Delapan Belas

867 89 2
                                    

Val sudah terlambat ketika memasuki ruangan rapat. Pagi-pagi sekali, ia pulang dulu ke apartemennya, mandi, dan kemudian pergi ke kantornya tanpa sarapan sama sekali. Meski begitu, dia tetap terlambat. Ia duduk di antara James dan Belle. Seketika itu juga, rapat dimulai.

Rapat kali ini merupakan rapat terakhir sebelum proses launching, sekaligus memastikan tidak ada yang terlewat sama sekali.

"Pertama-tama, gue mau bahas tentang materi promosi dulu," kata James, membuka rapat mereka hari ini. Ia membuka slide presentasi yang sudah dibuatnya kemarin, "banner sudah di pasang dari minggu lalu," di layar, terdapat foto banner yang sudah dipasang di mall tempat launching The Isaac X Akira. "Influencer yang kita hire juga udah post teaser sesuai arahan, tepat waktu juga."

Val bernapas lega, "gimana dengan toko di e-commerce dan goodie bag untuk 100 orang pertama?"

"Aman," Belle menjawab. "Semua barang udah di cek, goodie bag juga udah dituker sesuai pesanan. Toko di e-commerce juga udah oke semua. Tinggal tunggu tayang di hari launching."

"Lo udah liat video dari London?"

"Udah," Val mengangguk. "Semua budget aman, kan?"

"Aman."

"Gimana antusias orang-orang tentang launching ini?"

"Menurut data yang gue cari, kata kunci The Isaac dan Akira naik terus di media sosial dan mesin pencari dalam beberapa hari terakhir. Gue cek juga banyak kok yang ngomongin produk ini di Indonesia. So I think it's a good sign. Gue rasa, para influencer, terutama Ethan bener-bener mampu menghidupkan rasa penasaran orang-orang."

"Bagus deh. Keep up the good work. Tinggal sebentar lagi sebelum launching di London. Kita nggak boleh lengah sama sekali Setelah itu, kita boleh seneng-seneng."

James dan Belle sama-sama mengangguk.

"Besok gue akan mulai business trip ke Asia Tenggara dan Asia Timur. Kalau ada masalah di sini, gue percayakan semua keputusannya sama kalian berdua."

"Sure," jawab James.

"Kita udahin dulu rapat kali ini. Kalau ada info tambahan, boleh langsung ke ruangan gue aja."

"Nggak biasanya lo telat, ada apa?" tanya James ketika Belle sudah keluar ruangan. James sengaja berlama-lama membereskan bahan rapat agar ia bisa bicara dengan Val. Atau harusnya gue tanya, "how was your day off?" dengan nada iseng.

Mendengarnya, kepala Val terasa panas, terlebih ketika ia mengingat lagi ciuman Ethan selamam. "Nggak ada apa-apa."

"Masa sih?" tanya James tidak menyerah, "lo keliatan lebih glowing gitu kok."

"Masa, sih? Emang keliatan banget?" tanya Val, tiba-tiba ia merasa sedikit panik. Bagaimana James bisa mengetahuinya hanya dengan sekali lihat? Dan jika James bisa melihatnya, apakah orang-orang juga bisa melihatnya?

Kali ini James tersenyum lebar, "jadi bener ya, something happened between you two yesterday?"

Akhirnya, ia menjawab, "gue dan Ethan akhirnya baikan."

"Baikan atau balikan?"

"Dua-duanya," jawab Val datar.

"Wow, congrats, Val!" James tersenyum senang. "I think all the gamble he took finally get a positive result," James kemudian melirik Val, "and you will not come back gloomy."

"I am never gloomy."

"You did, but you never knew. Apalagi kalau kalian abis berantem. Anyway, apakah kalian akan go public kali ini?"

Unworthy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang