37

2.5K 291 19
                                    

Sebelum baca aku mau bilang untuk part selanjutnya update kalo vote sudah mencapai 75. Bisa kan? Bisa dong!!!!!

Happy reading 🕤

***

Saat itu juga Kayla menjerit sekencang-kencangnya saat tangannya ditarik paksa oleh seorang cowok.

"Siapa Lo?!" Teriak Kayla. Dia sangat ketakutan bahkan dia tidak berani membuka matanya.

Dengan tas ranselnya. Kayla memukul lelaki itu dengan sekuat tenaganya.

"Woi bocah!"

Suara dari lelaki itu semakin membuat Kayla menjadi panik dan takut. Lantas dia semakin memukul sih pelaku.

Lelaki yang di depannya itu mendengus sebal sembari menghindari pukulan dari Kayla.

"Siapa Lo? Ngapain ada di kamar gue?!" Pekik Kayla lagi tanpa membuka matanya.

"Keluar cepat! Sebelum gue aduin Lo ke polisi! Lo mau apa-apain gue kan?!" Kayla terus mengoceh dengan suara nyaringnya. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Rasanya ingin menangis saja. Semoga ada seseorang yang menyelamatkannya dari orang aneh itu.

"Lo ngomong apaan sih?!"

Lelaki itu dengan cepat menghentikan gerakan Kayla yang ingin kembali memukulnya. Dia memegang kedua pundak Kayla dan dia dapat melihat cewek itu sedang ketakutan sambil menutup mata dengan sangat erat.

"Buka mata Lo!"

Dengan takut Kayla menggeleng.

"Buka mata Lo, Kayla."

Kening gadis itu mengerut. Lelaki itu tahu namanya, tahu dari siapa? Apa mungkin lelaki itu sudah mencari tahu tentangnya dan ini saatnya lelaki itu melakukan hal yang tidak-tidak?

"Buka mata Lo," ucap sih cowok itu lagi.

Baiklah, jika Kayla ingin mengetahui siapa lelaki itu dia harus berani menatap wajahnya.

Kayla menelan salivanya dengan susah payah. Dahinya sudah dipenuhi dengan keringat. Jantungnya berdetak sangat kencang. Habislah dia saat ini juga.

Dengan perlahan dan takut Kayla membuka matanya.

Dan....

"Bang....Danil,"

Lelaki di depan Kayla itu tersenyum lebar sembari mengedipkan sebelah matanya.

Kayla menatap sinis cowok itu. Dia melihat tangan kedua tangan Danil. Dengan cepat dia mendorong pundak Danil hingga lelaki itu terdorong ke belakang. Kayla kesal, siapa suruh sudah membuatnya takut.

"Enggak usah ketawa Lo bang!" Ucap Kayla sembari melipat kedua tangannya. Kesal sekali dia melihat Danil yang begitu senang menertawainya.

"Bego." Semprot Danil tanpa rasa bersalah.

Kayla berdecak lalu membenarkan rambutnya yang berantakan. "Kapan Lo balik?"

Danil tidak langsung menjawab. Tangannya merogoh kantong yang berisi permen karet. Danil membuka bungkusnya dan mengunyah permen itu. "Tadi pagi jam sembilan." Lalu duduk di sofa yang berada di samping kasur Kayla.

"Hobi banget Lo ngemut permen karet." Cerocos Kayla. Dia sungguh heran dengan abangnya itu suka sekali dengan permen karet. Benda manis itu tidak pernah berada jauh dari sih lelaki itu, bahkan Danil bisa menghabiskan banyak permen karet setiap harinya.

"Daripada gue ngerokok mending ngunyah permen." Danil tidak suka merokok. Sekalipun ditawarkan oleh temannya dia tidak segan-segan untuk menolaknya. Dia mencintai tubuhnya, hal yang sudah dititipkan oleh Tuhan harus dijaga baik-baik bukan merusaknya.

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang