Bab Tiga puluh Dua

247 32 6
                                    

Typo? Tolong ingatkan ya guys!!!

Happy reading guys!!

🍁🍁🍁

"Ada apa lo nyamperin gue?" Tanya Jimin santai, saat Jaebum menghampirinya seorang diri.

Jaebum tersenyum remeh, "wes, santai brother."

Jimin menatap jengah Jaebum, dia tahu bahwa pria yang berada dihadapannya sedang menyiapkan sesuatu. "Ada perlu apa?" Tanya Jimin sekali lagi.

"Gak sabaran banget," ejek Jaebum yang semakin tertarik untuk memancing emosi Jimin.

Jimin meletakkan ponselnya lalu menatap Jaebum malas, "Ada perlu apa, Lo nyamperin gue?" Ketus Jimin.

Jaebum mendecih pelan, kakinya perlahan duduk di kursi yang tak jauh dengan Jimin.

"Lo mau tahu, gue mau apa?" Bukannya menjawab, Jaebum malah bertanya balik tentu saja dengan senyuman mengejek.

Jimin menghirup napas lama, lalu membuangnya secara perlahan. Dia harus santai, jangan terpancing dengan pancingan Jaebum untuk dirinya.

"Gue mau, hubungan Lo sama Seulgi. Hancur!"

Satu kalimat dari Jaebum, membuat Jimin memejamkan matanya seraya menahan amarahnya untuk tidak keluar.

"Apa mau lo?" Jaebum tersenyum smirk.

"Gue kan udah bilang, kalau gue mau lo sama Seulgi hancur sehancur hancurnya."

Jaebum masih duduk dengan santai, namun berbeda dengan Jimin. Kini pria itu sudah mulai termakan akan pancingan dari Jaebum.

"Apa motif lo, sehingga ingin hubungan gue sama Seulgi hancur?" Jimin bertanya dengan nada ketus, dan terlihat rahangnya yang menggeras serta tangannya menggepal.

"Gue mau lo ngerasain apa yang gue rasain dulu."

Jimin menggelengkan kepalanya, "Jae, itu bukan salah gue. Lo salah paham sama gue, Jae!" Ucap Jimin dengan tangan yang menggepal.

Jaebum menyunggingkan senyuman kecutnya, dia dapat melihat bahwa dirinya telah berhasil memancing emosi Jimin.

"Salah paham? Bahkan gue lihat dengan mata gue sendiri! Mau ngelak dengan alasan apalagi hah!" Sentak Jaebum, dirinya mulai bangkit dari duduknya.

"Gue lihat lo ngebunuh wanita yang gue sayangi, dan gue lihat dengan kedua mata gue sendiri. Lo mau ngelak apalagi! Gue udah punya semua bukti,"

Jimin diam ditempat, dia masih menunggu kesempatan untuk dirinya berbicara.

"Lo dengan teganya, bilang gue salah paham?" Mata Jaebum kini memerah menahan tangis, dan kedua tangannya menggepal dengan kuat.

"Lo.." tunjuk Jaebum dengan marah, "...penyebab utamanya pacar yang gue sayangi meninggal!" Lanjut Jaebum.

Jimin dengan tenang menyingkirkan jari Jaebum yang sedang menunjuk dirinya. "Jae, Lo salah paham sama gue. Gue -" ucapan Jimin terpotong kala Jaebum memukul rahangnya secara tiba-tiba.

'BUGH'

Jimin tersungkur ketanah, tubuhnya sedang dalam keadaan tidak siap untuk menahan serangan dari Jaebum.

Dengan cepat, Jaebum menghampiri Jimin kembali. "Dia cinta pertama dan terakhir gue Jim, tapi kenapa lo bunuh begitu saja!" Sentak Jaebum dengan tangisan yang tak bisa dia bendung.

Jimin masih meringis dan sesekali menghapus darah dari sudut bibirnya. "Jae, itu hanya salah paham. Bukan gue yang udah bunuh pacar Lo, lo tau kan kalau pacar lo itu sahabat gue?"

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Where stories live. Discover now