19. 🍒

16.4K 1.7K 444
                                    

Senja mulai merambat, menemani sang surya yang perlahan akan tenggelam.

Di dalam sebuah apartemen elit bernomor 271, dua presensi manusia tampak tengah bersantai di depan televisi mereka. Ralat, hanya satu orang yang terlihat santai. Sementara presensi lain tampak menekuk wajahnya hingga bibirnya mengerucut lucu.

Siapa lagi mereka kalau bukan pasangan beda usia? Jungkook dan Lisa.

Jungkook tampak menatap layar televisi dengan sebuah camilan di tangannya. Camilan home made yang tentunya hasil karyanya sendiri. Sedangkan Lisa berada tepat di sebelahnya dengan helaan nafas berkali kali.

Ya, pasca insiden pagi tadi saat Jungkook menyemburkan cairannya di dalam milik Lisa, gadis itu bahkan hampir menangis jika saja Jungkook tak segera membawa Lisa ke dalam pelukannya dan menenangkan gadisnya itu. Namun nyatanya, hingga hari akan berganti malam, mood Lisa masih tak berubah. Terlihat sedikit.. buruk.

Jungkook hanya diam. Ia tak ingin memancing emosi Lisa. Apapun itu. Hingga akhirnya sebuah helaan nafas panjang Lisa mau tak mau membuat Jungkook menolehkan kepalanya.

"Hentikan dengusan mu itu sayang." Ucap Jungkook. Pria yang sedari tadi diam itu akhirnya mulai bersuara.

Lisa kembali menghela nafas. Ia merasa gelisah tentu saja. "Paman, kenapa kau keluarkan di dalam?"

Pandangan Jungkook yang telah berpindah pada layar televisi kini kembali menatap Lisa. Lagi-lagi gadis itu melemparkan pertanyaan yang sama padanya. Mungkin ini yang ke 7x nya..

"Aku kelepasan. Sudah jangan di pikirkan." Jawab Jungkook santai.

Lisa memutar badannya, menghadap Jungkook. "Bagaimana jika aku hamil?"

"Aku akan tanggung jawab." Jawab pria berusia 30 tahun itu.

"Pamaaan, kau pikir menikah semudah itu? Lagipula apa kau bisa meyakinkan Daddy ku? Dia bukan orang yang mudah asal kau tau." Lisa merengek. Bibirnya sedikit mencebik ke bawah. Rasanya ia ingin menangis saja.

"Maka akan ku yakinkan Daddy mu. Dari awal aku bilang kan jika aku tak ingin main-main?" Ucap Jungkook seraya menggenggam kedua pundak Lisa.

"Aku takut.. aku belum siap menjadi seorang ibu. Aku akan menjadi ibu yang buruk. Hiks!" Setetes liquid bening jatuh tanpa permisi melewati pipi gembil Lisa, membuat Jungkook seketika membawa tubuh gadis itu untuk masuk ke dalam pelukannya. Medekapnya dengan erat di selingi usapan lembut pada punggung Lisa.

"Jangan menangis. Tak akan terjadi apapun. Percaya padaku. Kau tak akan hamil hanya karena aku mengeluarkannya di dalam tadi pagi. Jika kau memang hamil, tandanya aku benar-benar hebat bukan?" Jungkook berucap seraya terkekeh. Membuat Lisa mencubit pinggang Jungkook dan menimbulkan sebuah ringisan di wajah tampan kekasihnya itu.

"Jangan bercanda paman." Ucap Lisa. Ia merasa gelisah namun ucapan Jungkook kini nyatanya telah berhasil menarik kedua sudut bibirnya ke atas dan menjadi sebuah lengkungan yang indah kendati pipi gembilnya masih terlihat basah.

Jungkook tertawa. Pria itu melepaskan pelukannya pada Lisa dan menangkap rahang gadis nya itu. Mengusap air mata sang gadis menggunakan ibu jarinya dan menatap kedua bola mata Lisa lamat-lamat.
"Berhenti memikirkan hal-hal yang membuatmu gelisah sayang. Apapun yang terjadi aku tak akan pernah meninggalkan mu. Aku menyukaimu, mencintaimu dan akan selalu bersamamu. Tak peduli bagaimana orang tuamu memandangku, namun yang aku tau aku akan berjuang untukmu. Bagaimanapun caranya."

Mendengar ucapan Jungkook, kini air mata Lisa justru mengalir deras. Gadis itu lantas menghambur ke pelukan Jungkook dan menenggelamkan wajahnya di dada Jungkook. Terdengar isakan di sana, membuat Jungkook menyatukan kedua lengannya di tubuh Lisa dan mendekapnya dengan erat.

Chef, I Love You! || Lizkook [END - DI NOVELKAN] ✓Where stories live. Discover now