29

2.9K 351 25
                                    

Happy reading

"Udah mau hujan, Lo gak masuk dulu?" Kayla mengambil kedua plastik besar yang dipegang Aray, keduanya kini sudah berada di depan gerbang rumah Kayla. Langit yang semakin gelap ditambah lagi udara menjadi dingin, Kayla meminta Aray untuk masuk ke rumahnya terlebih dahulu, dia takut jika lelaki itu pulang dengan tubuh yang basah kuyup nantinya.

"Gak usah gue_"

"Ayok lah ada mama gue juga di dalam." Ujar Kayla memotong kalimat Aray.

Dalam beberapa detik Aray terdiam, wajahnya terlihat sedang berpikir akan tawaran gadis itu. Tak lama dia melihat Kayla lalu menganggukkan kepala.

Kayla tersenyum lebar, sangat bahagia melihat Aray mengangguk kepalanya. "Ayo, masuk. Lo yang buka gerbangnya,"

"Hm?"

"Gue kan bawa ini." Kayla mengangkat kedua benda yang ia pegang di depan Aray dengan senyum yang terus menghiasi bibirnya. Sudah dikatakan, gadis itu sangat senang.

"Kalo gitu biar gue yang bawa ini," Aray merebut benda itu kembali. "Dan lo yang buka gerbangnya." Sambung Aray.

Kayla mengangguk mantap, dengan penuh kegembiraan dia membuka pintu gerbang. Sampai akhirnya gerakan tangannya terhenti ketika mendengar bunyi ponsel seseorang.

Aray merogoh ponselnya di dalam saku celana setelah meletakkan dua benda tadi di bawah kakinya.

"Siapa?" Tanya Kayla kepo.

"Milka."

Senyum Kayla langsung menghilang digantikan dengan wajah tak suka. Dia heran, setiap kali bersama dengan Aray kenapa Milka selalu mengganggunya.

"Iya halo kenapa? Kenapa Milka coba ngomong yang jelas.... Hah?jadi sekarang Lo dimana? Oke, sepuluh menit lagi gue sampe di sana, Lo cari tempat teduh jangan sampai kehujanan."

Aray mematikan sambungan, wajahnya tanpa sangat panik. Bahkan dia sempat mengacak-acak rambutnya.

"Maaf gue gak bisa mampir, tapi kapan-kapan gue janji bakalan main kesini."

"Kenapa?"

Aray menggeleng cepat. "Sekarang Lo masuk udah mau hujan, bahaya buat kesehatan Lo."

Baru saja Aray ingin melangkah pergi, Kayla memanggilnya.

"Milka kenapa?" Tanya Kayla menatap manik mata lelaki itu.

"Milka gak kenapa-kenapa."

"Jadi kenapa Lo begitu panik?"

"Kayla, gue gak bisa jelasin sekarang!" Jawab Aray sedikit keras hingga membuat gadis di depannya tampak terkejut.

Kayla membalasnya dengan senyum. Tangannya bergerak membuka jaket yang ia pakai. "Udara malam ini dingin banget gak mungkin Lo cuma pake kaos lengan pendek aja, jadi Lo harus pake ini." Tangannya menjulur memberi benda itu.

Aray menggeleng. "Gue gak butuh itu. Sekarang Lo masuk." Jawabnya.

Kayla menghela napas panjang, kakinya melangkah mendekati Aray. "Sekarang yang butuh ini itu Lo bukan gue," Kakinya berjinjit sembari meletakkan jaket itu di pundak Aray. Lantas dia tersenyum. "Makasih ya buat malam ini. Gue masuk dulu, bye Aray."

Tanpa menunggu jawaban dari Aray  Kayla langsung menutup pintu gerbangnya. Dia tidak bisa bohong kalau dia sedang tidak baik-baik saja, hatinya mendadak sakit melihat Aray lagi-lagi memilih wanita itu.

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang