6. Rahasia Besarku

971 162 71
                                    


بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

  📗Takdir📗
-Mereka yang terlihat lebih beruntung, atau kita yang kurang bersyukur?-

🌹🌹🌹

Setiap manusia pasti memiliki masalah. Jadi jangan pernah merasa bahwa kamu adalah manusia yang paling menderita

🌹🌹🌹

Di dalam kamar hanya ada Meda dan Hafshah. Tadi sore, Mely sudah dijemput orang tuanya untuk kembali melanjutkan pengobatan. Hafshah dan Meda pun sebenarnya tidak menyangka, bahwa Mely pun terkena penyakit Bernard Souiler Syndrome (BSS) dan Hepatitis B yang menggerogoti tubuhnya. Kelainan darah dan penyakit langka itu sebenarnya sudah ia idap sejak usia delapan tahun. Pembulu darahnya sering pecah jika sudah mengalami demam yang tinggi. Itu sebabnya kenapa kondisi Mely sering mengalami mimisan.

Kedua orang tua Mely sebenarnya hanya ingin Mely fokus menjalani pengobatannya yang hanya ada di luar negri. Namun Mely selalu menolak dengan alasan percuma. Ia merasa tidak akan mungkin pernah sembuh. Mely merasa bahwa di sisa hidupnya ia hanya ingin memiliki ilmu agama yang cukup, agar kelak jika ia meninggal bisa masuk ke dalam surga dan menunggu orang tuanya di sana, sambil memberikan keduanya hadiah mahkota seperti yang kebanyakan dikatakan orang-orang.

Kedua orang tua Mely pun pasrah atas vonis dokter yang mengatakan bahwa usia Mely tidak akan sampai lima belas tahun. Itu artinya kurang dari satun tahun lagi, mereka akan kehilangan Mely.

Mendengar pernyataan itu semua, Hafshah dan Meda menangis. Tidak menyangka bahwa penyakit yang di derita Mely akan seserius itu.

Terlebih Marisa --ibu Mely--, yang tak ingin kehilangan satu-satunya putri yang ia punya. Mely adalah harta mereka yang sangat berharga. Permata hati yang sangat didambakan kehadirannya. Mana mungkin mereka sanggup kehilangan Mely setelah penantian yang cukup panjang.

"Nanti kita jenguk Mely ke rumah sakit ya, Meda."

Meda menganggukkan kepala.

"Aku nggak tega liat dia, Med. Terlebih, aku tahu, alasan dia pengen masuk ke sini hanya untuk kedua orang tuanya. Dari sekian banyak orang yang menolak masuk ke sini, dia malah berusaha kekuh untuk masuk ke sini. Ini sangat luar biasa, Med."

"Iya, Haf. Aku salut banget sama dia. Semua dia lakuin semata-mata karena dia sayang sama orang tuanya. Karena dia beranggapan nggak bakal bisa bahagiain orang tuanya di dunia, dia udah merancang rencana untuk membahagiakan orang tuanya di surga. Hmmm, Mely benar-benar gadis yang sangat baik."

"Semoga ada keajaiban yang bisa membuat Mely sembuh."

"Aamiin..."

"Alasan kamu masuk ke sini apa, Med. Kamu udah sejak lulus SD kan masuk sini?"

Meda menganggukkan kepala lagi.

"Alasannya kurang lebih sama seperti Mely. Dan kamu tahu? Ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Jadi aku nggak ingin salah arah saat dunia ini mengangkat aku, Haf. Jadi di sini, aku menemukan apa yang aku inginkan. Dunia dan akhirat yang seimbang."

Hafshah menganggukkan kepala.

"Alasan kamu sendiri?"

Mendengar pertanyaan Meda, jantung Hafshah serasa berhenti berdetak. Rasanya pertanyaan itu sangat menakutan.

"Aku sering liat, saat awal-awal masuk ke sini kamu suka nangis kalau udah malam, kamu sering bilang kalau kamu kangen mama sama papa kamu, dan--- kakak kamu juga kan?"

TAKDIRWhere stories live. Discover now