Rahasia

15.5K 530 11
                                    

"Rasanya ingin sekali aku berkata kasar sekarang. Kenapa harus aku yang memandikannya, padahal pelayannya cantik-cantik. Bukannya dia bilang aku ini itik buruk rupa, kesal kesal kesal!"

"Terus saja mengeluh. Kalau kamu mengeluh sekali lagi, aku akan memberimu hukuman."

Nicho sedang duduk di sofa sambil mengetik laptopnya.

"Tuan, saya."

"Raisa, aku dengan senang hati mengizinkanmu memandikanku setiap hari."

Raisa terkejut sekali sampai melongo.

"Tuan, mohon maafkan saya. Saya tidak akan mengeluh lagi. Silahkan hukum saya apapun asalkan jangan yang tadi."

"Benarkah? Apapun itu?" Nicho menyeringai.

Mampus, apa yang baru saja ku katakan. Aku lupa kalau aku sedang berhadapan dengan iblis. Dia pasti akan meminta yang aneh-aneh.

"Kalau begitu hukumannya tidak jadi setiap hari, seminggu 2x saja."

Apa! Dasar sialan!

"Aku tahu kamu sedang mengumpatku di dalam hati."

"Mana mungkin saya berani, haha."

"Sudahlah, sekarang temani aku makan."

Nicho beranjak dari duduk lalu pergi ke meja makan.

"Apa? Menemani anda makan, tapi saya sudah makan di dapur tadi."

"Aku minta kamu suapi aku."

Cobaan apa lagi ini? Sekarang aku harus menyuapi si brengsek ini!

"Duduk!"

Raisa tersentak, ia pun segera duduk di samping Nicho.

Kenapa sih dia minta ku suapi, seperti anak kecil saja. Eh iya, dia bukan anak kecil lagi sih. Tapi bayi tua.

"Lebih cepat sedikit! Lambat sekali!"

"Iya tuan."

"Suapi aku makanan penutup juga."

Rasanya ingin sekali aku lempar kue ini ke mukanya.

"Aku haus."

Raisa mengambilkan segelas air, setelah Nicho minum Raisa mengembalikan gelasnya lagi ke meja.

"Sekarang pulanglah."

Apa! Setelah aku selesai menyuapinya dia mengusirku. Sepertinya memang perlu di hajar. Sabar Raisa, sabar. Kendalikan emosimu. Dia ini bayi kecil yang imut. Iya, bayi kecil.

Raisa berusaha menahan kekesalannya dengan tetap tersenyum.

***

Setiba di rumah

"Aku pulang.."

Setelah membuka pintu, Raisa melihat ada ayah, ibu tiri dan juga kakaknya sedang berdiri di ruang tamu. Entah mengapa suasana terasa tegang. Steve terlihat sangat emosi sambil membawa stopmap yang berisi satu lembar kertas. Dia menoleh ke arah Raisa dengan raut marah. Steve pun berjalan menghampiri Raisa sambil menunjukkan surat itu.

"Raisa, aku ingin bertanya padamu."

Raisa merasa takut, baru kali ini dia melihat kakaknya semarah ini.

"Siapa nama majikanmu?"

Deg

Ibu Steve memberi kode dengan menggelengkan kepala pada Raisa.

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Where stories live. Discover now