25 || Jalan-jalan

312 59 2
                                    

Gadis itu berkali-kali meraih ponselnya, lalu meletakkan kembali ke meja. Namun, beberapa saat kemudian dia kembali meraihnya, lalu memandangi ponsel itu lama.

Radea berdecak. Seharusnya tidak begini. Seharusnya dia tidak perlu merasa grogi hanya untuk mengirim pesan ke Danil. Gadis itu menggigit ujung kukunya. Dia mencari nama 'D' di aplikasi pesan, lalu membuka room chat.

Radea
Besok jalan.

Delete

Radea
Aku setuju besok jalan.

Delete

"Argh!" gerutu Radea. Dia tidak pernah merasa sebimbang ini. Ada perasaan ingin untuk mengiakan ajakan Danil, tetapi dia juga takut. Jalan-jalan? Radea bahkan asing dengan kata itu.

Ddrrtt

Radea melempar ponselnya ke meja saat benda pipih itu bergetar. Radea, gadis itu kehilangan dirinya malam ini. Danil berhasil membuatnya merasakan debaran yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Rasa aneh di dada itu benar-benar asing, membuat tidak nyaman sekaligus bersemangat di waktu yang sama.

Radea mengambil ponselnya, ada pesan masuk dari  nama kontak 'D', yaitu Danil.

D
Besok jadi kan ra?

Embusan napas panjang menjadi aba-aba sebelum gadis itu mengetik pesan balasan.

Radea
ok.

Send

Danil
Ketemu di depan rumah yang kemarin?

Radea
Iya.

****

Sesuai permintaan Danil, mereka akan jalan hari ini jam satu siang. Jam di tembok kamar yang tampak seperti perpustakaan mini itu menunjukkan pukul dua belas. Masih ada waktu satu jam sebelum mereka jalan.

Radea sudah siap. Gadis itu tidak ribet seperti remaja wanita kebanyakan. Dress biru di bawah lutut, sepatu sneakers slip on dengan warna senada yang simpel, dan rambut yang diurai seperti biasa. Dia tidak memakai make up, hanya bedak tabur serta lip tint.

Saat membuka lemari dan mencari tas, Radea menemukan paket yang dia terima seminggu lalu. Paket dari luar negeri, dia sudah tahu itu dari siapa.

Setelah memilih salah satu tas kecil selempang untuk dia gunakan nanti, gadis itu juga mengambil paket berbentuk kotak itu dan membawanya ke kasur. Padahal barang itu sudah datang seminggu yang lalu, tetapi dia sama sekali tidak penasaran dengan isinya. Namun, karena melihatnya lagi sekarang, mungkin lebih baik dibuka.

Tanpa membaca nama pengirim, Radea langsung merobek bungkusan paket itu. Mulai dari lakban, plastik, serta bubble wrap. Kening Radea berkerut melihat benda apa di dalamnya, box ponsel Iphone 11 Pro Max.

Ah, Radea tidak terlalu kaget juga, hampir setiap keluaran baru ponsel merek tersebut, dia memang selalu dikirimi barang. Padahal ponselnya sekarang masih bagus dan mulus. Sama seperti sebelum-sebelumnya, Radea mengganti ponsel dengan yang baru, dan yang lama akan dia jual saja.

Sebenarnya Radea bukan orang yang suka hidup bermewah-mewahan. Tentu saja, anak super rumahan seperti dirinya ini, yang penting ada buku baru saja sudah senang. Selagi ponselnya cukup menunjang, ya sudah, tidak masalah. Tidak perlu keluaran terbaru. Kalau pun dia mau, dia bisa membelinya dengan uang tabungan sendiri.

Radea sudah pernah menolak dikirimi paket barang-barang yang tidak terlalu penting seperti ini, tetapi tidak didengar. Buat apa? Toh, barang apa pun itu, tidak akan berpengaruh untuk mentalnya agar membaik. Kesalahan lama orang itu akan terus menempel di otak Radea.

Introvert VS Ekstrovert ✔️Where stories live. Discover now