Chapter 1.9 Rash tactics

537 81 4
                                    

Sesampai di cafetaria,

" Dia berlari cepat sekali.." ucap Ace sambil mengejar Grim. " Kalau bisa tangkaplah Aku, hehe.. pecundang." Ucap Grim.

" Bersembunyi di lampu lilin itu tidak adil, ditambah kita belum belajar terbang.. kita butuh sesuatu untuk naik kesana dan menangkapnya." Jelas Deuce.

Deuce bergumam sendiri selama beberapa menit,
" Ah!. Aku tahu." Ucap Deuce tiba tiba. " Aku Sepertinya punya ide.. Woi.. Woi, Tunggu dulu. Kenapa kau mengarahkan pulpen sihirmu kepadaku" Ucap Ace bingung.

" Aku hanya perlu melemparmu!" Ucap Deuce percaya diri. " Eh?!" Ucapku bingung. 'Perasaanku tidak enak tentang ini' Sebelum Aku berkomentar Deuce sudah mulai melayangkan Ace.

" Kau bercanda?! Woi!... Jangan melayangkanku! Kau benar benar ingin melemparku?! Berhenti bercanda!" Ucap Ace tapi tidak didengarkan.

" Pastikan kau untuk menangkapnya. Bidik....  Tembak!" Ucap Deuce sambil melempar Ace.

" Aaahhh...!!!" Teriak Ace. Grim yang didepannya langsung tertabrak dan jatuh bersama dengan lampu lilinnya.

" Lam.. lampunya..!" ucapku terkejut. " Uhuk.. uhuk.. tidak bisa dipercaya..." Ucap Ace kesakitan. Grim yang tertindih Ace tidak sadarkan diri.

" Aku mengacaukannya! Aku tidak berpikir untuk pendaratannya." Ucap Deuce. " Apa kau bodoh!! Kita memang menangkap Grim tapi kalau kepala sekolah tahu apa yang terjadi pada lampu lilin ini..."

" Kalau Aku tau apa..?" Tanya kepala sekolah yang tiba tiba ada dibelakangku. " Ah.. kepala sekolah.." ucap Ace lemas.

" Kalian semua, APA YANG KALIAN LAKUKAN!!'' Teriak kepala sekolah. " Ahh.. ruanganya berputar..." Ucap Grim yang baru sadarkan diri. " Kalian tidak puas dengan patung lalu memutuskan untuk menghancurkan lampu lilin!? Tidak akan kumaafkan, kalian semua kukeluarkan dari sekolah!" Marah kepala sekolah.

"Eh....! " Ucap Ace dan Deuce terkejut. " Kumohon! Apapun selain dikeluarkan. Masih banyak yang ingin kulakukan disekolah ini" Ucap Deuce. " Salahkan kebodohanmu sendiri." Ucap kepala sekolah. " Aku akan membayar kerusakan yang ada." Jawab Deuce.

" Lampu lilin ini bukan lampu biasa, sihir yang ada di lampu ini bisa menyala selamanya. Ini adalah mahakarya yang dibuat oleh seorang legendaris master peralatan sihir. Lampu ini telah dipercayakan sejak sekolah ini didirikan. mempertimbangkan nilai historisnya kira kira 10 juta madol. Apa kau benar benar bisa membayarnya?" Jelas kepala sekolah.

" 10 juta.??" Ucap Deuce terkejut. " Tapi kepala sekolah, bukannya dengan sihir kepala sekolah bisa memperbaikinya?" Tanya Ace.

" Tidak semua sihir bisa memperbaikinya. Yang lebih penting  jantung dari lilin ini yang dinamakan batu sihir sudah pecah. Tidak ada dua batu ajaib yang sama. Lampu lilin ini sudah tidak bisa menyala lagi.." ucap kepala sekolah.

" Tidak mungkin..." Ucap Ace tidak percaya." Sial.., apa yang sudah kulakukan.. apa yang harus kukatakan pada ibu.." ucap Deuce menyesal. " Ano.. kepala sekolah, apa tidak Ada cara lain?" Tanyaku karena merasa bersalah.

" ... Benar juga, Ada satu cara. Ada satu cara memperbaiki lampu lilin ini." Jawab kepala sekolah. " Heh..!?" Ucap Ace dan Deuce terkejut. " Batu sihit ini berasal dari tambang kurcaci. jika kita punya batu sihir yang sama mungkin Kita bisa memperbaikinya." Jelas kepala sekolah.

" Aku akan pergi ke tambang kurcaci, tolong izinkan Aku mencarinya" pinta Deuce. " Tapi Aku tidak bisa menjamin masih ada batu sihir yang tersisa disana." Jelas kepala sekolah.

" Aku akan melakukan apapun untuk tidak dikeluarkan." Ucap Deuce. "Hm.. oke Aku beri waktu satu malam. Besok datanglah keruanganku dengan membawa batu sihir kalau kalian tidak kembali dengan membawa batu sihir kalian akan kukeluarkan." Ucap kepala sekolah.

" Baik, terimakasih banyak." Ucap Deuce. " Ah.. ayo Kita dapatkan batu sihir itu dan keluar dari masalah ini." Ucap Ace. " Sepertinya Aku juga harus membantu.." ucapku datar sambil menggeret Grim ikut mencari batu sihir.

" Pakai pintu yang Ada di aula cermin untuk menuju ke tambang kurcaci." Jelas kepala sekolah. " Baik." Jawab Deuce.

Grim yang kugendong terbangun, " ha? Apa yang sudah terjadi?" " Kau ini benar benar sudah mengacaukannya.." ucapku sambil berlari mengikuti Ace dan Deuce.

Sesampai di aula cermin,

" Haaah.. kenapa jadi begini, Hari ini benar benar Hari burukku." Ucap Ace. " Sekarang bukan waktunya untuk bergumam.. cermin cermin di dinding, tunjukan jalan ke arah tambang kurcaci." Ucap Deuce. Lalu tiba tiba cermin tersebut bersinar sangat terang sehingga Aku harus menutup mataku.

Twisted wonderlandHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin