2. Terperangkap Masa Lalu

1.3K 208 49
                                    

بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

  📗Takdir📗
-Mereka yang terlihat lebih beruntung, atau kita yang kurang bersyukur?-

🌹🌹🌹

Sejatinya di dunia ini kita sama sekali tidak memiliki apa-apa. Seperti tukang parkir, dia banyak dititipkan mobil mewah dan motor yang mewah, namun tidak pernah marah saat sang pemiliknya kembali mengambil apa yang sudah ia titipkan. Lantas, haruskah kita marah jika apa yang dititipkan kepada kita kembali diambil pemiliknya

🌹🌹🌹

Hafshah berjalan menuju perpustakaan. Di sana ia melihat Bella dan Clara sibuk dengan buku-buku yang mereka pegang. Hafshah mendesah pelan, bagaimana mungkin dia bisa berpisah dengan kedua temannya itu? Sejak awal masuk SMP, Hafshah hanya bisa berteman dengan mereka.

Tidak lama setelah itu Hafshah melihat Clara melambaikan tangan, menandakan bahwa gadis itu meminta Hafshah untuk segera mendekat.

Hafshah tersenyum, melangkahkan kaki mendekati kedua temannya.

"Aku pikir kalian di mana."

Keduanya memeragakan senyuman yang sulit diartikan.

"Ngapain sih?" Hafshah kembali bertanya karena keduanya sama-sama terlihat aneh.

"Aku sengaja suruh mereka ke sini. Biar kamu ke sini juga."

Hafshah membalikkan badan. Dilihatnya Afnan sedang berdiri tepat di belakangnya. Tubuh Hafshah langsung terasa kaku. Ia meneguk air liur yang serasa memadat. Afnan? Kenapa dia bisa ada di sini?

"Kamu?"

"Iya. Aku mau bicara."

"Apa?"

"Sebenarnya, aku udah lama banget merhatiin kamu. Kamu itu pintar, cantik dan baik. Kalau seandainya aku bilang kalau aku suka sama kamu, itu nggak masalahkan?"

Hafshah terdiam sejenak. Memastikan bahwa telinganya benar-benar tidak salah dengar. Jika memang ini benar, Hafshah pasti akan sangat bahagia. Karena sejujurnya, Hafshah juga sudah menyukai Afnan sejak lama.

Sementara itu, Bella dan Calara menutup mulut dengan telapak tangan, saling tertawa geli menyadari bahwa Hafshah dan Afnan yang mungkin sebentar lagi akan menjadi sepasang kekasih.

"Eemm ... eee...,"

"Aku tahu ini mungkin terlalu mendadak dan bikin kamu kaget. Cuma aku butuh jawaban yang cepat dan tepat. Kamu mau jadi pacar aku?"

"Pacar?"

"Iya."

"Aku ... aku mau."

Afnan tersenyum penuh arti. Ia bahagia karena bisa menjadikan Hafshah sebagai seorang kekasih. Ia pikir, cintanya akan ditolak, tapi nyatanya harapan sesuai dengan keinginannya.

Hafshah pun tersenyum. Semenjak status mereka berubah menjadi sepasang kekasih, kebahagiaan terus serasa menjadi milik Hafshah.

🌹🌹🌹

Satu tahun kemudian.

Hafshah tersentak dari tidurnya, napasnya memburu diiringi keringat yang deras. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 02:00 dini hari.

Perlahan, air mata Hafshah mengalir deras. Afnan lagi-lagi hadir ke dalam mimpinya. Laki-laki itu telah meninggalkan luka bagi Hafshah. Padahal Ia sangat mencintai Afnan, sangat mencintainya.

Tapi kebahagiaan itu hanya singkat saja, Afnan malah pergi tanpa memberi kabar, katanya ikut orang tua pindah ke laur negri. Lantas, apa salahnya memberi kabar?

Hafshah mengambil ponselnya, membuka aplikasi chating WhatsApp. Sampai sekarang, Afnan juga belum aktif. Sosial media Facebook dan Instagram pun juga tidak aktif. Lantas, bagaimana ia harus menghubungi Afnan? Menanyakan kabar laki-laki itu.

"Satu bulan, Af. Kamu masih menghilang." Gumam Hafshah pelan.

Tidak lama lagi ia akan masuk pesantren. Usahanya untuk mencari berita dan menunggu kabar dari Afnan akan semakin tipis. Haruskah ia melupakan cinta pertamanya itu?

Hafshah kembali membaringkan badannya. Sambil mengutak atik ponselnya.

Afnan adalah cinta pertamanya, laki-laki yang pernah berbuat baik padanya.

Clara

Haf? Masih online? Tumben?

Kebangun, Clar.

Hmm, jangan galau terus ya.
Biarin aja Afnan pindah sekolah.
Palingan nanti kalau dia udah
nggak sibuk, pasti ngabarin lagi.

Iya.

Atau cari pacar batu,
hehe.

Batu?

Eh, typo, Haf.
Pacar baru maksudnya.

Enggak ah.

Cie yang mau nunggu cinta
sejatinya kembali, hehe.

Udah ya, aku ngantuk.
Mau tidur lagi

Oke deh, Cacah.

Jangan begadang

Bukan begadang, tapi
insomnia.

Jangan keseringan,
apalagi nanti udah SMA

Iya, bu Bos.

Hafshah tidak membalas lagi. Meletakkan ponselnya sambil memejamkan mata. Sudahlah, mungkin Afnan punya alasan kenapa tiba-tiba menghilang. Yang jelas, Hafshah akan tetap menunggu sampai laki-laki itu kembali padanya.

Luka tak berdarah memang sakit, tapi ia harus menutupnya kuat-kuat. Agar luka itu tidak terlalu lama menganga.

🌹🌹🌹

Bersambung

Afnan pergi meninggalkan Hafshah, apa yang terjadi?
Apa Hafshah bisa move on nantinya darimasa lalu?
Tunggu bab 3 saat Hafshah ada di pesantren 💞
Mau mempertanya kan kenapa singkat? Yaps, sengaja karena ini masalalu yang nggak harus ditulis panjang, biar bisa move on #eh becanda 😅

Jangan lupa ikutin terus karena ada ledakan yang gak diduga-duga dipertengahan nanti. Apakah itu? Ayo dong, ikutin terus yaa pokoknya 🤗

Peluk jauh Dimchellers_17

TAKDIRWhere stories live. Discover now