Bab Tiga Puluh Empat

242 31 12
                                    

| EPIPHANY |

"Lo kenapa lagi, kak?" Suara Daniel yang tiba-tiba, membuat Seulgi terkejut kaget.

Seulgi mengelus dadanya, "heh bangsul! Ngapain ngagetin sih! Kalau gue jantungan gimana?" Sentak Seulgi yang tak selow.

Daniel hanya menyengir lebar saja, "maaf kak. Habisnya gue perhatiin dari tadi, lo kaya yang bingung aja natep tuh layar ponsel." Jujur Daniel.

"Gue lagi bingung niel,"

"Kenapa lagi? Ada masalah sama Bang Jimin?" Tanya Daniel yang penasaran.

Seulgi menggeleng, "bukan. Gue sama Jimin gak lagi berantem kok." Sanggah Seulgi dengan cepat.

"Lah terus kenapa?"

"Akhir-akhir ini, gue selalu dapat pesan yang isinya ngancem Jimin." Jujur Seulgi sambil menunjukkan isi pesan yang di maksud oleh Seulgi.

Daniel membulatkan matanya saat membaca pesan-pesan tersebut. "Kak ini mah lo di terorr!!" Pekik Daniel.

Seulgi menatap tajam Daniel, "siapa suruh lo teriak hah?" Seulgi menjewer telinga Daniel.

"Aww sakit kak," rengek Daniel.

Seulgi melepaskan jewerannya. "Gue harus gimana Niel?"

"Mati aja, sono!" Celetuk Daniel yang masih kesal atas aksi jeweran tersebut. Seulgi menatap Daniel tajam.

"Enak aja,"

Daniel mendudukan dirinya di sambil menghadap Jendela. "Emang dari kapan kakak di teror seperti itu?" Tanya Daniel.

"Satu minggu lebih"

Daniel melototkan matanya tak percaya, satu minggu?

"Udah bilang Bang Jimin?" Seulgi menggeleng.

"Gue gak mau Jimin kepikiran seperti itu Niel," seulgi menundukan kepalanya dan memainkan jari-jarinya.

Daniel menghela napas pelan, "terus kakak sekarang mau bagaimana?"

"Mungkin gue akan mengikuti apa yang dia mau, Niel." Ucap Seulgi tanpa sadar.

Mata Daniel membulat, "Kak! Lo sadar gak sih? Kalau lo ikutin maunya dia, artinya lo kalah kak!" Bentak Daniel yang tak percaya.

"Niel, tapi-" ucapan Seulgi terpotong,

"Apa? Kak, kalau kakak cinta sayang sama Bang Jimin, kasih tahu dia. Supaya dia mengetahuinya, jadi Bang Jimin bisa bantu lo. Jangan kek gini, itu artinya lo sama aja mempermainkan Bang Jimin." Daniel tak percaya dengan otak Seulgi.

"Terserah lo mau ngomong apa Niel, tapi gue tetep sama pendirian gue." Ketus Seulgi, yang kebawa emosi.

Daniel bangkit dari duduknya, dan pergi meninggalkan Seulgi. Namun baru beberapa langkah dia menghentikan tanpa membalikan badannya.

"Asal kakak tahu, kakak akan menerima hasilnya kalau kakak ngelakuin itu. Dan Daniel tidak bisa bantu, maaf." Setelah mengatakan itu, Daniel melanjutkan kembali langkahnya.

Seulgi masih merenungi apa yang Daniel bicarakan kepadanya.

"Aku harus gimana Jim?" Suara Seulgi melemah, dan matanya mulai terpejam. Tak lama kemudian, wanita itu telah berada di alam bawah sadar.

***

"Bang, angkat dong. Joy mau ngejelasin masalah kemarin, ayo angkat telponnya"

Joy berulang kali menelpon kekasihnya, namun tidak ada satu panggilan yang diangkat oleh Seokjin.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang