Chapter 23 (I Tried!)

27K 1.6K 20
                                    

~Julia's P.O.V~

Wow that was crazy right?! Melihat 2 psycopath yang membunuh keluargaku berciuman didepan mata?! Sangat gila! Dan aku tidak pernah menyangka Jeff berani jalan duluan untuk masalah seperti ini. I mean, duuuh! Dia sangat dingin.

"C'mon, aku bantu kamu mencuci matamu"

Sally menarikku kekamar sambil tertawa jail. Typical Sally. Mungkin kalau aku tetap disana semuanya akan jadi awkward kan? Yasudahlah aku ikuti Sally saja.

Aku dan Sally masuk kedalam kamarku dan Sally dengan gesit menutupnya. Genggaman tangannya juga makin lama makin erat. Aku benar benar bingung dengan ekspresinya yang agak sedikit marah. Aneh. Dia marah karena apa?

"Julia, tell me. Kamu tadi sama Rose ngapain disana? Untung saja Rose masih kepikiran cara untuk lolos!"

"Hey hey tenanglah.. Aku dan Rose kan selamat sekarang"

"Selamat sih selamat! Kemana saja kau sampai aku kau tinggal? Dan apa yang kamu lakukan hingga memancing polisi?!"

"I know tapi tenanglah dulu, aku tadi memang tertangkap kamera cctv. Dan karena aku panik ya.."

"Ya apa?!"

"I burn the house"

"Kamu gila! Kalau begitu ya pantas saja polisi sekitar tau! Kamu kan bisa masuk ke ruang controlnya atau ya dimana letak layar dan rekamannya? Kan bisa kamu hapus semuanya!"

"Iya Sal aku tau tapi aku panik banget!"

"Yea, untung saja kau tertangkap dengan Rose. Kalau denganku mungkin kita sudah berada didalam sel! Untung saja kau meninggalkanku!"

Sallypun keluar dari kamarku dan menutupnya dengan kencang hingga membuatku kaget. Semua kata katanya benar benar menyakitkan tetapi benar. Memang sih aku salah tetapi aku refleks melakukan hal itu. Dan.. Ya memang aku membahayakan keberadaan mereka.

Tetapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku tetap harus berjuang. Semoga kedatanganku kemari bukan menjadi beban saja untuk mereka. Aku mau membalas dendamku pada orang orang juga berterimakasih pada Rose dan Jeff karena telah menyadarkanku walau mereka membunuh orangtua dan kakakku. Kalau aku pergi, aku tidak punya siapa siapa lagi. Aku bisa mati sendirian.

"Julia?"

Suara Rose dan ketukan pintu itu mengagetkanku dan membuatku cepat cepat membukanya. Aku terus memandang Rose dengan mata sembab. Ah aku tidak bisa menahan airmataku.

"Julia kamu berantem sama Sally?"

"Mungkin.."

"Kenapa lagi? Memperebutkan organs? Organ apa yang kalian perebutkan kali ini hah?"

"Nope.. Bukan itu.. Dia marah karena tindakanku tadi mengundang polisi"

"Yeah, itu memang bodoh. Tetapi gapapa lah, kita kan masih selamat"

"Dia gak peduli"

"Well aku peduli"

"Apa iya aku cuman beban untuk kalian?"

"Yes. Pain in the ass. Maksudku, no no no. Kamu bukan beban. Mungkin udah takdirnya kamu memilih jalan ini. By the way aku ada jad-"

"Ajari aku cara caramu membunuh. Segalanya. Aku gabisa belajar bertahap lagi aku muak. Aku tidak bisa melakukan apa apa"

"Ok. Kalau begitu sekarang kau tidur, besok bangunlah pagi pagi atau aku batal mengajarimu"

"Okay"

Aku terus melihat Rose yang melangkah keluar bersama Jeff dan memakai hoodienya. Gayanya sangat keren. Ah lupakanlah! Aku harus tidur. Aku tidak mau menjadi pecundang lagi. Besok aku akan mengikuti semua ajarannya. That would be awesome.

*Esoknya*

"Wake up Juliaaa!!!!"

Rose melepas salah satu sepatunya dan melemparnya tepat ke perutku. Otomatis aku terbangun kaget dan memegangi perutku. Aku melihat mukanya yang benar benar kesal. Apalagi salahku hari ini?

"Kau tau sekarang jam berapa?"

"Mmm.. Jam 7 pagi?"

"Jam 12 siang!"

Rose melempar lagi sepatunya padaku dan tepatnya ke keningku. Kepalaku serasa pusing tetapi pusing itu tertutupi dengan perasaan kaget. Memang sih aku tidak pernah bisa bangun pagi. Aku agak pemalas. Aku terus memegang keningku yang akhirnya berbekas merah karena sepatunya. Biasanya kak Justin membanguniku dengan melempar boneka dan sekarang aku bangun karena dilempari sepatu.

"So.. Kita jadi.."

"Yea, tapi kita gaakan bisa mencari korban sungguhan di siang bolong seperti ini. So kamu hanya bisa memperagakannya pada pohon"

"Aaaahhh kenapa har-"

"Masih tanya?!"

Ia mengambil sepatunya yang jatuh ke belakangku dan melemparnya kembali padaku. Ok aku mulai muak dilempari sepatu seperti ini.

"Fine fine ayo aku mau belajar!! Tapi please berhenti melempariku dengan sepatumu!"

Aku tergesa gesa turun dari tempat tidurku dan berlari keluar cabin sambil membetulkan rambutku yang kesannya seperti rambut singa. Aku sudah tidak kuat dilempari sepatu. Apalagi sepatu itu sudah jelek dan bau hanyir. Ew.

"Ok first lesson, liat situasi. Jangan langsung main bunuh aja."

"Got it!"

"Sok sokan ngerti kamu, kemaren aja kamu membunuh gak liat ada cctv"

"Yea, I'm sorry"

"Pandanganmu harus terus tertuju pada lingkungan sekitarmu. Bukan hanya pada targetmu. Dan reaksi refleksmu itu adalah yg paling penting"

"Contoh?"

"Here"

Rose menarikku ke cabin dan mengendap endap ke dalam kamar Jeff. Mau ngapain dia?

Rose membuka pintu kamar Jeff perlahan dan mengendap masuk diikuti olehku.

"Ok lihat reaksi Jeff"

"Tapi dia tertidur"

"Meh, ia hanya menutupi mukanya dengan bantal saat ia mau tidur"

Rose mengambil pisau dari laci Jeff perlahan. Ia mendekati Jeff lalu berancang ancang akan menusuk Jeff. Dan saat Rose mengayunkan pisau itu kepada Jeff, ternyata Jeff langsung terbangun dan menahan tangan Rose. Wow, reaksi yang bagus.

"Rose?! Kamu lagi apa sama Julia disini?! Dan kenapa kamu mencoba menusukku?! Kamu melanggar janjimu padaku?!"

"Nonono hahaha Jeff calm down, aku sedang memberi contoh untuk gerak gerak refleks pada Julia. Aku tidak mungkin membunuhmu. Kalau bisa aku sudah membunuhmu sejak lama"

"Dasar menyebalkan. Yasudah keluarlah lagi, kau membuatku jantungan saja"

Jeff kembali tidur atau menaruh bantal diatas mukanya. Aku hanya bisa tertawa kecil. Tenyata mereka lucu. Tapi, wow. Gerakan refleks itu sangat bagus. Mungkin kalau Rose mau membunuhku, aku baru membuka mataku saat perutku sudah terbelah dua. Ew.

~Hi readers, happy new year ya untuk kalian semuaaaa! By the way, kayaknya di chapter ini aku tambahin sedikit komedi ya? Mudah mudahan kalian suka... Vote dan commentnya jangan lupaaaa✌️❤️~

A Psychopath LifeWhere stories live. Discover now