Tanda Merah

17.5K 452 8
                                    

Sore harinya..

Para pelayan menyambut kepulangan Nicho. Nicho kemudian mengajak Raisa ke lantai dua tempat biasa Raisa merapikan dan menyetrika bajunya.

"Tuan, mengapa anda mengajak saya kesini?"

"Ada yang ingin ku tanyakan."

"Tuan mau tanya apa?"

"Kamu ingat seseorang yang menemanimu dansa malam itu?"

"Siapa ya namanya, hmm.. Oh iya saya ingat, Alexander."

Mendengar Raisa menyebut nama itu ekspresi Nicho berubah muram.

"Memangnya kenapa tuan?"

"Dia adalah teman kampusku. Tapi hubungan kami tidak baik."

"Memang ada masalah apa tuan?"

"Ceritanya panjang, kamu tidak perlu tahu. Yang pasti, aku tidak suka melihatmu berdansa bersamanya saat itu."

"Kan tuan juga bersama wanita lain.".

"Aku terpaksa Raisa."

"Begitu juga saya tuan."

"Tapi kamu senang kan berdansa dengan Alex?"

"Tentu saja, mana mungkin tidak suka. Dia kan tampan dan juga gagah. Dia juga lemah lembut tidak seperti.."

Perkataan Raisa terpotong tatkala Nicho mendaratkan bibirnya tepat pada bibir Raisa, dan menarik tengkuk Raisa untuk memperdalam ciumannya. Raisa berusaha mendorong tubuh Nicho namun usahanya sia-sia. Tenaga Raisa tak ada artinya bagi Nicho yang saat ini menyandarkan tubuh Raisa ke dinding. Nafas Raisa tersengal-sengal setelah Nicho melepas ciumannya.

"Tuan, apa yang kau lakukan?"

"Aku tidak suka kamu mengagumi laki-laki lain. Karena kamu adalah milikku."

"Tuan, sepertinya anda harus periksa. Mungkin penyakit anda bisa disembuhkan."

"Jadi kamu pikir aku ini gila begitu? Baiklah, aku akan menggila sekarang!"

Nicho kembali mencium Raisa, tapi kali ini di lehernya.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini. uhh.."

Kecupan Nicho meninggalkan bekas merah di leher Raisa, Raisa pun segera pergi tanpa mengucap sepatah katapun. Entah perasaan marah, benci yang ia rasakan sekarang. Ia benar-benar tak mengerti.

Raisa lari ke kamarnya setelah di cium oleh Nicho. Dia memandang dirinya di depan cermin. Terlihat bekas ciuman yang memerah pada lehernya.

"Keterlaluan! Kenapa dia menciumku seenaknya. Nanti bagaimana kalau orang lain melihat memar ini. Aaaa!! Aku lama-lama bisa gila di rumah ini!"

***

Sepulang di rumah

"Raisa, kamu sudah pulang." tanya Steve yang tidak sengaja berpapasan dengan Raisa di lantai 2.

"Kakak." Raisa merasa canggung sambil menyentuh lehernya.

"Raisa, kenapa kamu pakai syal? Kamu sakit? Padahal udaranya tidak dingin."

"Iya kak, aku agak tidak enak badan."

Steve langsung khawatir, kemudian menyentuh kening Raisa.

"Tidak apa-apa. Keningmu tidak panas."

"Hmm, aku masuk ya kak."

Raisa meninggalkan Steve begitu saja, hal itu membuat Steve curiga dengan sikapnya yang aneh.

***

Keesokan pagi

Steve kembali memastikan keadaan Raisa. Kebetulan Raisa lupa memakai syalnya. Steve terkejut saat ia melihat bekas memar di leher Raisa.

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now