21. 🍒

14.5K 1.5K 206
                                    

Busan, 24 Maret.

Hari masih pagi. Sinar matahari belum bersinar dengan terik, namun di dalam sebuah rumah kediaman Jungkook, tampak presensi dua orang yang tengah sibuk berkemas. Mereka adalah Jungkook dan Lisa.

Hari ini mereka akan kembali ke Seoul setelah empat hari berada di Busan. Sebenernya ibu Jungkook, Ji Hyun meminta agar mereka tinggal lebih lama. Namun dengan tegas Jungkook menolak. Dia berkata jika masa cutinya telah habis dan ia harus kembali bekerja. Ji Hyun sama sekali tidak mengetahui jika anaknya kini bahkan sudah tidak bekerja. Jungkook berkata demikian karena ia merasa sebal, bayangkan saja selama empat hari ibu Jungkook telah mengambil alih Lisa dari sisinya. Mengikuti mereka menikmati indahnya kota Busan. Sungguh, Jungkook merasa terabaikan.

Kini, di dalam kamar besar bernuansa putih itu, Jungkook dan Lisa mengemasi barang-barang mereka dan tentunya di bantu oleh Ji Hyun. Barang bawaan mereka terasa lebih banyak berkali kali lipat. Bagaimana tidak? Ji Hyun memberikan segala macam oleh-oleh pada Jungkook dan Lisa untuk di bawa kembali ke kota Seoul.

"Sayang, apa kau tidak bisa tetap di sini saja bersama ibu? Biar Jungkook kembali ke Seoul sendiri." Ucap Ji Hyun seraya membantu Lisa mengemas barang-barang nya.

Lisa tersenyum. "Suatu saat aku akan mengunjungimu lagi ibu.."

Ji Hyun meletakkan salah satu kaos milik Lisa yang tengah ia lipat. Wanita itu berganti menggenggam lembut tangan Lisa. Menatap sendu mata bulat itu dengan lamat.

"Kau tau? Ibu menyukaimu. Kau gadis yang manis dan baik. Kau juga sosok ceria. Ibu seperti menemukan sosok anak perempuan yang ku idam-idam kan selama ini. Karena saat aku hidup bersama dua pria yang membosankan, aku merasa seperti orang yang selalu heboh sendiri." Ucap Ji Hyun panjang lebar. Kedua ekor matanya melirik ke arah Jungkook yang terlihat berkemas. Ji Hyun mendecih, sang anak tetap memasang wajah yang sama. Wajah tidak peduli. Oh ayolah, ia sedang membicarakan pria itu dan ayahnya. Apa Jungkook tuli?

Lisa kembali tersenyum. Gadis itu lantas mengulurkan tangan dan memeluk Ji Hyun. Pelukan hangat layaknya seorang anak pada ibunya.
"Aku juga menyukaimu Bu.. sangat."

Ji Hyun tersenyum. "Kalau kalian menikah, kalian tinggal di sini ya? Temani ibu sayang. Kau tau kan ibu tinggal sendirian?" Ucap Ji Hyun. Kedua matanya melebar, memasang puppy eyes andalannya.

Lisa terdiam. Ia hanya menyengir tanpa tau harus menjawab apa.

Terdengar helaan nafas panjang dari arah belakang. Lisa menoleh, begitu juga Ji Hyun. Arah pandang wanita itu mengikuti dari mana helaan nafas itu berasal.

"Jangan berlebihan ibu. Kau tak tinggal sendiri. Ada lebih dari lima asisten rumah tangga yang menemanimu di sini. Kalau kau kesepian, kenapa kau tak menerima ajakan menikah teman ayah itu?" Ucap Jungkook, ia berkata tanpa melihat sang ibu. Masih sibuk dengan barang-barangnya sendiri.

"Hei jaga bicaramu Jungkook. Ibu tak akan menikah lagi. Tak ada yang bisa mengganti posisi ayahmu sampai kapan pun." Ucap Ji Hyun dengan nada yang sedikit meninggi.

Jungkook terdiam tak menjawab. Namun diam-diam pria itu mengulum senyum tipisnya. Ini lah salah satu alasan mengapa ia sangat bangga pada ibunya. Meskipun sang ibu sangat cerewet, nyatanya ibunya adalah sosok yang setia. Bahkan hampir setelah tiga tahun kepergian ayahnya, Ji Hyun sama sekali tak berniat untuk menikah lagi. Padahal ibu Jungkook itu sangat cantik dan masih muda. Tak heran jika banyak pria-pria yang mendekatinya. Namun jawaban Ji Hyun tetap sama, ia hanya mencintai ayah Jungkook.

Ji Hyun menghela nafas pelan. "Lisa sayang, ibu harap kau tetap bersama Jungkookie. Ibu benar-benar menyukai mu. Akan sangat menyenangkan jika kau menjadi menantuku dan kita minum teh berdua sambil berbicara tentang aktor-aktor tampan dengan badan kekar mereka."

Chef, I Love You! || Lizkook [END - DI NOVELKAN] ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon