Tujuh

912 100 1
                                    

"Gue udah forward jadwal yang dikirimi Remi dan hasil engagement post Instagram Ethan ke e-mail lo, cek deh." Baru jam sembilan pagi ketika James masuk ke dalam ruangannya dan langsung mengambil tempat di sofa.

"Good morning," sapa Val, meski ia tau ia tidak akan mendapatkan jawaban dari James. Pria itu ternyata sering sekali masuk ke dalam ruangannya tanpa izin, dan tidak mempedulikan apapun jika sudah berurusan dengan pekerjaan. Dan ya, Val sudah terbiasa dengan sikap James. "Lo keliatan nggak seneng, ya."

"Tentu," jawab James. "Gue takut jadwal kita dan Ethan terlalu mepet karena kesibukannya."

Val membuka tautan jadwal Ethan terlebih dahulu, kini Val mengerti. Ethan akan pergi selama dua minggu, sedangkan target peluncuran tinggal tiga bulan lagi. Mereka juga masih punya PR yang harus dikerjakan yang berkaitan dengan Ethan. Semakin lama Ethan menghilang, waktu yang mereka punya juga semakin sedikit.

"He is leaving today, dan baru akan kembali dalam dua minggu. Apa lo inget kapan harusnya Ethan shoot iklan di UK?"

"Dua setengah minggu lagi, tepat setelah dia kembali dari turnya. Dia akan ada di UK selama sekitar lima sampai tujuh hari paling lama."

"It will be tight, tapi harusnya masih cukup waktu," kemudian Val membuka tautan kedua, report kegiatan sosial media yang sudah dilakukan Ethan Pascal selama satu bulan terakhir. "Kapan dia kirimin ini?"

"Baru aja."

"This is surprisingly good," kata Val. "Engagement enam persen, ini angka yang bagus banget malah," sambungnya sambil melihat-lihat post yang Ethan naikkan di Instagram. "Untuk ukuran seorang influencer pria, gue nggak menyangka akan melihat angka-angka ini. Semua post ini, dia buat sendiri atau ada guideline dari Ray?"

"Ray kasih guideline, sedangkan fotonya dilakukan oleh tim Ethan."

Val mengangguk puas, seluruh post yang dilakukan Ethan tidak ada yang melenceng dari image yang The Isaac punya. Di salah satu fotonya, Ethan berpose di basement sambil mengenakan koleksi The Isaac yang baru bermotif Yabani. Beberapa foto bahkan diambil topless, memberikan akses pada matanya untuk melihat otot di badan dan lengannya. Di foto-foto itu, Ethan terlihat sangat maskulin dan juga sporty.

"You like his body, don't you?" ejek James. "Mata lo nggak bisa lepas dari fotonya."

Val menatap James sebal, "gue suka fotonya secara keseluruhan," jelasnya.

James mengangguk, diiringi dengan cekikikan kecil, "nggak masalah kok kalau lo suka fotonya."

Masih dengan tatapan sebal, akhirnya Val menutup tautan foto Ethan. Dia tidak akan menang melawan James, jadi dia harus mengganti topik pembicaraan.

"Apa kita udah deal dengan model wanitanya?"

"Udah," jawab James, ia kembali serius, "kemarin gue dan Belle sudah bertemu dengan salah satu model agency, kita udah milih dan akan memakai Karenina sebagai model utamanya. Dia jebolan Asia's Next Top Model. Nggak menang, sih, tapi sangat cocok dari segi branding, ukuran badan, dan gaya hidupnya. Dia juga nggak akan overshine Ethan sebagai model utama."

"Bagus kalau begitu, good job. Kapan dia akan fitting baju?"

"Belum dijadwalkan. Dia juga ada kegiatan muncul di iklan TV dengan merk make up. Beberapa hari sebelum peluncuran The Isaac, dia juga masih ada kegiatan di Bandung, jadi salah satu model dari artis yang baru aja launching label pakaian."

"She's that busy? Tolong pastikan aja jadwalnya bisa cocok dengan jadwal Ethan nanti. Gue takut miss di sana kalau mereka sama-sama padat jadwalnya."

Unworthy [COMPLETE]Where stories live. Discover now