Satu

2.3K 177 2
                                    

Valerie Isaac melangkah dengan pasti ketika ia memasuki kantor The Isaac yang terletak di daerah Kuningan. Hari ini merupakan kali perdananya ia berkantor di Jakarta, setelah selama kurang lebih enam tahun ia mengurus lini bisnis The Isaac di HQ di London.

Kantor The Isaac terletak di lantai sepuluh dan sebelas. Satu setengah lantai digunakan untuk kegiatan operasional, sedangkan setengah lantainya lagi digunakan sebagai studio pemotretan dan tempat menyimpan barang-barang keperluan shooting. Kantornya dibuat dengan tema fun dan minimalis. Perabot yang dipilih berbentuk sederhana, tetapi dengan warna-warna cerah. Beberapa ruang rapat bahkan terlihat seperti ruang bersantai. Di hari Jumat, selalu diadakan acara nonton bersama di salah satu ruang rapat.

The Isaac sendiri adalah salah satu dari sekian banyak lini bisnis yang dinaungi Isaac & Co, milik ayahnya Jeremy Isaac. The Isaac bergerak dalam lini bisnis activewear, dan sudah eksis sejak tiga dekade lalu. Lima tahun kemudian, The Isaac mulai melebarkan sayapnya di pasar Asia. Selama membangun The Isaac, Jeremy tinggal di Jakarta dan menikah dengan ibu Val.

Enam tahun lalu, ia mencetuskan ide untuk membuat kolaborasi activewear dengan perancang busana terkenal. Sejak saat itu juga, penjualan barang di The Isaac meningkat. Tahun ini, The Isaac bekerjasama dengan Gin Akira, seorang perancang kenamaan asal Jepang. Karena itu juga, motif dari activewear tahun ini akan kental dengan suasana Jepang, seperti bunga sakura, asanoha (daun rami), yabani (motif panah), Seigaiha (ombak), dan masih banyak lagi. Koleksi kali ini juga menampilkan warna cerah untuk mempertegas motif dan menambah kesan 'fun'.

Ruangan yang Val pakai terletak di lantai sebelas, bersebelahan dengan ruang rapat besar. Ruangan ini juga dipakai Aaron sebelum ia kembali ke London, karena itu ia melihat banyak sentuhan Aaron di ruangan tersebut. Warna putih, abu-abu, dan hitam mendominasi ruangan. Satu-satunya yang menonjol adalah karpet merah besar yang Aaron beli di Turki beberapa tahun lalu.

Val duduk di sofa besar yang terletak di depan meja kerjanya. Sofa besar itu berbentuk huruf U, James Keano sebagai Chief of Marketing and Strategic Plan The Isaac, dan Belle Wijaya sebagai sekretaris Val duduk di sisi kiri dan kanannya. Proyektor sudah terpasang di meja di depannya, menampilkan presentasi yang sudah dibuat Belle sebelumnya.

Hari ini, seperti yang sudah direncanakan, James dan Belle akan memberikan pengarahan sejauh mana campaign The Isaac X Akira berjalan. Sebelum ke Jakarta, Aaron hanya mengatakan jika campaign di Jakarta akan menjadi yang pertama di Asia. Tim di Jakarta juga sudah mempersiapkan konsep, brand ambassador, dan marketing strategy yang akan dipakai.

The Isaac akan meluncurkan koleksi baru, dimulai dari pasar Eropa dan Amerika secara bersamaan. Kemudian, produknya akan meluncur di pasar Asia sehari hari setelahnya. Kegiatan marketing sebenarnya terasa lebih kental di Eropa atau Amerika, namun bukan berarti Val boleh lengah. Pasar Asia merupakan salah satu pasar yang sangat besar dan dalam beberapa kesempatan, penjualannya lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat atau Eropa.

Asia Tenggara dan Asia Timur merupakan daerah yang sangat berpotensi, dan Val memegang kedua pasar itu di Jakarta. Selain itu memastikan semua negara menjalankan kampanye dengan benar, Val juga harus turun tangan sendiri di Indonesia bersama tim Marketing.

Pada layar, terlihat model baju yang akan dijual The Isaac dalam peluncuran perdana activewear. "Pakaian yang akan diluncurkan bulan depan sudah sampai di Jakarta, Tokyo, Singapura, Kuala Lumpur, Seoul, dan Guangzhou beberapa minggu lalu. Beberapa potongan juga sudah diberikan ke brand ambassador yang akan digunakan untuk membuat teaser di media sosial," jelas James.

"Semua produknya sudah lolos quality control?"

"Sudah," jawab James. "Pabrik di Bandung yang The Isaac pakai untuk produksi produk memang punya kualitas yang bagus. Sebelum jadi pun, kami beberapa kali dikirimi contoh pakaian agar hasilnya memuaskan."

Unworthy [COMPLETE]Where stories live. Discover now