35

2.7K 287 4
                                    

Halo semuanya aku kembali dengan membawa bagian 35.

Semoga suka

Happy reading 🌤️

❤️❤️❤️


Aray sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Tinggal memakai sepatu dia sudah siap untuk berangkat. Rumahnya kini terlihat sangat sepi, orang tua Gilang sudah pergi sejak pagi tadi.

Perut Aray mendadak lapar, mungkin karena dia kelelahan bekerja tadi malam dan memilih untuk langsung tidur ketimbang mengisi perutnya.

Aray berjalan menuju ruang makan. Tatapannya jatuh kepada Gilang yang tengah asik memakan roti selai sambil tertawa menatap layar handphone. Ini hari sekolah, tetapi kenapa Gilang terlihat begitu santai bahkan lelaki itu tidak menggunakan pakaian sekolah.

"Lo gak sekolah?" Tanya Aray yang berdiri di depan Gilang yang berjarak satu meter lebih darinya.

Yang ditanya hanya melirik sekilas tanpa mau menjawab dan kembali dengan aktivitas semulanya.

Ada yang sedikit aneh dari Gilang. Setelah kejadian dimana dia pulang dengan keadaan pingsan. Gilang mendadak menjadi pribadi yang tidak suka keluar rumah. Biasanya lelaki ini selalu bersemangat di pagi hari untuk pergi sekolah bersama dengan Kayla. Tak hanya itu, Gilang juga sering menghabisi waktu bersama teman-temannya. Entah apa yang terjadi dengan lelaki itu sekarang.

Baru saja Aray ingin duduk di kursi meja makan, berniat untuk bergabung dengan Gilang. Lelaki itu sudah mengeluarkan suara.

"Mau ngapain Lo?" Gilang berhenti mengunyah, matanya menatap tajam Aray. Seolah tahu maksud tatapan Gilang, Aray langsung kembali berdiri.

"Gue gak mau makan bareng Lo, pergi!" Gilang mengusir Aray dengan nada tak suka.

Perkataan Gilang sama sekali tidak membuat Aray sakit hati. Sudah biasa baginya mendengar kalimat itu, Gilang hanya mau makan bersamanya kalau ada kedua orangtuanya. Itu juga karena terpaksa. Jadi tidak apa-apa, Aray sudah terbiasa. Dia bisa makan nanti saat sudah sampai di sekolah.

"Lo gak sekolah?" Aray kembali bertanya.

Gilang berdecak. "Urusannya sama Lo apa sih njing?!" Bentak Gilang yang membuat Aray tampak kebingungan. "Udah sana pergi Lo, bacot banget jadi orang!" Sambungnya.

"Emang Lo masih sakit?" Aray masih saja berani bertanya walaupun Gilang memarahinya. "Lo udah minta izin kalo hari ini Lo gak masuk?"

Mata Gilang kembali melayangkan tatapan mautnya. "Gak usah atur hidup gue kalo hidup Lo aja suram! Hidup Lo itu menyedihkan. Jadi gak usah sok peduli, okay?" Gilang tersenyum mengejek.

"Jadi Lo gak sakit?"

Aray sama sekali tidak peduli dengan perkataan Gilang. Dia hanya ingin tahu apa alasan lelaki itu meliburkan diri hari ini.

"Apa sih Lo! Pergi sana buruan!"

Sepertinya Gilang sedang PMS, Aray bertanya baik-baik dia malah ngegas. Ingin rasanya dia bertanya sampai Gilang akhirnya menyerah dan menjawab pertanyaannya. Tapi jika dia terus berada di sini dia akan terlambat.

Nanti setelah pulang kerja Aray akan menginterogasi lelaki itu lagi.

***

Hari ini Kayla pergi sekolah bersama Deni. Dulu sewaktu di Bandung hampir setiap hari Kayla pergi dengan lelaki itu, dan kini hal yang serupa kembali terjadi lagi.

Motor milik Deni memasuki sekolah. Saat itu juga mata indah Kayla menangkap sosok lelaki tampan yang tengah berjalan di koridor kelas, lantas senyuman manis hadir dibibir Kayla.

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang