Chapter 12 - Lift

16.4K 657 22
                                    

Dom : Minho!
Sub : Felix!

___________________________________________

⚠⚠⚠

Felix ngerutuk dalam hati karena dirinya lagi lagi harus lembur gara gara sang bos sialan yang gak henti hentinya memberi tugas ke dirinya.

Bahkan ini sudah jam setengah dua belas malam dan Felix baru sampai di gedung apartementnya.

Awalnya semua berjalan normal, hanya keheningan yang menyapa, namun saat membuka pintu lift untuk ke lantai atas, Felix benar benar merasa bulu kuduknya merinding.

Di dalam sana, berdiri sosok Lee Minho yang terkenal sudah mengejar ngejar Felix tak peduli jika lelaki manis itu telah menolaknya berkali kali.

Ingin rasanya menaiki tangga saja namun Felix terlalu lelah untuk melakukan hal tersebut, jadi sembari berdoa dalam hati, Felix menghela nafas kemudian masuk ke dalam sana, berdiri cukup jauh dari Minho.

Kala pintu lift tertutup, saat itu pula Felix merasa sesuatu berbahaya mengintainya.

Dan benar saja, tanpa peringatan, Minho memojokkannya ke sudut lift, membuat lelaki manis tersebut tak bisa bergerak karena tangannya ditahan oleh yang lebih tua.

"Apa yang kau lakukan sialan!?"

Oh ayolah, Felix hanya ingin pergi ke apartementnya kemudian tidur dengan tenang.

"Aku kali ini tak akan melepaskanmu, sayang." Minho berbisik tepat di telinga Felix, membuat yang lebih muda merasa bulu kuduknya kembali berdiri.

Ah Minho ternyata telah menunggu dirinya, dan timmingnya benar benar tidak tepat untuk Felix.

Tanpa peringatan, Minho segera membalik tubuh Felix dan melepaskan ikat pinggang yang melingkar di pinggang ramping tersebut. Felix tentu memberontak namun sayangnya Minho tak peduli.

Tenang saja, entah bagaimana caranya, kamera cctv dan juga lift telah disabotase oleh Minho jadi Felix tak akan bisa pergi kemanapun kali ini.

Mereka terjebak karena ulah Minho sendiri.

Pemuda Lee tersebut kemudian menurunkan celana beserta dalaman yang Felix gunakan, menampakkan belahan bokong Felix yang sintal dan mulus. Minho lalu mengikat kedua tangan mungil tersebut di belakang tubuh menggunakan ikat pinggaang.

"HEY SIALAN, APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!?"

Felix berteriak, namun seakan tuli, Minho melepas celananya sendiri.

"Akhhh..." lelaki manis itu segera mengerang kesakitan kala milik Minho langsung masuk ke dalam holenya.

Felix benar benar menangis saat ini, dirinya dilecehkan sedemikian rupa oleh sosok yang tergila gila dengannya.

"Ahhh..." namun desahan juga turut andil keluar dari bibir Felix kala tangan lebar Minho menggenggam miliknya.

Kaki Felix melemas, pemilik senyum manis itu bisa saja ambruk kapanpun jika saja tubuhnya tak ditahan oleh Minho.

Tanpa belas kasihan, lelaki tampan tersebut memaju mundurkan pinggulnya, membuat penis besarnya yang telah menegang masuk dan keluar dari lubang yang lebih muda.

"Jangan menangis sayang, desahkan namaku." Minho berbisik di telinga Felix dan menjilat benda tanpa tulang tersebut dengan seduktif.

"Tidak akan sialan ahh...." sial, Felix membenci dirinya yang mendesah di bawah dominasi Minho.

Tangannya ia gunakan untuk memijat dan juga mengocok milik Felix yang perlahan mulai bangun.

Minho akan melakukannya dengan cepat sebelum petugas memperbaiki liftnya.

"Akhh...Minhoo..." kenapa? Kenapa Felix mendesahkan nama tersebut?

Minho tersenyum miring kemudian segera menarik dirinya menjauh dari Felix, membuat lelaki manis itu memasang wajah kecewa. Padahal baru saja Minho mengenai sweetspotnya.

Minho lalu berjalan ke sudut lift lain dan mengambil sebuah kotak yang tak disadari keberadaannya oleh Felix sebelumnya.

"Aku tak ingin membuat ini menjadi merepotkan sayang."

Itu sebuah kondom.

Minho kembali mendekati Felix yang masih berdiri di sudut lift, membalik tubuh mungil tersebut dan memakaikan kondom ke penis Felix yang telah menegang.

Minho juga memakai untuk dirinya sendiri, oh ayolah, Minho tak ingin kerepotan membersihkan sperma mereka nantinya.

Yang lebih tua kemudian mengangkat tubuh Felix, menggendongnya sekaligus memasukkan penisnya ke dalam lubang yang lebih muda.

Minho menaik turunkan tubuh Felix, membuat lelaki manis tersebut mengeluarkan ekspresi yang benar benar terasa merangsang nafsu Minho.

"Ahh...Minho akhh...sialan."

Minho hanya tersenyum miring melihat betapa indahnya raut tersiksa bercampur nikmat dari sang pujaan hati.

Benar, secinta itu Minho pada sosok Lee Felix –pemuda pemilik frekhles manis di pipinya-.

Dengan sebelah tangan yang menahan tubuh Felix supaya tidak terjatuh, Minho menggunakan satu tangannya lagi untuk meremas twinsball milik Felix, membuat sang pujaan hati menggigit bibir kuat sembari menenggelamkan wajah di perpotongan leher Minho.

Tak seberapa lama, Felix mendapat pelepasannya karena miliknya terus terusan dimainkan oleh yang lebih tua.

Sedangkan Minho masih memerlukan beberapa hentakan lagi hingga penisnya menyembur keluar dan memenuhi pengaman yang telah ia kenakan.

Nafas mereka terengah engah, Felix sangat lelah dan juga mengantuk, lelaki manis itu jatuh tertidur di pelukan Minho.

Ternyata rasanya tak buruk juga, Minho itu tampan dan juga kaya, hanya saja keposesifannya itu yang membuat Felix tak nyaman.

Jika saja Minho sedikit lebih lembut, mungkin Felix akan menerima lelaki tampan tersebut.

Dan sepertinya setelah kejadian ini, Felix mau tak mau akan menerima Minho. Ia telah merenggut kesucian yang Felix miliki.

Minho lalu segera mengenakan kembali celananya juga celana Felix, mengutak atik kemudian memencet tombol untuk keluar dari lift dan membawa Felix masuk ke dalam apartementnya guna membersihkan diri.

Meski Minho bajingan namun ia tetap bertanggung jawab.

Dan ah ya, lelaki tampan itu begitu cerdas sehingga bisa merencanakan semua ini, bahkan sebuah lift saja bukan merupakan tandingan dari otak pintarnya.

Malam ini, Felix milik seorang Lee Minho.

Malam ini, Felix milik seorang Lee Minho

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

END

Tertanda, 26/07/2020

Bee, tabungan chap abis (ಥ ͜ʖಥ)

Fluffy [Harem Felix]Where stories live. Discover now