A Psychopath Life

Chapter 21 (The Risk)

"Jeff sampai kapan sally akan terus disini?"

"Well.. Sampai semaunya dia sajalah. Aku menyerah duluan menghadapi anak ini"

"Aku pusing melihatnya. Coba saja kalau dia bukan salah satu dari kita, pasti sudah kubuang dia ke kandang singa"

"Aku berpikiran yang sama denganmu Rose"

Aku dan Jeff terus melihat Sally yang mengepang rambut Julia. Dari awal aku dan Jeff datang, dia terus membuat masalah. Ia menjambak rambutku, melempar lempar tanah kuburan ke Jeff juga mencoret coret baju Julia dengan crayon merah. Huh, semoga saja dia bisa membantuku dan Jeff mengajari Julia walau Sally ini pain in the ass.

"Ok Sally, let's make a deal. Kamu boleh disini selama yang kamu mau kalau.."

"Kalau apa Rosey Hosey?"

"Kalau kamu membantuku dan Jeff mengajari amatir yang sedang kamu kepang itu caranya membunuh"

"Hey aku sudah bis-"

"Shutup Julia, kau bahkan menusuk orang malah meleset ke lantai kan?"

"No!"

"Atau kamu harus menusuk berkali kali baru orang itu mati. Or.. Kamu memakan banyak waktu hingga kau tertangkap dan melaporkan kita semua"

"Why did you..."

"Aku sudah bisa menebakmu, kiddo"

"Fine, aku memang masih amatiran"

Julia memeluk lutunya dengan muka kesal. Sally berpikir sejenak walau ia tau melatih bocah teledor seperti Julia itu akan membahayakan keberadaan kita semua.

"Baiklah aku akan membantu mengajari Julia, Kid's style"

Sally mengangguk perlahan menandakan kekurang yakinan. Aku harus bisa mengambil resiko atas apa yang sudah kuperbuat.

*2 years later*

"Ni anak kemana pula? Udah pagi, dari tengah malem berangkat belom balik.."

Aku terus mencari Julia. Dia semakin ganas saat membunuh. Bahkan dia pernah kelepasan membunuh orang yang dia temui begitu saja di jalan. Dia juga pernah nyaris tertangkap polisi 1,5 tahun yang lalu saat sedang mempraktekan ajaran kami tetapi dia tidak mengikuti arahan dariku. Kapan sih anak ini bisa aku lepas dengan tenang?

"Juli??"

Aku terus berputar putar mengelilingi satu kota kecil ini ditemani Jeff. Mungkin Julia masih dalam pengawasan Sally yang mulai 2 tahun yang lalu menginap di cabin saat hari sabtu dan minggu. Well, sekarang hari Sabtu.

"Kemana ya dia? Gimana kalau dia ketangkep polisi dan dia cerita segalanya tentang kita dan persembunyian kita?"

"Jangan over panic seperti itu Rose, semakin pikiranmu negative semakin gak tenang kamu"

"Iya juga.."

Aku memasukan tanganku kedalam saku celana agar hangat. Cuaca hari ini agak dingin hingga baju hoodie berbahan tebal yang aku pakai sehari hari tidak bisa melindungiku dari dingin. Aku jadi teringat kembali saat kematian kakaknya Julia, Justin. Orang bodoh yang malang.

"Rose! Jeff!"

"Sally? Mana Julia?"

"Gatau, dia lepas dari jangkauanku dan sejak malam aku mencarinya!"

"Damn. Kemana lagi kita harus mencari?"

"Aku sudah berprasangka kalau mengajarinya itu adalah ide buruk!"

Sally memeluk boneka usangnya dengan kesal. Ya mau bagaimana lagi? Kita harus mengikuti takdir untuk kali ini.

"Boo!"

Suara Julia mengagetkanku dan Sally, tetapi tidak untuk Jeff yang terus terdiam daritadi. Dia terus memandangi lampu biru dan merah yang berputat putar dari jauh.

"Julia.. Kau ketahuan-"

"Iya. Ayo lari!"

Julia memotong perkataan Jeff dan membuat kamu semua berlari. Tuh kan anak ini belum bisa aku percaya!

"Harus berapa kali aku kasih tau, jangan sampe ketahuan! Kamu pasti berisik didalem rumahnya?!"

"No!"

"Lalu apa?!"

"Rumahnya memiliki CCTV"

"For goodness sake, itu rumah apa hotel?!"

Aku dan Julia terus berdebat sambil berlari. Aku malas jika harus berlari larian seperti ini. Apalagi lari menghindari polisi. Sally dan Jeff sudah berlari jauh meninggalkanku dan Julia. Menyebalkan sekali.

Tanpa diduga, karena kita lupa sedang dikejar kamipun tertangkap. Mereka memukuli kita yang berusaha melepaskan diri dan memborgol tangan kami. Hah.. Ternyata berakhir begini...

~oke segitu dulu untuk chapter ini. Maaf ya kalau pendek, akhir akhir ini sinyal lagi leplepan.. Hehehe, by the way vote dan commentnya ditunggu yaaaa~