Penculikan

11.1K 391 7
                                    

12 tahun yang lalu

Nicholas William adalah seorang anak laki-laki berumur tiga belas tahun. Ia adalah seorang anak yang baik hati, ceria, dan mudah berteman dengan siapa saja. Ia hidup dalam kehangatan kasih sayang kedua orang tuanya. Ayahnya bernama Evander William dan Ibunya bernama Emily.

Suatu hari ada sebuah badai besar menimpa keluarganya hingga membuat retaknya hubungan antara kedua orang tuanya. Kehidupan pernikahan yang awalnya harmonis berubah menjadi malapetaka. Nicho yang tengah berada dalam kamarnya, sering mendengar pertengkaran hebat kedua orang tuanya. Dia berusaha menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Ikatan pernikahan yang berawal karena perjodohan tanpa di landasi oleh rasa cinta. Membuat hadirnya orang ketiga, yang tak lain adalah mantan kekasih Emily. Selama ini ia berpura-pura hidup bahagia dengan kehidupan rumah tangganya. Dia selalu menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya, rasa hampa dan hambar ketika menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai. Namun ia adalah seorang ibu. Biarpun ia tidak pernah mencintai suaminya, ia sangat mencintai putra semata wayangnya.

Ingatan Nicho saat berumur 7 th, disaat Emily sedang menimangnya tidur di pangkuannya.

"Ibu, apa benar Tuhan menyayangi anak yang baik?"

"Tentu saja. Nicho harus menjadi anak yang baik, agar Tuhan juga menyayangi Nicho."

"Iya, aku akan menjadi anak yang baik. Aku sayang ibu."

"Ibu juga sangat menyayangimu Nicho."

Suatu hari Nicho harus kehilangan ibunya, karena hak asuh atas dirinya di menangkan oleh ayahnya. Anak itu memohon agar ibunya tidak pergi.  Tapi Emily hanya menangis dan pergi begitu saja lalu menjalani kehidupan baru bersama kekasihnya.

Karena perceraian itu, Evander menjadi pemabuk dan jarang pulang. Hingga akhirnya Nicho menjadi anak pendiam dan sering murung, karena tidak mendapat perhatian dari orang tua. Hanya seorang kepala pelayan yang sebaya dengan Emily, rela menjadi ibu pengganti untuknya. Ia setia menemani dan menyayangi Nicho di kala ia kesepian.

Suatu hari Nicho merenung sambil berdiri dan menatap jendela kamarnya.

"Ibu, kau bilang aku harus menjadi anak yang baik kan agar aku di sayang oleh Tuhan. Tapi kau sendiri tidak menyayangiku. Sampai aku berumur 17 tahun pun, kau tidak pernah mengunjungiku. Aku sudah bosan menjadi anak baik. Biar aku menjadi orang yang jahat dan kejam saja sekalian."

Tapi hati kecil Nicho tidak bisa menyangkal bahwa ia tetaplah menyayangi ibunya. Ia merindukan Emily seraya memegang album fotonya dan mendekapnya. Kemudian ayahnya masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan mendekat ke sisi tempat tidur.

"Nicho, kau juga tahu. Ibumu telah menghianati ayah. Jadi dengarkan kata-kata ayah. Jangan pernah percaya pada wanita. Kau boleh berhubungan dengan wanita manapun yang kau inginkan. Asalkan, jangan sampai kau jatuh cinta. Karena cinta hanya akan membuat hatimu sakit. Ingatlah itu."

Flashback done

"Ayah, harusnya aku dengarkan nasehat ayah. Tapi perasaan dari lubuk hatiku ini lebih besar di banding ego ku. Untuk kali ini aku minta maaf, jika aku mengikuti kata hatiku. Aku tidak bisa melupakannya, aku ingin memilikinya, meskipun dia tidak merasakan hal yang sama seperti yang ku rasakan padanya."

Nicho bergumam sembari menyandarkan tubuhnya di sofa. Setelah itu ia mengeluarkan ponsel lalu menelfon seseorang.

"Aku ingin kau bawa gadis itu kemari, jangan sampai gagal."

***

Setelah restoran tutup, Raisa bergegas pulang. Ia berjalan ke luar sembari mengetik ponselnya hendak memesan driver online. Tiba-tiba dua orang pria memakai masker membungkam Raisa dan membawanya masuk ke mobil. Segera mobil itu di lajukan.

Raisa berusaha meronta dan berteriak minta tolong. Di dalam ia di himpit oleh dua pria itu sehingga ia tak bisa kabur. Raisa melihat seorang laki-laki yang tidak asing sedang duduk di samping pria yang sedang mengendarai mobil.

"Sekretaris Li?"

"Selamat malam nona."

"Apa-apaan ini? Apa yang kau lakukan?"

"Ini perintah tuan muda. Aku hanya menjalankan perintahnya saja."

"Apa! Kenapa tuan melakukan ini? Aku mau di bawa kemana?"

"Tentu saja ke rumah tuan muda nona. Dia sudah menunggumu."

"Dasar gila! Aku mau turun! Turunkan aku!"

"Percuma nona berteriak."

"Turunkan aku!"

Sekretaris Li bergeming. Akhirnya setelah cukup lama di perjalanan mereka pun sampai di kediaman Nicholas. Dua pria tadi membawa Raisa masuk ke dalam rumah, di ikuti oleh sekretaris Li. Setelah Raisa masuk kedalam, dua pria itu bergegas pergi.

"Kerja bagus, Li."

"Kalau begitu saya undur diri tuan muda." Li membungkuk hormat kemudian ia pergi dan menghilang dari balik pintu yang tertutup

Nicho segera menangkap tangan Raisa yang hendak melarikan diri.

"Mau kemana kamu?"

"Lepaskan! Apa yang kamu lakukan?"

"Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu lagi."

"Kumohon lepaskan aku! Kenapa kamu menyuruh mereka membawaku kesini!"

"Tentu saja, untuk menculikmu."

"Apa! Kamu sudah gila!"

"Iya, aku sudah gila. Kamu membuat aku gila."

"Kumohon tuan, lepaskan."

Nicho membopong tubuh Raisa dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. Segera ia merebahkan tubuh Raisa ke ranjang dan menindihnya.

"Diam. Kalau masih saja protes aku akan menciummu."

"Tuan, kenapa kau seperti ini."

"Kenapa? Itu salahmu sendiri karena menolakku. Apalagi kamu malah bekerja dengan si bedebah itu. Kamu tidak tahu betapa sakitnya perasaanku."

"Tuan, ehm.."

Nicho membungkam Raisa dengan mengecup bibirnya dan melumat mulutnya dengan lembut.

"Ehmm."

Raisa mencoba untuk meronta, tapi Nicho menahan kedua tangannya. Membuat gadis itu tak mampu bergerak.

Nicho masih menyusuri bibir Raisa, kemudian setelah cukup lama ia mengakhiri dengan kecupan di bibirnya.

"Dasar laki-laki gila!" bentak Raisa dengan nafas tersengal-sengal

"Terserah kamu mau bilang apa, aku tidak peduli. Dan jangan harap kamu bisa pergi dari rumah ini."

"Kumohon lepaskan aku tuan. Masih banyak wanita di luar sana, bukankah kau bisa mendapatkan wanita manapun yang kau inginkan. Bila di bandingkan mereka aku hanya.."

"Kamu berbeda. Hanya kamu yang membuatku tertarik. Aku belum pernah merasakan perasaan ini pada wanita manapun. Sejak aku remaja sampai di usiaku sekarang yang ke 25 tahun. Cuma kamu yang bisa meluluhkan hatiku."

"Tapi aku.."

"Cukup. Aku tidak mau dengar penolakanmu lagi. Sudah malam, tidurlah."

"Bagaimana aku bisa tidur, ini kan kamarmu."

"Lalu kenapa? Malam ini aku tidak tidur di sini. Kebetulan sekali pekerjaanku menumpuk gara-gara memikirkanmu. Aku harus selesaikan pekerjaanku sekarang. Selamat malam."

Nicho beranjak dari tempat tidur, ia keluar dari kamarnya dan segera mengunci pintu. Raisa berusaha keluar tapi pintu terkunci.

"Hei buka pintunya laki-laki brengsek! Buka pintunya!"







Tbc
08 Mei 2020

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now