Bab Tiga Puluh satu

269 37 4
                                    


Kalau ada typo tolong ingatkan!!

Happy reading!!

🍁🍁🍁

Kini baik Seulgi maupun Jimin, sedang menikmati suasana yang tenang hanya berdua. Setelah merasa cukup lama mereka berdiam disana, akhirnya Jimin mengajak sang pacar ke tempat dimana ia menyiapkan kejutan untuknya.

Selama diperjalanan, Jimin tidak melepaskan gandengan yang mengandeng tangan Seulgi seolah-olah ia tidak mau kehilangan Seulgi.

Setelah menempuh beberapa waktu, akhirnya mereka berdua sampai dimana akan ada satu kejutan yang disiapkan oleh Jimin untuk memperinggati hari jadi mereka yang ke tujuh bulan tersebut.

"Jimin kenapa kita disini?"

Jimin hanya tersenyum tanpa ada niat menjawab pertanyaan sang pacar.

"Jimin!!! Ihh jawab Jimin, bukannya tersenyum" cemberut Seulgi

"Hahahaha sayang kau lucu kalau cemberut begitu, ingin rasanya aku mencubit kedua pipimu itu"ucap Jimin sambil mencubit gemas kedua pipi Seulgi.

"Aww, sakit Jimin" kesal Seulgi.

Jimin hanya terkekeh,"Ayo kita masuk sayang" tangan Jimin menarik pelan tangan wanitanya.

Sesampainya disana, Seulgi dibuat terkejut lagi. Bagaimana tidak, disana banyak foto-foto mereka berdua terpampang dengan sangat rapih dan cantik.

"Jimin kau yang menyiapkan ini semua?" Lirih Seulgi yang sedang menahan tangisnya.

"Selamat hari jadi kita yang ke tujuh bulan Kang Seulgi. Maaf aku cuman bisa kasih kamu kejutan yang kaya gini, cuma kejutan sederhana bukan yang mewah-mewah. Terima kasih sudah menerima aku sebagai lelakimu. Terimakasih juga kau sudah sabar menghadapi sikapku yang kadang egois. Aku cuman lelaki yang biasa aja, aku bukan lelaki yang romantis. Sekali lagi aku ucapkan, selamat hari jadi kita yang ke tujuh Kang Seulgi." Ucap tulus Jimin sambil memandang wajah Seulgi lembut dan mengenggam erat seolah tak ingin kehilangan.

Seulgi yang mendenggar itu terharu karena ia tidak menyangka bahwa Jimin akan memberikan kejutan yang menurut Seulgi romantis.

"Selamat hari jadi kita Jimin. Aku mencintaimu, Park Jimin."

Seulgi langsung memeluk tubuh sang pacar karena ia merasa beruntung mendapatkan lelaki seperti Jimin. Tapi disatu sisi ia merasa kalau suatu saat nanti pria tersebut akan meninggalkannya.

Tanpa mereka sadari, ada dua pasang mata yang sedang menatap kearah mereka.

"Jae, mending lo lupakan saja niat balas dendammu itu. Lo udah liat sendirikan  bahwa mereka saling mencintai?" Ucap Seung Hoon kepada Jaebum yang kini sedang menatap marah kearah Jimin.

Jaebum menatap tajam Seung Hoon, "Lo mending diam saja! Bukannya lo masih sayang Seulgi? Kalau begitu, kenapa kita tidak bersatu saja untuk menghancurkan hubungan mereka?" Ucap Jaebum dengan tersenyum meremehkan.

Seung Hoon menatap Jaebum tak percaya, dia menggelengkan kepalanya tak setuju dengan ucapan Jaebum.

Jaebum mendecih tak suka, "Munafik Lo Hoon." Ejek Jaebum dengan senyum meremehkan.

"Cara yang lo lakuin itu salah Jae. Gue emang masih sayang sama Seulgi, tapi gue bahagia liat dia bahagia. Gue bukan lo yang memendam dendam, dan mulai sekarang gue bukan sahabat lo lagi. Sahabat setia gue udah mati, mulai detik ini!" Setelah menyelesaikan perkataan tersebut, Seung Hoon meninggalkan Jaebum yang terdiam disana. Seung Hoon tak habis pikir dengan pikiran Jaebum.

Gue akan lakukan sesuatu untuk mengagalkan niat burukmu itu, Jae.

Jaebum menatap Jimin yang sedang berpelukan dengan Seulgi. Dia memandang Jimin dengan tatapan penuh dendam dan amarah. Tangannya mengepal, "gue akan rebut kebahagian lo Jim, tunggu tanggal mainnya!" Setelah mengatakan kalimat tersebut, Jaebum lantas meninggalkan tempat itu untuk menyusun rencana.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Where stories live. Discover now