Cukup Tersenyum

15.1K 523 21
                                    

Di rumah, Steve tampak kesal setelah kembali dari rumah Nicho. Ibunya yang sedari tadi menunggu di ruang tamu datang menghampirinya.

"Steve, bagaimana? Dia bilang apa?"

"Aku gagal."

"Maksudnya?"

"Dia tetap mempertahankan Raisa, karena ayah sudah membuat perjanjian dengannya."

Ibu Steve tersenyum.

"Ibu senang kan?"

"Steve, kenapa kamu bicara seperti itu pada ibu?"

"Karena begitulah kenyataannya. Ibu memang sengaja menjual Raisa pada pria itu, lalu mendapat keuntungan lebih. Iya kan?"

"Steve, bisa-bisanya kamu bicara begitu pada ibumu."

"Tapi benar kan? Ibu dan ayah sama saja. Sama-sama tidak waras."

"Begitu kah caramu bicara pada orang tua? Steve!"

Steve tidak menghiraukan ia langsung menuju ke lantai atas.

***

S

etelah Nicho pergi bersama sekretaris Li, Raisa pun bergegas pulang ke rumahnya di antar oleh supir Nicho. Sesampai di rumah, ia segera masuk ke kamarnya. Baru saja ia masuk, terdengar ada yang mengetuk pintu. Raisa membuka pintunya.

"Kakak."

"Raisa, bolehkah aku minta waktumu sebentar?"

"Silahkan masuk kak."

Steve dan Raisa duduk di sisi tempat tidur.

"Raisa, aku minta maaf. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai kakak aku tidak bisa melindungimu."

"Kakak, jangan bicara seperti itu. Selama ini kakak selalu menjagaku. Aku bisa bertahan sampai sekarang juga karena kakak. Setiap aku sedih kakak selalu ada untukku. Aku bersyukur memiliki kakak seperti kak Steve."

Steve tersenyum mendengar ucapan Raisa, perlahan tangannya membelai lembut rambut Raisa.

"Raisa, kamu anak yang sangat baik. Tapi kenapa nasibmu sangat buruk. Kalau saja ibu tidak melarangku membantu ayah, ini tidak akan terjadi padamu."

"Semuanya sudah terjadi kak. Maaf, aku selalu membuat kakak cemas."

"Kamu ini bicara apa? Tentu saja sebagai kakak aku harus melindungimu. Kita kan sudah dekat sejak kamu berumur 15th."

"Kakak, aku sayang kakak."

"Aku juga sayang kamu Raisa."

Raisa mencium pipi Steve, Steve pun mencium kening Raisa.

"Sekarang istirahatlah, maaf semalam aku sudah marah-marah."

"Tidak apa-apa kak, aku mengerti kenapa kakak sampai semarah itu."

Steve mengusap kepala Raisa.

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now