26

3.6K 354 36
                                    

Bu Risma baru saja keluar kelas setelah memberi tugas sebanyak 5 soal. Bu Risma merupakan guru yang tidak betah berlama-lama di kelas. Setelah menjelaskan selama setengah jam dia memilih memberi tugas dan keluar kelas setelahnya.

IPS 1 merupakan perkumpulan murid pintar. Kelas menjadi hening karena anak-anaknya yang patuh.

Tak termasuk Deni, anak baru yang entah kenapa bisa berada didalam kelas IPS 1. Otaknya tidak terlalu pintar tapi ia bisa terlempar di kelas tersebut. Ditambah lagi dia duduk di samping Aray, membuatnya bertambah bingung. Niatnya ingin satu kelas bersama Kayla jadi tak kesampaian.

Deni menatap sekelilingnya yang sibuk dengan tugas tanpa keributan sama sekali. Apa anak pintar selalu seperti ini? Mematuhi setiap perkataan guru dan mengerjakannya begitu tenang. Beda sekali sama kelasnya dulu, jika diberi tugas mereka memilih untuk bergosip, keluar kelas dan pergi ke kantin atau tidur didalam Musholla. Jika seperti ini Deni tidak betah berlama-lama di sekolah ini, dia sedikit menyesal jadinya.

"Lo gak nulis?" Aray bertanya tanpa menoleh pada teman duduknya.

Deni yang tengah memainkan penanya melirik Aray sekilas. "Kantin yuk Ray?" Deni mendengus sebal saat Aray menggelengkan kepala.

"Temenin gue ke kamar mandi?"

Aray menolak tanpa menjawab.

"Kantin deh gue traktir?"

Lagi-lagi Aray menggeleng.

Deni berdecak sebal. Dia menyenderkan tubuhnya menatap Aray dengan kesal. Jika seperti ini dia akan menjadi anak pintar nanti, dia tidak mau.

"Ray,"

"Hm."

"Kenapa Lo pura-pura lupa?"

Sontak tangan Aray berhenti menulis. Dia kembali mengingat dimana dia mencoba untuk tidak mengenal Kayla. Salah satu penyebab dia melakukan itu karena ancaman dari Gilang, tapi sejujurnya Aray sengaja melakukannya bukan karena ingin menyakiti hati Kayla. Hanya saja ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.

"Tau dari mana?" Aray memilih untuk mengembalikan pertanyaan.

Deni tersenyum sinis. "Gue tanya kenapa Lo ngelakuin itu ngapain tanya balik ke gue, gue rasa Lo tau gue dapet info darimana." Ujar Deni berusaha agar suaranya tak dapat didengar oleh orang lain, mengingat mereka masih berada didalam kelas.

Aray melirik orang di sampingnya. "Dia cerita apa aja sama Lo?" Penasaran apa yang Kayla ceritakan Aray memilih untuk bertanya lagi.

"Bisa dibilang gue tau semuanya tentang Lo, gimana sikap Lo sama dia, gimana Lo buat dia nangis, dia cerita semua sama gue!" Bukan karena Deni terlihat baik-baik saja di depan Aray, bukan berarti dia tidak tahu apa perlakuan lelaki itu pada Kayla.

Tepat saat Deni berbicara seperti itu, bel istirahat berbunyi. Hingga didalam kelas hanya tersisa dirinya dan Aray.

"Dia juga cewek Ray, kalau Lo buat dia nangis suatu saat Lo bakalan nyesel!" Sambung Deni.

Aray diam mendengarkan.

"Setiap harinya dia selalu nungguin Lo pulang, didepan jendela kamarnya Kayla sering nangis cuma pengen tau gimana kabar Lo," Deni menghentikan sejenak ucapannya. "Sementara Lo sama sekali gak pernah kasih dia kabar, Lo gak tau gimana jenuhnya dia nungguin Lo, mungkin kalo itu gue, gue bakalan ngelupain Lo!" Jelas Deni meninggikan suaranya.

"Tapi Lo gak tau kan gimana gue_"

"Jangan jadi cowok lemah, kalo Lo merasa bersalah Lo minta maaf bukan malah nyakitin perasaannya!"

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang