13. 🍒

15.6K 1.9K 513
                                    

Dengan langkah lebar Jungkook melenggangkan kaki demi mengikis jarak menuju apartemen miliknya lengkap bersama Lisa yang masih pulas di dalam gendongannya. Dan sesekali gadis itu terdengar meracau pelan, mengigau di tengah mabuknya.

Sesampainya di depan pintu apartemennya, Jungkook menekan sandi dengan susah payah. Pria itu juga berusaha menahan keseimbangan tubuhnya agar Lisa tidak sampai terjatuh. Membawa tubuh Lisa dari basement hingga lantai 31 di mana unitnya berada ternyata membuat kedua lengannya cukup kebas juga.

Pintu terbuka, dengan hati-hati Jungkook membawa Lisa masuk ke dalam rumah, menutup pintu yang pasti terkunci otomatis itu menggunakan kakinya dan segera melangkah menuju kamar Lisa. Meletakkan tubuh Lisa dengan sangat perlahan.

Lisa sempat menggeliat pelan saat Jungkook berusaha menarik lengannya. Dahi Lisa terlihat mengernyit menandakan tidurnya terganggu. Dengan cepat Jungkook mengusap lembut pipi Lisa menggunakan sebelah tangannya yang sudah terbebas. Memberikan kesan nyaman dan tenang pada Lisa.

"Paman.. kenapa kau tega.."

Jungkook terkesiap mendengar racauan Lisa yang terdengar pelan dan terkesan seperti sebuah gumaman.

Jungkook menghela nafas pelan. Hatinya mencelos namun ia memilih diam. Jari-jarinya masih setia berada di pipi Lisa. Mengusap lembut pipi gembil bak pipi bayi itu. Sedangkan kedua matanya menelusuri wajah cantik Lisa. Jujur ia merasa kagum, ini adalah pertama kalinya ia menatap dalam wajah Lisa dalam jarak dekat.

Lisa mempunyai wajah bak boneka. Kepala mungil, pipi gembil, mata bulat dan lebar, dan jangan lupakan bibir penuh yang bergaris tegas itu. Dia benar-benar sebuah boneka hidup. Sangat cantik untuk seorang gadis yang masih berusia 20 tahun.

"Paman.." Lisa kembali meracau. Membuat Jungkook memindahkan tangannya dari pipi Lisa ke surai panjang gadis itu. Mengusapnya lembut.

"Sakit paman.. hiks!"

Dalam tidurnya Lisa menitikkan air mata. Dada Jungkook terasa sesak tiba-tiba. Ia merasa sangat jahat kali ini. Melihat Lisa menangis tepat di depan matanya sendiri, hati pria itu seperti di hantam sebuah batu dengan sangat keras. Hingga dengan cepat Jungkook mengusap air mata yang jatuh itu dengan ibu jari tangannya.

"Maafkan aku.." ucap Jungkook pelan tepat di depan wajah Lisa yang entah terdengar oleh gadis itu atau tidak.

"Aku.." suara Lisa terdengar sangat lirih. Membuat Jungkook sampai mengernyitkan dahinya karena ia tak begitu mendengar apa yang di ucapkan Lisa.

"Aku apa?" Tanya Jungkook pelan. Masih tepat di depan wajah Lisa.

"Aku.. menyukaimu.."

Mendengar ucapan Lisa, tanpa sadar senyum Jungkook mengembang sempurna. Pipinya memanas. Ah sepertinya pipi pria berusia 30 tahun itu kini tengah merona. Astaga, untung saja Lisa tak melihat. Mau di taruh mana mukanya jika ia tersipu karena gadis yang usianya 10 tahun lebih muda darinya?

Jungkook kembali menghela nafas pelan. Menyamankan posisi Lisa dan melepaskan sepatu gadis itu yang masih terpakai. Sekejap berikutnya Jungkook menyelimuti tubuh Lisa hingga sebatas dada dan kembali mengusap puncak kepala Lisa pelan sebelum akhirnya pria itu berdiri.

Jungkook berbalik dan bermaksud keluar. Namun langkahnya terhenti saat ia menyadari pakaian Lisa. Cuaca hari ini cukup panas dan gadis itu mengenakan kaos hitam dengan bahan sedikit tebal yang pasti tak dapat menyerap keringat. Dan lagi, Lisa memakai pants ketat berbahan jeans yamg pasti membuat tubuh Lisa tak nyaman nanti.

Jungkook kembali berbalik dan menatap wajah Lisa yang terlelap. Kembali melangkah mendekati Lisa dan memutar otak. Ia ragu untuk mengganti sendiri pakaian Lisa.

Chef, I Love You! || Lizkook [END - DI NOVELKAN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang