Chapter 1.12 Selfish Three!

456 64 3
                                    

" Pergi! Pergi! Peerrrgiii!!!" teriak monster tanpa wajah lalu menghepaskan Deuce yang mencoba melawan. Aku langsung berlari menuju Deuce.
" kau baik-baik saja?" tanyaku cemas. " sepertinya kamu tidak bisa mengontrol emosimu ya tuan serius! Biar aku saja yang melawannya. " ucap Ace percaya diri lalu mengeluarkan sihir anginya ke monster itu, tapi tetap gagal dan malah membuat marah si monster. Ace yang terlempar karena amukan monster meringkuh kesakitan. Monster itu mulai mendekati kami
" Fffgnaa!! Jangan kesini!! " teriak Grim ketakutan lalu mengeluarkan sihir api biru ya ke monster, dan monster marah terus mendekat.
" ini sama sekali tidak mempan!" ucap Grim. ' bagaimana cara menghentikannya? Berpikir ren, berpikir....' pikirku. Lalu aku melihat sesuatu yang berkedip." apa kalian lihat tadi ada yang bersinar?" tanyaku.
" belakang makhluk itu! Di akhir gua, ada sesuatu yang bersinar... " ucap Ace." cahaya itu, bukankah itu cahaya batu sihir..!?" lanjut Deuce.
"PERGIIIII!!! TAK KUBERIKAN!!" Teriak sang monster.
" Hei Kalian! A-a-ayo kita keluar dulu dari sini! Kalau disini terus mati kita!" ucap Grim.
" kita semua harus keluar dari sini dulu!" ucap ku sambil memapah Deuce dan Ace keluar dari gua.
" PEERRGIII!!!! " teriak monster dari dalam gua.
Sesampai di hutan kesunyian,
" ini sudah cukup jauh kan? " tanya Grim." Oooww.. Makhluk apa itu sih? Tidak ada yang bilang apa pun tentang makhluk itu." ucap Ace.
" Sepertinya makhluk itu bukan hantu." jelas Deuce." Ayo menyerah saja dan pulang. Lebih baik aku dikeluarkan daripada bertarung dengan makhluk itu. " ucap Ace.
" Apa!? Jangan main main denganku! Aku lebih baik mati daripada dikeluarkan!" ucap Deuce marah sambil mengangkat kerah Ace." Batu sihir sudah ada didepan mata dan kamu ingin pulang! " lanjut Deuce.
" Ha. Kamu hanya bicara besar untuk seseorang yang sihirnya lebih lemah dibandingku. Pergi sendiri kalau kamu mau. Aku berhenti. " ucap Ace. " Oohh, benarkah? Kalau begitu kamu disini saja dasar pengecut! " ejek Deuce.
" Hah??? Pengecut? Siapa yang kamu bilang pengecut? " elak Ace." Ummm.. Deuce. Karaktermu berubah?" ucap Grim." huh! A-ahem! Maafkan aku! Tiba-tiba aku kehilangan kendali." ucap Deuce sambil sedikit menjauh.
" Huuh, daripada bertengkar bagaimana kalau kita bekerja sama memikirkan jalan keluarnya.." ucap ku melerai. " Apa yang harus kita lakukan... Apa tidak ada sihir yang bisa melawannya? " tanyaku.
" Seperti yang dikatakan kepala sekolah tadi, sihir tidak selalu berguna. Kalau kamu tidak bisa memikirkannya itu tidak akan berhasil. Sihir skala besar atau rumit butuh waktu yang lama untuk berlatih. " jelas Deuce." karena itu kita perlu sekolah sihir. Kita bisa latihan untuk menggunakan sihir yang keluar dari pikiran. Dengan kata lain kau akan kalah kalau kau tidak tenang" lanjut Ace.
" Hmmm.. Jadi itu sebabnya grim cuma bisa menggunakan sihir api." ucap ku. " sesuatu yang kamu bisa biasanya keluar lewat insting." jelas Ace.
Tetapi, aku akan tetap kembali kesana, aku akan mencari tau cara mengalahkan makhluk itu dan kembali membawa batu sihir." ucap Deuce. "maka dari itu, melihat dari kejadian lampu lilin, kamu ini benar benar bodoh. Tadi saja kamu tidak bisa mengelak serangannya tapi kamu bilang akan mencari tau? Akhirnya akan tetap sama." jelas Ace.
" apa katamu? Kamu pikir..." ucap Deuce. " Ah... Mereka mulai lagi.. " ucap Grim.
" apa kalian berdua tidak bisa berhenti!! " teriakku. Mereka bertiga terkejut." kenapa kamu tiba tiba teriak? " tanya Grim." tidak ada dari kalian yang bisa melakukan apa apa disana tadi, jadi cobalah untuk bekerja sama." ucap ku sambil sedikit kesal.
" Uhh.. T-tapi... Bagaimana caranya? " tanya Deuce.
" Ayo kita diinginkan kepala dan mencari strategi yang benar. " jawabku. " strategi? Maksudmu berbaikan dan bekerja sama? Ha! Dingin sekali. Kamu benar-benar tidak punya masalah mengatakan kalimat yang tidak keren itu dengan wajah serius, huh.." ucap Ace. " setuju, aku tidak akan mau bekerja sama dengan pengecut ini." lanjut Deuce.
" Tapi.. Aku pikir lebih tidak keren dikeluarkan pada hari pertama sekolah. " ucap Grim mendukungku. Mereka berdua diam tidak bisa mengelak lagi.
" Yep, itu sangat tidak keren. Aku punya ide, tapi.. " ucap ku belum selesai.
".... Haaaah, baiklah! Kita hanya melakukannya sampai tugas ini selesai kan. Jadi apa rencanamu? "
Beberapa menit kemudian didepan tambang batu sihir.
" Nee, apa rencana ini akan berhasil? Aku ta... Bukan aku khawatir. " ucap Grim.
" tenang saja, aku yakin akan baik baik saja. " ucap ku." haha.. Kamu itu terlalu tegang. Kita akan mengikuti rencana, ayo kita selesaikan ini.!" ucap Ace.

Twisted wonderlandWhere stories live. Discover now