Tulang-tulang punggungmu menjulang berdiri, terlampau keras dikebiri.
Menolak menjadi hamba yang membungkuk kepada kolonialis Belanda dan fasis Jepang terkutuk.
Engkau Bapak Republik mengimani revolusi, merdeka adalah hak milik mesti terwujud hari ini.
Terlampau keras di telingamu mendengar suara-suara pribumi yang sekarat lemas diperas oleh kolonialis buas.
Terlampau sering matamu tatap pribumi kurus kering dibanting oleh kaum maling.
Bagimu merdeka 100 persen untuk Pertiwi dan tuan rumah tak pernah sudi berdiskusi dengan penyamun yang merampok rumah, membakar bumi.
Bapak republik, bagimu membungkuk adalah hal tak pantas tulang punggungmu terlampau keras.
Hendaki tiada lagi Pertiwi diperas, mengharap tanah air bebas dari pemerkosaaan penjajah buas.
Sayang orang-orang tiada suka. Timah panas dialamatkan di raga.
Engkau sekarat di tangan republik yang susah payah dibuat.
Namun gerilyamu menolak tamat, juangnya berduplikat.
II/VI/MMXX
