Ancaman

9.4K 289 21
                                    

Julia mencuri pandang dan mendapati pria itu sedang sibuk dengan laptopnya. Bahkan dahinya berkerut hingga alis tebal itu bertaut. Dia tampan, namun kini Julia sangat membencinya. Lihat saja nanti jika dirinya tidak dapat kabur, ia akan meracuni pria sombong ini.

Gerak mobil benar-benar berhenti, dalam keadaan mata terpejam, Julia membuka kunci pintu mobil tersebut perlahan dan secepat kilat ia mendorongnya.

Cklek! Brak!

"Julia!!!"

Julia keluar dari mobil begitu saja, tak mempedulikan teriakan pria itu bagai majikan yang memerintah anjingnya agar menurut, namun ia tak peduli.

"Jangan biarkan dia lepas!!" teriak Nicho terdengar frustasi

Berbeda dengan Julia yang terus memacu langkah kaki jenjangnya berlari melewati jejeran mobil menyala yang terjebak dalam deretan kemacetan. Julia benar-benar tak memikirkan apapun selain segera menghilang dari sana, lepas dari jeratan maniak gila yang memuakkan. Tapi ada satu hal yang ia lupakan. Saat melewati mobil sport berwarna hitam pintu itu terbuka dan..

Semua berlangsung dengan cepat, Julia tidak sempat mengelak, dengan tiba-tiba dua bodyguard tuan muda sialan itu merenggutnya kasar, mengangkatnya, lalu membantingnya di pundak seperti karung beras.

"Akhh." teriakan Julia sebagai penutup aksi pria tersebut. Dalam sekejab kepalanya terasa pening, dipenuhi darah yang naik ke kepala karena posisi kepalanya terbalik mendadak, ia tersadar bahwa kini ia kembali masuk dalam jeratan Nicholas William.

Sepanjang jalan menuju ke mobil, Julia memberontak dan berteriak seraya memukul-mukul punggung bodyguard itu dan kakinya yang menendang-nendang keras tanpa kenal rasa takut.

"Lepaskan aku bodoh!! Perutku sakit!!" teriak Julia hingga lelah memukul tubuh bodyguard itu sekeras mungkin, namun tak bereaksi atas pemberontakannya. Julia benar-benar lelah sekarang.

"Jika ada satu saja video yang masuk di media online, aku akan menuntut kalian atas perekaman tanpa izin."

Percuma berteriak meminta dilepaskan, tidak akan ada yang berani menolongnya, bahkan menontonnya. Semua orang memilih memandang takjub sosok konglomerat William yang melenggang dengan santai menyambut kedatangan Julia yang berada di panggulan bodyguardnya dalam keadaan meronta dan berteriak-teriak.

Begitu tubuhnya diturunkan, Julia kembali berlari sekuat tenaga berusaha menjauh tapi tangan besar itu sudah menahannya.

"Sialan!!"

"Kamu membuat segalanya menjadi gaduh dan rumit."

"Kamu yang rumit brengsek!! Lepaskan aku dan biarkan aku pulang!!"

"Tadinya aku masih ingin berbaik hati, tapi kamu tidak mendengarkan peringatanku. Ikat dia!!"

"Lepaskan aku! Dasar gila!"

***

Julia berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dia? Jika pria itu benar-benar marah padanya kenapa tidak membunuhnya saja sekalian daripada memaksanya untuk ikut bersama seperti ini. Rasanya benar-benar aneh. Mobil itu kembali melaju dan kembali melambat sebelum kemudian benar-benar berhenti.

"Julia."

Nicho memanggil namanya.

"Aku akan melepas ikatanmu, tapi kamu harus berjanji akan bersikap tenang dan tidak memberontak seperti tadi. Kita sudah berada di rumahku. Sedikit informasi untukmu, para pengawal disini tidak semudah yang kamu lawan tadi. Ibarat singa lapar, mereka menolak beramah tamah. Kusarankan padamu untuk keluar dengan sikap penurut dan tenang. Karena para bodyguardku akan melukaimu jika kamu bertindak bodoh dan aku tak dapat mencegahnya. Bagaimana? Apakah kamu bisa berjanji untuk bersikap baik? Jika kamu setuju, aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau jika tidak bisa, bearti kamu memilih disekap didalam gudang dalam keadaan terikat dan terbungkus karung?"

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now