Sisi Lembut

16.9K 523 14
                                    

Saat suapan kedua, Nicho menahan tangan Raisa. Lalu memakan kue itu seraya memandang wajahnya.

Ada apa ini, kenapa jantungku berdetak kencang. Kapan dia akan melepas tanganku.

Nicho menatap mata Raisa dalam, perlahan dia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Raisa dengan lembut. Raisa sangat terkejut sampai matanya terbelalak. Dia tetap pada posisi memegang piring kue dengan tangan kirinya, sementara Nicho menggenggam tangan kanannya. Perlahan Nicho melumat bibir bagian bawah, disusul pada bibir bagian atas. Kemudian dia menyelipkan lidahnya kedalam mulut Raisa, memainkan lidahnya dengan lembut. Raisa tetap tak percaya dengan apa yang di alaminya, sementara mata Nicho tertutup dengan memiringkan kepalanya. Setelah cukup lama Nicho menelusuri seluruh area bibir Raisa, dia pun melepas pagutannya.

"Hah.." hela nafas Nicho.

"Hemm, kuenya manis."

Astaga! Bagaimana aku bisa bermimpi di siang bolong. Sepertinya otakku benar-benar error. Aku harus ke dokter.

"Raisa, sudah cukup kuenya. Aku tidak mau terlalu banyak gula. Baru saja aku menghisap banyak gula kan? Ehem."

Kata-kata Nicho membuat Raisa tersadar dari renungannya.

"Tu tuan, baru saja anda bilang apa?"

Haha, sepertinya dia sangat syok.

"Bawa kembali kuenya ke dapur, aku sudah tidak nafsu."

"Ah em, ba baik tuan."

Raisa beranjak dari duduk dan kembali ke dapur.

***

"Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi padaku. Kenapa aku terus mengalami halusinasi. Apa karena aku kelamaan menjomblo. Aku sampai berkhayal dicium oleh si bodoh itu. Sepertinya aku harus cari pacar, tapi bagaimana caranya? Selama ini aku selalu dirumah. Haa.."

Raisa tidak sadar Nicho menyusulnya ke dapur dan mendengar semua perkataannya.

Jadi selama ini, Raisa..

Nicho berjalan mendekati Raisa yang sedang merenung di meja dapur.

"Raisa?"

Raisa tersentak mendengar panggilan Nicho, refleks dia memutar badan.

"Tuan? Tuan membuat saya kaget."

"Jadi kamu pikir semua yang terjadi adalah halusinasi?"

"A apa maksud anda tuan? Saya tidak mengerti."

"Astaga, Raisa. Bagaimana kamu bisa menganggap yang terjadi diantara kita cuma.. Haa, aku benar-benar tidak habis pikir."

"Apa maksud anda tuan, saya semakin tidak mengerti."

"Yang selama ini terjadi antara kamu dan aku, semua memang nyata. Kita pernah berciuman. Di sauna, dan .. hari ini."

"Apa! Tidak! Tidak mungkin! Kau bohong!"

"Untuk apa aku bohong?"

"Ciuman pertamaku direnggut oleh makhluk ini! Ohh!" Raisa bergumam dengan menepuk jidatnya

Jadi Pelayan Tuan Muda✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang