekali tersenyum untuk penggemarnya dengan gaya khas layaknya seorang artis.

"Lokasi fotonya dimana?" pertanyaan Nicho membuyarkan semua senyum di wajah Elis yang terlihat sedang menikmati kekaguman dari wanita-wanita yang melintasi mereka.

"Di pantai, momen sunrise." jawab Elis cepat sambil mengikuti langkah Nicho.

"Bagaimana kalau kamu pakai baju dan celana ini? Cocok buat suasana pantai, santai tapi tetap kelihatan elegan." usul Elis sambil menunjukkan baju kemeja putih lengan pendek dan celana pendek selutut yang juga berwarna putih dari bahan linen.

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now