Chapter 16 - Neighbor [2/2]

9.3K 471 20
                                    

Dom : Jisung!
Sub : Felix!

___________________________________________

Felix duduk dalam resah sedari tadi, sibuk gigiti jari jari mungilnya pelan. Bahkan suasana dingin selepas hujan mengguyur kota tak mampu menggoyahkan niatnya barang sedikitpun.

Felix sudah mulai terlihat seperti orang sinting saat ini, duduk sendirian di halte bis sembari tersenyum senyum kecil, lalu pasang wajah khawatir di detik selanjutnya, tersipu malu kemudian kembali pasang raut khawatir. Begitu terus berulang selama beberapa menit belakanagan.

Gigitan Felix lepas, pindahkan tangan untuk bertumpu pada besi tempat duduknya, sibuk menundukkan kepala sembari ayunkan kaki perlahan. Tubuh dengan balutan sweeter baby blue itu terlihat sedikit tenggelam, membuat pemuda dengan freckhlessnya terlihat begitu manis.

Alasan dari kondisinya sekarang tak lain adalah karena satu orang, Han Jisung.

Sore kemarin seperti biasa mereka kembali berbincang dan membicarakan banyak hal sampai tenggorokan terasaa kering. Dan pada akhirnya, kalimat itu terucap. Jisung mengajaknya untuk bertemu hari ini.

Perlu waktu lebih untuk Felix mengambil keputusan, namun ujungnya, si manis memilih untuk mengiyakan ajakan tersebut.

Sungguh, Felix tak tau perasaan apa yang tengah ia rasakan sekarang. Senang tentu saja, namun di lain sisi lelaki dengan potongan mullet tersebut juga dilingkupi ketakutan. Bagaimana jika dirinya tak memenuhi ekspetasi Jisung? Bagaimana jiak tetangganya itu menyesal setelah bertemu nanti? Bagaimana jika Felix melakukan sebuah kesalah kemudian membuat hubungan pertemanan mereka terhenti?

Apakah nanti-

"Emm...Lee Felix?"

Begitu sebuah suara menyapa rungu, Felix dongkakkan kepala perlahan. Merasa cukup familiar dengan nada yang terlontar. Itu suara yang sering ia dengar lewat seberang tembok.

Begitu manik kelam dan netra sewarna coklat kayu saling bertubrukan, kedua pemuda itu sama sama terdiam sembari menyelami keindahan masing masing.

Felix terpaku di tempat, merasa tersedot ke dalam kelereng hitam tersebut.

Namun beruntung kesadarannya datang lebih cepat sehingga Felix tak perlu berakhir konyol.

Berdehem pelan, si manis lantas anggukkan kepala, "Um ya, apa kau Han Jisung?"

"Kau benar."

Astaga situasi macam apa ini? Kenapa rasanya begitu canggung?

Sungguh, ketika sudah bertemu secara langsung, rasanya begitu awkward. Mungkin berbincang terhalangi tembok jauh lebih mudah untuk dilakukan.

Bahkan untuk ukuran sosok berisik seperti Jisung saja bisa mati kutu ketika dihadapkan dengan kondisi kini. Tentu berbeda dengan Felix, anak itu memang cenderung pendiam, bahkan di sekolah saja ia tak terlalu banyak bicara, hanya membuka mulut ketika diperlukan saja, membuatnya hampir tak mempunyai teman.

Ujung sweeter baby blue itu Felix remat kuat, bilah delima miliknya ia gigit perlahan, melampiaskan rasa gugup yang melanda. Oh ayolah Felix, berpikir! Jangan sampai kau kehilangan Jisung hanya karena tak mempunyai topik pembicaraam.

D lain sisi, Jisung berdiri tak nyaman, sibuk menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"K-kau manis."

Dua kata itu mampu membuat Felix terserang rasa terkejut, bahkan wajah itu memerah tanpa diminta. Sungguh, ini kali pertama ia mendengar orang lain memuji.

Fluffy [Harem Felix]Where stories live. Discover now