Bab Tiga puluh Tiga

245 31 5
                                    

Jangan pernah menengok kebelakang, sebab masa depan ada didepan bukan belakang.

***

Typo? Tolong ingatkan aku ya guys!!!

Happy Reading guys!!

🍁🍁🍁

Bangtan kini menatap iba Jimin. Mereka ingin memberitahukan kondisi Jimin ke keluarganya, namun pria tersebut mencegahnya dengan alasan tidak ingin menganggu kedua orangtuanya dan Chanyeol yang sedang menyiapkan pernikahan untuk Chanyeol.

Taehyung menatap sedih sahabatnya, Jimin bahkan menolak ketika dirinya untuk memberitahu Seulgi bahwa Jimin masuk rumah sakit. Jimin bilang dia tidak mau semua orang mengasihaninya, cukup Bangtan yang mengasihaninya tidak dengan yang lain.

Taehyung pernah berpikir apakah Jimin seorang pria yang bodoh? Yang merelakan sesuatu dengan ikhlas?

Namun, Taehyung mengenyahkan pemikiran idiot seperti itu. Dia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya, Jimin.

Pria tersebut, tidak mudah merelakan apa yang telah dia miliki. Dia selalu memperjuangkannya meski diam-diam, dan caranya selalu membuat pria tersebut terluka.

Taehyung menghela napas pasrah, Jungkook menatap Taehyung. "Bang, ini gimana? Gak kabarin Bang Chanyeol nih?" Tanya Jungkook yang bingung.

Taehyung menggeleng lemah, "Jangan. Lo dengerkan permintaan Jimin apa?" Jungkook menyandarkan tubuhnya ke tembok.

Tak lama kemudian, dokter Arkan yang dulu pernah menangani Jimin keluar dari ruangan tersebut. Menatap satu persatu sahabat dari pasien yang ia tangani.

"Dokter, bagaimana keadaan Jimin?" Tanya Hosoek yang kala melihat dokter Arkan telah selesai memeriksa Jimin.

Dokter Arkan, menatap Hosoek dengan raut wajah yang tak bisa ditebak. Dan Hosoek peka akan pandangan Dokter tersebut. "Apakah dia baik-baik saja kan dok?," tanya Hosoek pelan untuk meyakinkan apa yang ada dipikirannya.

"Kita berdoa saja untuk Jimin. Karena Jimin sekarang sangat membutuhkan doa dari kalian dan dorongan semangat dari kalian." Ucap Dokter Arkan. "Kalau begitu saya permisi," lanjutnya sebelum meninggalkan mereka.

Bangtan menatap kearah Jimin yang sekarang berada di ruangan ICU. Mereka tidak percaya bahwa sahabaynya kembali masuk keruangan tersebut, ruangan yang dibenci oleh Jimin.

"Joon, terus kita sekarang bagaimana? Gue gak tega liat dia," suara Seokjin membuat bangtan memandangnya. Seokjin menghela napas, "apa yang kita harus lakukan? Ini masalahnya menyangkut nyawa seseorang." Lanjutnya.

Namjoon terlihat memijit pangkal hidungnya, "gue gak tau bang. Lo denger sendiri, kalau Jimin mau nyelesaikan masalahnya sendiri. Dia gak mau kita ikut campur, tapi kalau dengan kondisi Jimin kek gini, gue gak bisa diam saja." Ucap Namjoon dengan nada tegasnya.

"Gue bakalan selidiki Jaebum sama gengnya," Sahut Yoongi.

"Oke, bagus! Gue harap, kita semua tahu apa yang akan dilakukan Jaebum kepada Jimin selanjutnya."

Mereka mengangguk setuju.

***

"Ih, lo ngapain sih ngintilin gue mulu?" Pekik Joy kesal. Dia sangat kesal kepada pria yang dihadapannya.

Sungjae menatap Joy dengan senyum kotaknya.

"Gak cape apa, ngintilin gue mulu? Emang lo gak ada kerjaan?"

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Where stories live. Discover now