20: Titik Temu (b)

518 104 27
                                    


بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

  📗Takdir📗
-Mereka yang terlihat lebih beruntung, atau kita yang kurang bersyukur-

🌹🌹🌹

Mengapa harus selalu membandingkan hidup kita dengan orang lain, sementara Allah sudah mengatur segala urusan kita sekali pun dengan kekurangan yang begitu banyak

🌹🌹🌹

Aletta sudah berada di rumah Tiara dan Tristan. Usahanya kemarin untuk mengikuti Tiara tak berujung sia-sia. Ternyata Allah membantunya dengan begitu rapi, ia berhasil menemui alamat rumah perempuan yang sudah merenggut anaknya tujuh belas tahun yang lalu.

Apakah Aletta egois? Sememtara ia hanya ingin memperjuangkan anak kandungnya sendiri, seorang putri yang sudah dikandungnya dengan susah payah dan melahirkanya dengan taruhan nyawa yang bukan main-main.

"Kamu yakin mereka akan pulang hari ini? Apa kita tidak kembali besok saja?"

"Yakin, Mas."

Surya mengusap wajahnya pelan. Sebenarnya ia memang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan putrinya. Jika seandainya mereka tidak mau mengembalikan Hafshah padanya, Surya berjanji akan melaporkan hal ini pada pihak yang berwajib.

Hampir dua jam Aletta dan Surya menunggu di sana. Hingga tak lama kemudian mobil Tristan memasuki perkarangan rumah mereka.

"Pak, ada tamu menunggu di dalam."

"Tamu?" Kening Tristan berkerut mendengat ucaoan penjaga rumahnya.

"Pa, itu mereka!"

Tiara tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat kedatangan Aletta dan suaminya.

"Pa, gimana ini?" tanya Tiara dengan suara bergetar.

"Emang mereka siapa ma?"

Tiara tidak mampu menjawab pertanyaan putrinya, inikah saatnya? Hari yang paling menakutkan yang pernah ia bayangkan. Demi apa pun Tiara belum siap jika harus dipisahkan dadi Hafshah. Bagaimanapun dia yang sudah merawat Hafshah dari kecil, memberinya ASI dan membesarkannya hingga saat ini. Mungkin terkadang Tiara tidak bisa memberikan kasih sayang ya.g sempurna, tapi percayalah. Tiara sebenarnya sangat menyayangi Hafshah.

"Kita harus hadapi ini Tiara. Kita keluar."

Aletta langsung berdiri di depan mobil Tristan. Ia tidak sabar bertemu dengan putrinya. Putri yang tidak pernah ia sentuh. Jangankan menyentuh, melihat wajahnya saja Aletta belum pernah.

Aletta tidak bisa lagi menahan dirinya, saat melihat seorang gadis keluar dari dalam mobil, Aletta memeluknya dengan telak. Ia sangat yakin, gadis cantik berkulit putih itu adalah putrinya.

"Hafshah...."

Aletta memeluk Hafshah begitu erat. Seakan mengatakan pada dunia bahwa anak ini adalah milik, tidak ada satu pun yang boleh merenggutnya lagi, Hafshah hanya miliknya seorang.

Hafshah yang mendapat perlakuan itu hanya bisa tertegun.

Suasana mendadak menjadi tegang. Semuanya berada dalam emosi masing-masing.

"Maaf, Bu... ini ada apa ya?"

Aletta melepaskan pelukannya. Ditatapnya Tiara dengan sinis. Emosi yang selama ini tertahan terlihat begitu jelas.

"Aletta, jangan...."

"Kenapa Tiara? Kenapa kamu melarang saya?"

"Maaf, Bu, Pak. Lebih baik kita masuk dulu ke dalam. Kita selesaikan masalah kita. Tidak baik disini, bisa mengundang fitnah."

TAKDIRWhere stories live. Discover now