14. Kembali

601 119 29
                                    

بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

  📗Takdir📗
-Mereka yang terlihat lebih beruntung, atau kita yang kurang bersyukur

🌹🌹🌹

Tidak semua masalalu buruk akan merusak masa depan yang baik. Tidak selamanya kesalahan masalalu menjadikan kita dipandang tidak baik di hari esok. Sebab masalalu yang buruk pasti memberikan pelajaran yang lebih berharga untuk melewati hari esok

🌹🌹🌹

"Hafshah, kamu kemana saja?"

"Aku, aku habis ketemu sama teman aku, Ma. Bella sama Clara. Maaf, aku mggak izin sama mama."

Tiara hanya diam mendengar jawaban dari Hafshah.

"Maafin aku, Ma. Aku selalu bikin Mama sama papa sudah."

Tiara masih, diam.

"Udah beberapa waktu ini, aku udah renungin semua masalah aku. Mungkin untuk kembali ke pesantren aku udah nggak bisa. Aku udah terlanjur malu."

Tiara memejamkan mata. Ia berusaha membuang jauh-jauh rasa amarah yang ada di dalam hati. Perlahan, Tiara mendekat kemudian membawa Hafshah ke dalam pelukan.

"Maafin mama, Hafshah. Nggak seharusnya Mama menyalahkan kamu sepenuhnya. Mama sadar, ini semua terjadi juga atas kesalahan Mama. Mama terlalu cuek sama kamu. Sampai-sampai Mama itu melimpahkan semua amarah mama dan mama menyalahkan kamu. Kamu nggak perlu berhenti sekolah, Sayang. Mama nggak mau masadepan kamu benar-benar hancur."

Hafshah menitikkan air mata. Ia bisa mendengar dengan jelas bagaimana suara serak Tiara yang sedang menahan tangis.

"Tapi aku udah terlanjur malu, Ma. Mereka semua udah ngerendahin aku. Kalau aku tetap sekolah di sana. Mereka akan terus-terusan ngejek aku."

Tiara melepaskan pelukan. Ditatapnya Hafshah dengan intens.

"Mama sama papa akan urus semuanya. Nggak akan ada satu orang pun yang berani menghina kamu lagi."

🌹🌹🌹

"Maafin Hafshah ya, Pa. Hafshah udah bikin papa marah."

Tristan tersenyum tipis. Ia berjanji sampai kapan pun akan mencari keberadaan anak laki-laki itu. Menyuruhnya untuk bertekuk lutut dan memohon ampun pada putrinya.

"Papa sudah maafin kamu, asalkan kamu mau berjanji, tidak akan akan mengulanginya lagi."

Hafshah menganggukkan kepala. Sekarang, satu keluarga itu sedang jalan-jalan. Memperbaiki hubungan yang sempat menegang.

Sekarang, mereka akan lebih memperhatikan Hafshah, agar kejadian itu tidak akan terulang lagi. Lengahnya pengawasan orang tua, tentu akan berdampak buruk pada anaknya sendiri.

"Kak Ian, Hafshah juga minta maaf ya sama kak Ian. Soalnya Hafshah udah bikin kak Ia kecewa. Hafshah nggak bisa jadi adik kebanggaan kakak lagi."

"Lho kenapa enggak sih. Kamu kan masih bisa banggain kakak sama prestasi kamu. Jadi anak yang pintar, biar nanti bisa kuliah. Mau nggak ke Cairo?"

"Nggak mau ah kak, jauh. Kalau aku kangen susah pulangnya. Nggak mau ah."

"Sudah, mulai sekarang terserah, papa nggak akan maksa-maksa kalian. Kalian boleh gapai apapun cinta-cita kalian. Selagi masih di jalan yang benar. Papa sama mama akan selalu dukung kalian."

🌹🌹🌹

Hari ini Hafshah sudah kembali ke Darul Akhyar. Diantar kedua orang tuanya untuk kedua kalinya. Mungkin sekarang siatuasinya akan kembali berbeda. Kembali dengan cerita yang baru. Pikiran Hafshau tak terlepas dari rasa takut untuk dipermalukan.

Sekarang di dalam kamar hanya ada Hafshah. Ia masih belum mengerti apa yang akan ia lakukan saat nanti bertemu dengan Syahlaa dan Gladys. Terlebih Meda. Pasti semuanya akn terasa amat canggung.

Lagi pula Hafshah pun yakin. Kedua temannya itu past akan lebih membela Meda. Sebab yang Mereka tahu Meda itu baik. Tidak mungkin untuk melakukan tindakan bodoh yang akan merusak persahabatannya sendiri.

Lantas, bagaimana dengan masalahnya? Karena rahasia besar itu hanya diketahui oleh Meda seorang. Jika bukan Meda pelakunya, siapa lagi?

Tidak lama setelah itu Gladys dan Syahlaa masuk ke dalam kamar. Itu artinya kegiatan bejalar telah usai.

"Hafshah? Kamu udah balik?"

"Udah, Dys." jawab Hafshah pelan.

"Kita senang kamu udah balik, Haf. Rasanya aneh kalau nggak ada kamu."

Hafshah hanya tersenyum tipis. Dilihatnya Syahlaa duduk di atas kasur. Benar saja, rasanya aneh sekali. Hafshah kembali merasa asing.

Tapi, ia tidak melihat kehadiran Meda. Yausdalah, ia juga tidak peduli. Kemarahan Hafshah pada Meda tidak akan mudah hilang begitu saja.

Di sisi lain, Glady dan Syahlaa pun bingung harus bagaimana. Sebab keduanya sama-sama sahabat mereka. Gladys hanya ingin semuanya seperti dulu, akur, berhasabat, saking menyayangi dan tidak pernah terlibat konflik peerngkaran. Pun dengan Syahlaa. Genk Micin seakan retak karena kejadian ini.

"Hafshah, aku boleh nanya nggak?"

"Apa, Dys?"

"Inti tentang masalah kamu sama Meda."

Kening Hafshah berkerut.

"Meda?" Jangankan untuk menyebut namanya,mendengarnya saja, Hafshah seakan enggan.

"Kenapa?" Ekspresi Hafshah tiba-tiba berubah.

"Kamu yakin Meda yang lakuin ini semua? Soalnya kita benar-benar nggak yakin Meda pelakunya."

"Hooh." Syahlaa menganggukkan kepala, setuju dengan Gladys.

Hafshah tertawa sarkas.

"Udah aku duga, kalian pasti bakal belaiin dia."

"Bukan gitu Hafshah. Kita ini udah habisin waktu bareng-bareng tiap hari. Kita semua hampis saking tahu kebiasaan dan sifat masing-masing. Kalau untuk masalah sebesar itu, kita berdua benar-benar yakin. Meda nggak akan lakuin itu. Untungnya apa buat dia? Yanh ada dia bakal ngerusak persahabatan dia sendiri."

"Terus maksud kalian aku yang buka aib aku sendiri? Itu lebih Nggak mungkin."

"Bisa aja kan ada orang lain yang dengar. Terus manfaatin ini. Dia nggak suka sama kamu atau sama Meda. Terus dia lakuin ini supaya persahabatan kita hancur."

Hafshah menggelengkan kepala. Tidak masuk akal.

"Kamu tenang aja, kita akan buktiin kalau emang bukan Meda pelakunya."

"Kalian seakan lebih berpihak sama Meda. Padahal di sini aku yang dipermaluiin. Apa yang Nadiya bilang emang benar adanya."

"Nadiya?" tanya Syahlaa bingung, ia beralih menatap Gladys.

"Hafshah. Kadang ngga semua apa yang ada dipikiran kita sama dengan kenyataan. Yang menurut kita salah belum tentu salah, yang menurut kita benar belum tentu benar."

🌹🌹🌹

Bersambung.
Gimana ya Hafshah ketemu sama Meda nanti 😌
Apa yang akan terjadi? 😌

Peluk jauh Dimchellers_17 ;)

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang