Chapter 22 (Nobody Can)

25.1K 1.6K 108
                                    

Aku terus memikirkan cara untuk keluar dari mobil polisi ini tanpa henti. Kulihat Julia yang terus menangis disampingku sambil meratapi borgol ditangannya. Pasti dia ketakutan dengan situasi seperti ini.

Tetapi tidak untuk a woman with plan sepertiku. Dan baru saja aku ingat satu kebiasaanku itu yang mungkin sudah mejadi ciri khas tersendiri. Kalian ingat kan kebiasaanku? "Pisau didalam sepatu"

Aku selalu mencari situasi yang tepat. Dan saat jalanan mulai sepi, barulah aku beraksi. Tangan diborgol tidak menyusahkanku sama sekali untuk mengambil pisau dari sepatuku dan menusuk semua polisi di mobil ini. Mereka memang kuat dalam menahan tusukanku, tetapi mereka tidak mungkin bisa lolos dariku.

"Rose?! Kau.."

"Sudah jangan terkejut. Kemarikan tanganmu"

Julia menyodorkan tangannya padaku dan aku terus mengorek brogol tersebut dengan pisauku hingga terbuka. Julia pun melakukan yang sama padaku. see? Nothing can stop me.

"Ok, Julia bantu aku memindahkan polisi polisi ini ke belakang."

"Kamu mau ngapain?"

"Membuat suatu kecelakaan"

Julia hanya mengangguk dan membantuku memindahkan dua polisi yang duduk didepan ke belakang dengan polisi satunya yang seharusnya menjagaku dan Julia. Mungkin mereka kira 2 orang cewek jika ditahan cuman bisa menangis meratapi nasib. Oh, hell no!

Setelah itu, aku dan Julia melompat ke kursi depan atau lebih tepatnya aku melompat ke kursi kemudi. Aku memasangkan sabuk pengaman kepada Julia dan diriku sendiri lalu menabrakkan mobil ini ke pohon. Kami memang sedikit terkena pecahan beling tetapi tidak apa lah.

Aku dan Julia pun turun dan buru buru memindahkan 2 dari 3 mayat polisi itu ke depan dan memposisikan seperti mereka mengalami kecelakaan. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri lalu mengambil minyak yang ada di bagasi mobil ini.

"Rose? What are you doing?!"

"Burn the hell out of them"

Aku melempar minyak itu ke atap mobil dan menarik Julia mundur beberapa langkah. Aku mengambil korek api yang ada di dustboard mobil tadi dan menyalakannya. Julia menelan ludahnya lalu berlari lebih jauh sebelum aku melempar korek. Mobil polisi itu terbakar dalam sekejap mata dan membuat para mata melihat ke arahnya. Aku menarik tangan Julia untuk kabur. Aktifitas seperti ini menguras energi tau?

"That was amazing, Rose!"

"Thanks. Dan aksimu untuk memancing polisi itu benar benar bodoh."

"Well, itu suatu pujian untukku"

Julia memasang muka kesal dan menarikku ke cabin. Pasti Jeff dan Sally seperti memutar kepalanya mencariku dan Julia saat ini. Mungkin.

Sesampainya di cabin, aku melihat Jeff dan Sally yang terus mondar mandir dengan khawatir. Mungkin mereka takut aku dan Julia tertangkap. Hahaha.

Aku dan Julia memasuki cabin perlahan dan pelukan dari Jeff dan Sally menyambut hangat kami berdua.

"Kalian selamat?"

"Yeah, pisau di sepatu lah Jeff"

"Kau pintar sekali"

"Thank you"

"Aku senang kalian tidak tertangkap. Ditambah lagi aku senang tidak perlu menyelamatkan kalian"

Tanpa disadari, Jeff menarik pinggangku dan mengecup bibirku. Aku hanya terbelalak ditambah lagi ini adalah first kissku. Ternyata firstkissku bersama seorang pembunuh didalam cabin reot dilihat oleh 2 anak kecil yang tidak seperti anak kecil pada umumnya. Padahal dulu aku bermimpi first kissku yaitu bersama idolaku ditaman lampion juga dilihat oleh beribu ribu cupid. Berbanding terbalik sekali.

"Ehm maaf"

"It's okay Jeff"

Aku hanya tersenyum saat Jeff melepaskan kecupannya juga melepaskan tangannya dari pinggangku. Aku menggeleng geleng untuk melupakan kejadian itu dan malah aku yang malu. Kok aku jadi begini ya?! Masa aku punya perasaan untuk Jeff?!

~Hello everyone! Siapa yang nge ship Rose x Jeff ??? Hahaha, by the way maaf ya kalau pendek! comment dan votenya ditunggu ya, thankssss!~

A Psychopath LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang