27

3.2K 333 51
                                    

Buat yang lupa sama alur ceritanya, coba dibaca ulang part sebelumnya. Biar gak aneh baca part ini.

Jangan lupa vote sebelum baca atau sesudah baca.

Happy reading📖

• Dunia Aray •

Seperti permintaannya, Milka membawa Aray ke taman belakang sekolah, entah kenapa dia memilih tempat itu, yang jelas hanya mereka berdua di sana.

Mungkin Aray terlihat sangat bodoh sudah menyia-nyiakan kesempatan untuk berbicara dengan Kayla, dia malah memilih Milka. Tapi yang jelas Aray benar-benar tidak bisa menolak permintaan cewek di sampingnya, entah kenapa dia juga tidak tahu.

Milka yang tampak begitu semangat, tersenyum manis, menatap Aray dengan tatapan manja. Ah demi Tuhan, apa dia menyukai pria itu? Semoga saja tidak.

Tapi yang jelas saat dia berada di dekat Aray, Milka merasa sangat aman, seperti ada seseorang yang melindunginya. Ditambah lagi disaat Aray tersenyum hangat ke arahnya, membuat jantungnya berdetak kencang.

Sekarang Milka berani menyatakan bahwa dia,

Mencintai Aray, dia tidak ingin lelaki itu jatuh ditangan wanita lain. Lelaki itu adalah miliknya, Aray-nya.

Lagian sampai saat ini dialah wanita yang selalu ada untuk lelaki itu, dia yang selalu ada disaat lelaki itu terluka.

Tidak salahkan, jika dia mengatakan bahwa Aray itu hanya miliknya?

Tangan Milka bergerak membuka bekal yang sedari tadi dia bawa saat menuju ke tempat itu. Sebelum memberikannya pada Aray, dia menoleh, mendapatkan Aray yang hanya menatap lurus ke depan.

"Pasti Lo belum makan kan?"

Barulah Aray menoleh ke samping, ditatapnya Milka beberapa detik, lalu beralih pada bekal yang di pegang Milka. Aray bisa melihat apa isinya, nasi goreng dengan lauk berisi udang, cumi, ayam, sosis dan kerupuk.

Enak sekali.

Milka menyodorkan makanan tersebut. "Buat Lo." Ujarnya.

Aray mengangkat kedua alisnya. "Dari bunda lagi?" Ya, setahunya bunda Milka sering sekali membuat makanan untuknya. Jadi tidak salah jika Aray bertanya seperti tadi.

Milka meringis lalu berdecak. "Gue dong yang buat, Lo pikir gue gak bisa masak ya?" Protesnya tak terima, dia rela bangun lebih pagi hanya untuk membuat bekal spesial demi Aray. Ini dengan enaknya Aray mengatakan bundanya yang buat? Dirinya menjadi kesal sekarang.

"Bohong Lo gue gak percaya," Aray mengambil bekal itu, lalu menarik hidung Milka hingga tampak memerah.

Milka memanyunkan bibirnya, mengusap pelan hidungnya itu. Dia kesal, dia mengambil lagi bekal itu dan membuat Aray kebingungan.

"Kenapa?"

"Itu bukan buat Lo."

"Tadi Lo bilang itu buat gue?"

"Kayaknya gue yang lapar, jadi buat gue aja."

"Idihh dasar cewek aneh."

"Biarin."

Milka memeletkan lidahnya,  itu terlihat lucu bagi Aray. Sampai-sampai Aray ingin sekali mencubit pipi gadis itu jika Milka tidak menghindar darinya.

Aray tertawa kecil. "Ya udah gih makan," setelahnya dia mengacak-acak lembut rambut gadis itu.

Milka mematung di tempatnya, tubuhnya menjadi kaku untuk bergerak. Denyut jantungnya berdetak sangat cepat, ah semoga Aray tidak dapat mendengarnya. Milka menundukkan kepala, pipinya memerah, takut Aray melihatnya.

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang