Chapter 15 (New Victim)

35.7K 1.8K 92
                                    

~Rose's P.O.V~

Sudah beberapa hari aku tidak mau keluar dari kamarku. Aku terus memandang tanganku. Tangan tangan kotor yang sudah menjerumuskanku kedalam situasi seperti ini.

"Rose? Get out or at least eat"

"Aku gamau Jeff, leave me alone.."

"Aku tau kamu masih sedih karena kamu 'tidak sengaja' membunuh kedua orangtuamu, tetapi kamu tidak bisa terus bersedih gini"

"Aku.."

Aku hanya memegang kembali kepalaku yang terus merasa berputar putar dengan suara suara aneh disekelilingku. Jeff mulai mendobrak pintuku dan berdiri disebelahku.

"Kamu mau berkabung sampai kapan? sudah nyaris seminggu kamu begini, lihatlah! Badanmu sudah seperti lidi"

"Jeff, kalau kamu memintaku untuk membunuh orang please jangan hari ini.."

"Aku rencananya ingin menyuruhmu besok sih, tetapi tak apa lah"

"Aku hanya punya kamu sekarang ini"

"Sebagai?"

"Sebagai orang yang bisa aku percaya.."

Aku menoleh padanya dengan mata sembab. Memang aku sudah tidak punya tujuan hidup lagi. Kalau Jeff menghilang begitu saja, aku tidak bisa menentukan lagi nasibku nanti. Mungkin hancur sehancur hancurnya dan mungkin aku akan terlihat seperti The Rake.

Jeff hanya tediam dan mengusap pelan keningku. Dan berjalan keluar dari kamarku.

"Percayalah selagi kau bisa"

"Percaya.."

Aku mengambil pisau yang dulu aku gunakan untuk menusuk ayahku. Darahnya belum aku cuci sama sekali. Aku merindukan kasih sayang orangtuaku yang mungkin tak pernah aku dapatkan seumur hidupku.

Dan sekarang? Aku malah bergantung pada seorang serial killer yang makin menjerumuskanku kedalam hal seperti ini dan suara suara yang tidak kuketahui dari mana asalnya yang akan membuatku menyesal seumur hidupku. Memang jiwaku ini penuh dendam dan kebencian, tetapi aku juga tidak mungkin berani membunuh keluargaku jika bukan karena suara suara yang mengaturku kesana kemari.

Aku selalu mencoba untuk tegar. Akupun berdiri dan mendatangi Jeff. Ia sedang duduk terdiam disofanya. Mungkin ia sedang berpikir. Aku hanya duduk disampingnya dan menepuk pelan pahanya.

"Makasih ya udah selalu mau nyemangatin aku"

"Aku gamau aja ada anak cengeng dirumahku"

"Rude!!"

"Kidding, aku cuma gamau aja liat pembunuh bersedih"

Ia membersihkan pisaunya dengan bagian bawah bajunya. Aku berpikir sejenak dan mendapatkan ide untuk membuatku melupakan kesedihanku.

"Kita membunuh hari ini aja yuk Jeff, jangan besok"

"Kenapa kamu tiba tiba berubah pikiran?"

"Aku gamau bersedih lagi, sudah cukup"

"Baiklah, tetapi kali ini aku akan membunuh bersamamu, bukan menunggumu diluar karena itu membosankan"

"Terserah saja"

Aku kembali ke dalam kamarku dan menarik nafas panjang panjang. Aku mengambil pisauku dan mendatangi Jeff lagi. Nyaman sekali berada disampingnya.

"Siapa yang ingin kau bunuh Jeff?"

"Seharusnya aku yang bertanya, siapa yang ingin kau bunuh?"

"Temanku yang dulu mempermainkanku"

A Psychopath LifeWhere stories live. Discover now