Chapter 15 - Neighbor [1/2]

11.2K 512 54
                                    

Dom : Jisung!
Sub : Felix!

___________________________________________

Terinspirasi dari iklan susu Milo

___________________________________________

Tak...

Tak...

Felix memasang wajah serius menghadap ke atas, matanya mengawasi pergerakan kok bulu tangkis yang muncul dari balik dinding tinggi di hadapannya.

"Kau akan kalah Han!" Felix kemudian melakukan lompatan dan memukul bolanya dengan cukup keras. Smash yang mampu membuat Jisung terkejut lalu menjatuhkan bolanya di seberang sana.

"Bagaimana? Apa aku menang?" tanya Felix sembari tetap menghadap ke atas.

"Ya kau menang." mendapat sahutan dari balik tembok tersebut membuat Felix tertawa riang.

"Akhirnya aku bisa mengalahkanmu hahaha..." Felix berjalan mendekat ke arah tembok itu, bersandar pada beton tinggi yang memisahkannya dengan sosok sang tetangga.

Keluarga Lee berada dalam kawasan elite yang dibatasi oleh tembok tinggi yang bahkan tidak bisa digapai oleh tangga.

Felix merasa kesepian, ia bahkan tidak mempunyai teman di kawasan perumahan ini, semuanya terlalu sibuk dengan kehidupan masing masing.

Selain itu lelaki manis dengan freckhless di wajahnya itu juga merupakan anak tunggal dengan kedua orang tua yang sibuk berkerja sehingga tidak mempunyai sedikitpun waktu untuk dirinya.

Yang Felix lakukan selama ini untuk menghibur dirinya adalah bermain dengan anjing peliharan dan juga memainkan ponsel yang entah kenapa akan terasa semakin membosankan seiring berjalannya waktu.

Sampai suatu hari, kehidupannya perlahan berubah karena mengenal tetangga asing yang bahkan sampai saat ini tak ia ketahui seperti apa wajahnya.

Flashback On

Hari itu Felix yang merasa jenuh kemudian berjalan jalan di sekitar rumah yang luasnya sudah tidak masuk akal. Saat lelah lalu mengistirahatkan diri di taman belakang yang cukup jauh dari bangunan, tak sengaja matanya melihat sesuatu terjatuh di atas rumput.

Tak asing, benda tersebut adalah sebuah kok bulu tangkis.

Merasa penasaran, pemuda 17 tahun itu lalu berjalan mendekat, memungut benda tersebut diiringi dengan telinganya yang mendengar suara ribur ribut dari seberang tembok.

Mendengar suara anak lelaki yang tengah berdebat membuat rasa penasaran Felix semakin membuncah, lelaki manis itu kemudian berjalan ke arah tembok yang selama ini memisahkan rumahnya dari kehidupan luar. Memejamkan mata dengan telinga ditempelkan di sana, Felix bisa mendengar suara dari seberang meskipun hanya samar samar.

"Lihatlah gara gara ulahmu satu satunya bola yang kita punya menjadi menghilang."

"Hey kenapa menjadi salahku? Aku kan tak sengaja memukulnya terlalu keras."

Felix terkekeh pelan, sembari memutar otak, Felix segera berlari kecil guna mengambil raket yang berada di ruang olahraga.

"Ah ketemu." Felix bahkan lupa kapan terakhir kali ia bisa sebahagia ini saat berada di dalam sangkar emas bernama rumah.

Berlari sampai ke halaman belakang, Felix kembali dilanda kebimbangan, terlebih lagi saat tak mendengar suara apapun lagi dari seberang sana.

Felix sempat mengurungkan niatnya, ia berjalan menjauh karena berpikir jika usahanya bisa saja sia sia. Namun entah dorongan dari mana membuat pemuda manis itu kembali membalikkan tubuh, mengambil ancang ancang untuk melempar bolanya ke atas.

Fluffy [Harem Felix]Where stories live. Discover now