1. Untuk Dara Laksmi Sasmita

2.4K 252 26
                                    

Tulisan ini aku tujukan untuk Dara Laksmi Sasmita, perempuan dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 49 kg, berambut pendek ala TNI wanita, dan bergigi gingsul. Setidaknya itu yang kusimpulkan dari hari terakhir kita bertemu. Tentu, kamu ialah cinta yang mustahil kuwujudkan, cinta yang terlalu memalukan untuk diperjuangkan, dan cinta paling lancang yang pernah kurasakan. Kamu tahu, Mbak Dara? Angka memang menjadi pembeda tapi kelancangan cinta tidak pernah mengenal perhitungannya.

Masih ingatkah kamu denganku? Adik yang hilang usai menangis di hadapanmu. Aku kalah kala itu. Apa kabar denganmu, Mbak?

Tunggu, masih pantaskah aku menanyakan kabarmu setelah aku meninggalkanmu tanpa kata pamit? Maaf, tapi semuanya terasa sulit.

Melalui tulisan ini, aku ingin bercerita banyak hal denganmu. Perihal keinginanku dapat tertawa lagi bersamamu, duduk bersanding di bawah pohon angsana, atau sekadar berbincang tentang carut-marut negara. Bisakah kita kembali bersua? Tapi aku terlalu takut patah hatiku kembali menganga. Kenyataan bahwa hatimu milik Bapak tentara berbaret merah, membuatku berulang kali patah.

Pikirku menjadi Bung Karno yang mencintai Inggit Garnasih itu mudah, ternyata tidak. Aku harus sadar diri, aku bukan Bung Karno dan kamu bukan Inggit Garnasih. Kita tidak pernah sama, maka wajar jika aku pun tidak mampu mewujudkan impiku perihal dirimu.

Kamu adalah Dara Laksmi Sasmita-Mahasisiwi semester akhir, pelatih baris-berbaris di sekolahku, dan aku hanyalah Apta Priyatama-anak kelas XI SMK jurusan Pemesinan, Danton Patriakara untuk tahun 2018-2019. Ya, Patriakara, nama tim baris-berbaris dari SMK Negeri 2 Karanganyar, tempatku menimba ilmu saat ini dan tempatmu pernah melewati masa putih abu-abu dari tahun 2012-2015.

Kamu ialah bagian dari cinta memalukan yang belum kulupakan, tetapi aku ialah limbah hatimu yang terbuang dan mudah dilupakan. Pasti, pasti terlupakan sebab namamu terlanjur terbang sebagai penulis dan editor salah satu penerbit mayor di Yogyakarta. Sekali lagi, itu yang terakhir kali kudengar, mungkin saja sekarang kamu sudah menjadi Ibu untuk anakmu yang lucu.

Mbak Dara, sungguh aku tidak mampu menemuimu, tetapi izinkan aku bercerita perihal apa yang membuatku pergi tanpa mengatakan, "Sampai jumpa lagi". Sebelumnya, kuucapkan selamat ulang tahun yang ke 29 di tahun 2026 ini. Semoga kamu tak terlena oleh segala nikmat yang Allah Swt. berikan dan semoga rumah tanggamu dengan Mas Gayuh selalu penuh cinta. Tolong Mbak Dara, aminkan kalimat terakhir, sebab aku tak kuasa untuk sekadar mengaminkannya.

🍁🍁🍁
Bersambung...

🍁🍁🍁Bersambung

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Untuk Dara Laksmi SasmitaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz